•~°Chapter 03•~°

829 50 2
                                    

Happy reading you all 🤗

Happy reading you all 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anak itu berjalan menghampiri ibunya yang terbaring lemah diatas tempat tidur rumah sakit.

Ia tak mau melihat ibunya, dan terus menundukkan kepalanya.
Ia tau bahwa hari ini adalah ulang tahunnya. Ibunya terus menerus memanggil namanya.
Tapi anak itu tak memalingkan kepalanya sedikit pun.
Ibunya mengacak rambut anaknya dan mulai mengucapkan sebuah janji.
Anak itu masih menundukkan kepalanya tak menghiraukan kata kata ibunya.
Suara sang ibu tak terdengar lagi, tangan yang tadi mengacak rambutnya kini tak terasa lagi.
Anak itu mengangkat kepalanya dan melihat ibunya yang kaku dengan senyum menghiasi wajahnya.
Teriakkan mengema di lorong rumah sakit.
Anak itu melangkah mundur saat dokter dan staf rumah sakit datang menghampiri.
Ia masih terkejut dan memanggil ibunya.
Dokter lalu menghampiri anak itu dan meraihnya dalam pelukan.
Berusaha untuk berbagi kekuatan untuk tegar.
'Semuanya akan baik baik saja'

***

"Al kamu kenapa?" Tanya Melody

Aku terkejut dari lamunanku

"Semuanya akan baik baik saja" lanjut Melody

Aku menguatkan cengkramanku pada setir mobil. Melody mengucapkan kata yang sama dengan janji yang diucapkan ibuku dulu.

"Al kamu masih kepikiran sama nasib Dini?" Tanya Melody kembali

"Hm... iya" jawabku setengah berbisik

Aku melajukan mobilku cukup cepat, aku ingin cepat sampai menuju kampus.

"Al kok mobilnya cepet banget sih... memangnya kamu mau kemana buru buru" tanya Melody

Yahk...ketahuan gue mau buru buru

"Ehm... ngak kok, aku cuman takut ketinggalan mata pelajaran aja" jawabku berusaha meyakinkannya

Padahal aku ingin segera sampai dan bisa menghindar darinya.

.

.

.

.

Kami turun dari mobilku menuju kelas kami

"Al kamu besok jadikan ketemuan di cafe denganku" tanya Melody

"Cuma ngebahas persiapan lomba kan?" Tanyaku

Melody menatapku dengan sinis dan berjalan mendahuluiku, bahkab dia tidak menjawab pertanyaanku

Apa salahku padanya...

***

Aku menatap Valen yang kini duduk dibangkunya sambil membaca buku

My Psychopath GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang