Sejak saat itu Dimas selalu mengantarkan ku kekantor, Laura sekolah diantar Wulan, Dimas berangkat sebelum Laura bangun jadi Laura mengira pagi-pagi aku berangkat dengan papanya.
Sorenya, Dimas jemput aku pulang ke rumahnya setelah Laura tidur dimas mengantarku pulang.
Jadi Laura tidak pernah tau, aku tidak pernah tidur di rumahnya.
Hari ini, aku berniat bercerita tentang Dimas dan Laura pada keluarga ku.
Hari ini, Dimas tidak bisa menjemput ku karena ada urusan penting katanya. Sedang Laura kata Dimas pergi bersama Wulan.
Jadi aku merasa ini waktu yang tepat.
Saat jam pulang kantor, hujan turun sangat deras. Membuat ku dan Juwi tertahan di kantor. "Wi, makasih ya kamu bawa aku ke rumah Dimas dan membuat aku mengenal Laura,"ucapku.
"Itu semua udah ada yang ngatur May,
Tuhan mengirim mu buat Laura karena kamu Ibu yang baik buat Laura.""Sebenarnya, Ibu Laura temanku waktu kuliah dulu May, dia orangnya baik. Sama kayak kamu."jelas Juwi.
Juwi memegang tangan Maya dan menatap Maya.
"Aku yakin, Ibu Laura pasti bahagia, dan tenang sekarang. Karena Laura dan Dimas ada bersama orang yang tepat."
"Aku harap begitu Wi,"sahut Maya tersenyum.
Setelah hujan redah aku dan Juwi pun pulang, Juwi seperti biasa, dengan sepeda motornya. Dan aku dengan angkutan umum.
Saat di dalam angkot Bang Ferdy mengirim pesan, dan mengatakan ada yang menunggu ku di rumah.
Aku tidak bisa menebak, dan Bang Ferdy juga tidak memberi tahu siapa.
Aku kaget, saat melihat mobil Dimas terparkir di halaman rumah.
Tiba-tiba Laura keluar, bersama Willa. "Mama!"teriak Laura seperti biasa bila melihat ku.
"Tante!"teriak Willa di belakang Laura
aku memeluk keduanya, dan menggandeng mereka masuk kedalam rumah.Saat aku masuk kulihat Bapak dan Dimas juga Bang Ferdy sedang asyik mengobrol.
Aku duduk di sebelah Dimas, dengan wajah masih kaget dan bingung.
Laura dan Willa, keduanya duduk di pangkuanku.
"Ayo Willa dan Laura, kebelakang !" ajak Bang Ferdy dan membawa mereka dari pangkuanku.
"Ma...., Laura ikut Om dulu ya?"pamit Laura mencium pipi kanan ku.
Aku mengangguk dan melirik Bapak yang tersenyum.
"Nak Dimas, sudah ceritakan semuanya sama Bapak May."
Aku menatap Dimas sebentar.
"Sekarang kalian ngobrol dulu ya Bapak mau istirahat."
"Bapak udah makan?"tanya ku.
"Udah, tadi sebelum kamu datang sama Nak Dimas dan Laura juga."
Bapak pun beranjak meninggalkan kami.
Ku lihat Dimas dengan wajah kesal.
"Kamu bohongin aku?kamu bilang ada urusan penting?" ucap ku menatapnya.
"Ya ini, urusan penting aku,"sahut Dimas santai dan tersenyum.
"Kamu jangan marah ya, sayang,"ucapnya mengusap rambut ku lembut.
"Mana bisa aku marah sama kamu,"rayuku membuat Dimas tertawa senang.
Sekarang, aku resmi menjadi mamanya Laura yang sangat menyayanginya, juga istri dari Dimas, seorang dokter yang tampan.
Sejak menikah kami selalu mengantar Laura sekolah berdua.
Aku selalu bangga, mengatakan Laura itu putriku.Setelah Laura, tidur aku keluar kamar dan mendatangi suamiku yang sedang menonton televisi.
"Kita tidur!" ucap Dimas begitu melihat ku dan menatapku sebentar.
Tanpa aba-aba. Dimas menggendongku ke dalam kamar.
🎈🎈
#BECAUSELAURA
TAMAT
TERIMA KASIH, SUDAH MELUANGKAN WAKTU UNTUK MEMBACA CERITAKU.
SEMOGA KITA SEMUA BAHAGIA
DAN SEHAT SELALU.
#BECAUSELAURA
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE LAURA (Complete)
Genel KurguMaya yang menemukan cinta dan kebahagiaannya karena Juwi sahabatnya dan sepupu sekaligus teman satu kantor, membawanya kesuatu tempat Saat itu hidup Maya berubah, dan di saat itu lah Maya bertemu Laura.