Dua orang anak kecil perempuan dan laki laki berusia usia 6 tahun sedang bermain dengan gembiranya di sebuah padang rumput. Di bawah sebuah pohon rambutan nan teduh. Mereka seperti sedang bermain masak-masakan.
" Asyaa, makanannya udah mateng belom, lama amat, "
" Ishh Bon-bon mah berisik aja, ini udah jadi. Dimakan, "Sang anak laki2 itu memakan makanannya dengan lahap.
" Sya, lucu kali ya kalo besok udah besar kita benaran kaya gini. Kamu masakin aku gini, ngerawat aku kayak ayah dan ibuku dulu, "
" Haish, kamu ini. Itu urusan orang dewasa. Kamu ini kebanyakan nonton sintron sama tantemu ya, "
" Sintron? Sinetron maksudnya, "
" Aaa nggak tau juga, iya kali, "
" Tapi aku janji deh Sya, aku bakal selalu ada buat kamu, sampe kita tua2 nanti, hehe , "
" Haish, terserah kamu, yang penting aku mau rambutan itu, " katanya seraya menunjuk ke rambutan yang dia pengen." Yaudah aku ambilin, kamu di bawah aja, "
" Aaa nggak, pokoknya mau naik. Aku mau makan di atas langsung dari pohonnya, "
" Ishh, nggak usah ngeyel, kamu di bawah aja, "
" Nggak mau, pokoknya naik! Bantuin, "
" Nggak ih, ngeyel. Nanti kalo jatuh aku yang dimarahin sama om Hadi, " tolaknya.Sang perempuan mulai cemberut. Air matanya udah turun. Dia sedih karena nggak dibolehin naik.
" Eh eh, kok nangis? Iya iya deh. Kamu boleh naik, aku bantuin. Hati hati tapi. Udah dong, dikiranya aku ngapain kamu nanti, "
Si perempuan pun tersenyum. Akhirnya dia boleh naik juga.
" Sini aku bantuin, " kata Si laki2
" Nggak usah, aku bisa sendiri, " tolaknya.Satu..
Duaa..
Tigaa..Shett.. Brukk
" Aww, " seru mereka bersamaan.
Sang laki2 tertindih si perempuan. Si perempuan kecil langsung sadar posisinya, dia bangun dan langsung memastikan si laki2 kecil." Bon- bon, kamu nggak apa? Maaf aku nggak sengaja, " ucapnya gemetaran antara takut dan ingin nangis.
" Udah nggak papa, aku nggak papa Sya, lagian badan aku gede. Jadi kan rada empuk hehe, " ucapnya sambil meringis.
" Maafin aku, aku janji bakal rawat kamu deh sampai sembuh, ayok bangun. Pulang. Abis itu aku obatin deh, "Mereka berjalan beriringan, mereka berjalan sambil sesekali bercanda. Mereka sekarang di seberang jalan. Mereka melihat Ibu Asya datang, wajahnya campur aduk, sedih, shock, dan entah lah.
" Asya, Anjar, pulang ayok, cepet " seru ibu Asya.
Mendengar nama mereka di panggil, tanpa pikir panjang mereka berlari menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri, Si perempuan yang berbadan kecil tentu berlari lebih cepat dari yang laki2, karena yang laki2 tambun sehingga menyulitkannya berlari, di tambah jatuh tadi masih sakit. Tiba tiba, dari arah utara, sebuah mobil berlalu kencang.Chitt,
Shett,,
Bruak,," Aaaaaa," teriak si perempuan kecil itu.
" Asya, !!! "________
" Aaaaa, "
Hosh hosh hosh,
" Astagfirullahaladzim, ya allah. Kenapa aku mimpi kayak tadi, "Huftt, mimpi itu mengingatkanku akan seseorang yang hampir saja terlupakan dari pikiranku,
" Bon-bon, " lirihku.
Kenapa aku ngerasa sekarang dia hadir di hidupku. Lagi.
Setelah sekian lama aku nggak denger nama panggilan itu. Nama itu teringat lagi lewat mimpiku." Bon-bon, sebenernya namamu itu siapa? Aku cuma taunya Bon-bon dari Kak Anif, "
" Ah, Kak Anif, aku kangen. Aku kangen kalian. Aku kangen Kak Fasya, " air mataku turun berlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AnjarAsya
Cerita PendekTentang arti sebuah kejujuran. Sebuah perjuangan untuk mempertahankan cinta pertamanya dan memenuhi sebuah janji mulia. Anastasya Rizky Nuhika, atau lebih di kenal sebagai Asya, cewek yang terkesan dingin lebih cenderung ke cuek, namun semua berubah...