Chapter 4

169 21 13
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, waktunya untuk Kihyun pergi ke alam mimpinya. Bermimpi indah dan melupakan semua kepenatannya.

Dengan piyama kuning miliknya, Kihyun merangkak menuju tempat tidur, meregangkan seluruh otot di tubuhnya yang mulai menegang. Kacamata bulat itu ia copot dan letakkan di atas meja di samping tempat tidurnya.

Tak!

Kihyun mengernyitkan alisnya, seperti ada yahg aneh. Tapi, ia tak tahu apa itu. Dan ia tak peduli, dengan cepat Kihyun menarik selimutnya dan memejamkan mata—siap untuk tidur.

Tak tak!

Mau tak mau Kihyun terjaga, benar-benar ada yang aneh. Suara itu berasal dari luar jendela kamarnya. Sedikit ngeri, jika ada yang mengintainya. Ia masih belum ingin mati, ia masih belum merasakan nikmatnya bersenggama atau bahkan ia masih belum menikah.

Tetapi, jika ia tetap berdiam diri—bisa saja rumahnya juga dibobol. Ketakutan-ketakutan kecil merajalela di pikiran Kihyun.

Dengan mantap, Kihyun melangkahkan kakinya menuju jendela. Tak bersenjata, Kihyun sedikit berkeringat dingin karena takut. Perlahan ia mengintip di sela-sela tirai yang menutupi, dan ia menghela nafasnya kasar.

"Shin Hoseok sialan." umpatnya sebelum ia membuka lebar jendelanya dan mendapati Hoseok dengan senyum lebar yang memperlihatkan deretan gigi rapihnya, lambaian tangan Hoseok berikan namun Kihyun hanya menatap pria itu malas.

Kling.

Ponsel Kihyun berbunyi tanda pesan masuk.

Hoseok
orangtuaku pergi ke luar negri.

Kihyun menatap Hoseok dengan tatapan tajam.

Kling.

Hoseok
Apa aku boleh menginap di rumahmu?

Kihyun menghela nafasnya kasar, ia membuka jendelanya lebar-lebar membiarkan Hoseok merangkak masuk ke dalam kamarnya. Ada sebuah tangga yang selalu sedia di samping luar kamar Kihyun—Hoseok yang membawanya, agar ia mudah untuk menggapai kamar Kihyun kapan saja tanpa diketahui orang-orang.

Hoseok biasanya menerobos masuk tanpa izin di dalam kamar Kihyun, tapi entah mengapa malam ini ia meminta izin Kihyun untuk menginap.

"Tak biasanya kau meminta izin." ucap Kihyun seraya menutup jendela kamarnya kembali, "jangan membuat suara hingga bibi Jun terbangun."

Hoseok menggangguk dan merebahkan dirinya di atas kasur empuk milik Kihyun, "Kihyun-ah, aku hanya ingin bersikao sopan. Bukankah itu hal yang baik?" Hoseok mengambil remot tv Kihyun dan mulai menyalaknnya.

"Baik, tapi kau aneh." Kihyu  merebut remot tv yang ada di tangan Hoseok lalu mematikan tv nya.

"Kenapa kau matikan?!" gerutu Hoseok.

"Selagi kau disini, aku ingin berbicara serius denganmu." Kihyun terduduk di sudut tempat tidurnya karena Hoseok menguasai wilayahnya.

Hoseok terbangun dan menatap Kihyun intens, "apa ini tentang hubungan perselingkuhan kita?"

Plak!

"Tutup mulutmu, atau kau tidak boleh menginap?" Hoseok mengangguk, "bagaimana perasaanmu jika ada seseorang menyukaimu?"

Hoseok termenung, "selagi kita berbicara serius, apa kita tidak memiliki sejumput makanan ringan saja? Perutku sudah meronta ingi  di isi."

Plak!

"Baiklah, aku akan tetap disini menanggapi sang tuan putri tanpa makanan."

Plak!

"Baiklah..." Hoseok mengusap pipinya, "tentu senang. Bagaimana bisa aku tidak senang jika ada seseorang menyukaiku?"

COMPANION [WONKIHYUK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang