3 bulan kemudian..Waktu begitu cepat berlalu. Sekarang adalah musim liburan semester kenaikan kelas. Waktu itu Asya manfaatkan sebaik-baiknya.
Riuh penonton bersahutan. Mereka sebagian besar adalah teman2 maupun guru-gurunya.
Di sinilah Asya berada. Di stadion Pakansari Bogor untuk menyaksikan pertandingan sepak bola antar SMA,MA,SMK seBandung. Dia dan teman2nya tak henti2nya mendukung tim perwakilan sekolah mereka. Dari babak penyisihan hingga ke final ini mereka setia untuk selalu mendukung tim sekolah mereka.Final kali ini mempertemukan antara sekolah Asya yang menjadi juara di grup A melawan SMA Nusa Bangsa yang menjadi wakil dari grup B. Mereka bertanding untuk mendapatkan piala bergengsi dari wali kota Bandung.
Pertandingan berjalan seru. Mereka saling menyerang dan bermain bagus. Dan mereka bermain dengan fair play.
Babak pertama selesai dengan hasil sama, 0:0 . Setelah istirahat pertandingan babak ke dua pundi mulai. Pertandingan babak kedua ini terasa semakin seru. Kedua tin saling serang. Asya begitu antusias melihatnya, bukan! Bukan melihat secara keseluruhan. Entah kenapa fokusnya hanya pada Anjar. Berulang kali Asya memanjatkan doa agar Anjar baik2 saja, jangan sampai kenapa2. Karena beberapa kali Anjar dilanggar cukup keras oleh lawannya. Asya tak henti2nya memanggil namanya. Teman2 yang mendengarnya pun sudah tak heran lagi. Mereka sudah tau semua. Jadi sekarang mereka tak kaget lagi.
Begitu pula Anjar, walaupun jaraknya cukup jauh. Anjar seperti paham jika ia sedang di semangati secara pribadi oleh Asya. Anjar seperti tahu Asya berulang kali meneriakkan suaranya. Bahkan saat ia jatuh karena di langgar.Terbukti ia selalu menengok ke arah tribun Barat, dimana Asya berada. Dan dia tersenyum. Seakan mengatakan " Aku baik-baik saja, tenang saja, " , selalu seperti itu. Atau Anjar hanya tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.
Menjelang menit ke 87, tim Anjar melakukan penyerangan kembali secara secara cepat. Setelah tim SMA Nusa tadi gagal melakukan penyerangan. Anjar yang berposisi sebagai penyerang memanfaatkan waktu itu sebaik2nya, memanfaatkan serangan balik,Anjar memanfaatkan bola shooting dari arah belakang. Anjar menggiring bola dengan cepat, dia mengoperkan bola itu ke arah kawanya yang ada lebih di depan dan shooting keras di layangkan teman se-tim Anjar itu dengan keras, namun sayang masih bisa di hadang pemain belakang tim lawan. Anjar mengambil bola muntahan itu dan sedikit menggoceknya, lalu ia melakukan shooting cukup kuat dengan kaki kirinya dari liar kotak pinalti. Dan Goooolllllll..
Dengan kecepatan dan arah yang tepat, bola itu masuk di sisi kanan gawang yang sulit di jangkau kiper lawan.
Anjar melakukan selebrasi sujud syukur dan memberikan bentuk hati ke arah tribun Barat, yang mana artinya gol itu buat Asya dan semua teman2nya.
Gemuruh suporter sekolahku menggema. Beberapa meneriakkan nama Asya, tentu itu adalah perbuatan Indah cs, sahabatnya itu. Asya sudah tidak kaget lagi.
Akhirnya, pertandingan pun selesai dengan skor 1:0 untuk sekolah Asya, mereka setelah itu bersalam2an dan tibalah penyerahan tropi dan piala tersebut.
Kami semua turun tribun. Ikut merayakan kemenangan sekolah kami.
Anjar berlari menghampiriku lebih dulu sebelum aku sampai ke lapangan.
" Makasih Sya, makasih buat semuanya. Buat doa nya dan semangatnya. Buat kehadirannya selalu di tribun ini, " ucap Anjar tulus. Lalu ia melepaskan medalinya. Ia mengalungkan medalinya kepada Asya sambil tersenyum. Asya pun tersenyum. Anjar begitu ingat, dulu kecil ia pernah bilang ingin menjadi pemain sepak bola dan ingin mendapatkan medali seperti yang ia lihat di televisi. Tentu saat itu tidak akan mungkin, karena di Indonesia sendiri masih awam akan adanya sepak bola untuk putri. Tidak seperti sekarang. Namun bila sekarang ia mau ikutpun mendaftar calon TIMNAS nggak akan bisa, selain karena statusnya yang anak Madrasah, dia juga udah lama nggak main sepak bola. Mungkin dia sudah kehilangan keahliannya menggiring bola seperti masih kecil. Asya tidak menyalahkan keadaannya sebagai anak Madrasah yang harus menjaga auratnya. Namun jugs karena ini kesadaran dirinya sendiri. Ia sudah nggak bisa lagi buat di ajak lariw kejar bola begituan hehe. Karena buktinya, walaupun ia nggak main sepak bola ia tetep dapet medalinya, walaupun itu cuma di kasih sama Anjar sih hehe..

KAMU SEDANG MEMBACA
AnjarAsya
Cerita PendekTentang arti sebuah kejujuran. Sebuah perjuangan untuk mempertahankan cinta pertamanya dan memenuhi sebuah janji mulia. Anastasya Rizky Nuhika, atau lebih di kenal sebagai Asya, cewek yang terkesan dingin lebih cenderung ke cuek, namun semua berubah...