Pray, Return and Reset (Chapter 14)

1K 116 38
                                    

"Apakah rasa penyesalan itu bisa dihilangkan? apa waktu bisa direset ulang? Agar kesalahan yang sama tak pernah terjadi dan tak akan terjadi? Tapi apakah aku Tuhan? mengingat diriku saja tak mampu melindunginya. Tak mampu menolongnya dan justru tanpa kusadari aku telah membuat luka dan rasa sakit yang kian menganga. Dan inilah yang terjadi, saat kutahu jika... kesalahan terbesar tak mudah untuk dimaafkan."

-Kim Seokjin-

"Ketika hati telah sakit, rasa percaya telah hancur maka saat itulah aku akan mengatakan jika sulit untuk disembuhkan, sulit untuk dilupakan, dan tak akan ada obat untuk menyembuhkannya. Tapi aku berterima kasih dengan rasa sakit yang diciptakan untukku, membuatku berpikir siapa aku. Siapakah jati diriku sesungguhnya, dan membuatku berpikir bahwa inilah jalan hidupku. Berpikir jika.... mungkin di masa depan aku akan menjadi sosok yang berbeda. Sangat berbeda dan mungkin di masa depan aku bukanlah seseorang yang hidup di masa sekarang, kita lihat saja apa yang akan terjadi esoknya..."

-Kim Taehyung-

"Aku sadar jika rasa sayangku yang begitu besar, kepedulianku yang begitu menggebu telah membawaku dalam lubang kejahatan. Dimana rasa egois dan rasa tidak mengalah merasuki diriku. Membuat jiwaku yang tersembunyi di balik ragaku bertindak tak semestinya. Begitu banyak kekecewaan yang dirasakan setiap orang karena tingkahku, maafkan aku yang telah membuat kalian kecewa, maafkan aku dengan sifat kekanakan dan keegoisanku. Dan maaf atas rasa sakit yang tak sengaja aku buat pada kalian, aku tak tahu aku manusia seperti apa. aku sadar jika setiap ucapanku dan perbuatanku mungkin salah di mata kalian, apalagi untuk kakakku, seseorang yang begitu sayang dan peduli padaku. Keluarga satu-satunya dalam hidupku, dan maaf aku belum bisa menjadi adik yang baik buatmu hyung..."

-Kim Jungkook-

"Aku gagal menjadi penengah, aku tak mampu menjaga amanah sahabatku. Bahkan aku merasa jika aku bukan teman yang baik untuknya. Bahkan menghalangi seseorang yang begitu berarti untuknya aku tak mampu, tak mampu menahan langkah kaki yang mencoba pergi itu, dan kusadari jika menahan orang keras kepala itu tak mudah. Tapi kenapa aku begitu mudah menyerah?"

-Min Yoongi-

.............................

(Author ***** POV)

"Kembalilah, dan terima kasih." Jungkook menatap datar sosok di depannya. sosok yang baru saja mengantar dirinya, berdiri di depannya. meski dengan tinggi badan yang berbeda, dan apa kalian tahu? bagaimana lelahnya wajah Jungkook dan Yoongi saat ini. mengingat waktu telah menunjukan pukul 05.00 pagi.

Semalam berpergian, hanya karena seseorang. Yang membuat mereka tak beristirahat seharian ini, apalagi kantung mata bagaikan mata panda itu menghiasi wajah bergigi kelinci itu. berbeda dengan namja yang memiliki senyum bagaikan gula, dan manis bagaikan madu.

"Sekali lagi terima kasih untuk kebaikanmu karena telah membantu." Jungkook dengan sopan membungkukan badannya, sadar jika namja di depannya adalah namja yang lebih tua darinya. Tak jauh berbeda dengan umur kakaknya, Kim Seokjin.

"Sama-sama, dan sebaiknya kau segera tidur atau kau akan terlambat besok."

Yoongi menepuk pundak kanan namja di depannya, mengulas senyum tipisnya. Terlihat dengan jelas bagaimana ekspresi wajah yang tersirat akan sesuatu hal, terlihat dengan jelas bagaimana Yoongi memberikan ketenangan bagi namja di depannya dengan usapan pada pundak seorang Kim Jungkook.

Terlintas dalam benaknya rasa iba terhadap namja di depannya.

"Ehem, kau benar hyung. aku tidak mau tertinggal pesawat besok." Jungkook menganggukan kepalanya, mencoba mengulas senyumnya meski terpaksa. Memperlihatkan bahwa dirinya baik-baik saja. Sembari mengecek layar ponselnya beberapa detik yang lalu, saat ada pesan masuk jika tiket pesawat yang telah ia pesan telah tiba dan hanya tinggal menunggu waktu dimana Jungkook siap untuk berangkat.

If You're a Little Late (sad story Kim Taehyung) [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang