Bab 10 :

20 1 0
                                    


" Nak, bangunn. Udah siang, kamu sekolah kan?, " kata Bu Ika membangunkan Asya.
" Emhh, iya Buk. Emang ini jam berapa, " kata Asya akhirnya bangun.
" Udah hampir setengah 6, kamu dari tadi Ibuk bangunin susah banget buat sholat subuh, " kata Bu Ika.

Asya hanya meringis. Lalu ia bangkit untuk ke kamar mandi, wudhu, sholat,lalu mandi. Jam 6 tepat Asya sudah siap. Dia turun untuk sarapan bersama.

Ting tong ting tong..
Bunyi bel rumah. Ibu Ika beranjak membukakan pintu untuk tamunya.

" Assalamu'alaikum Tante, "
" Wa' alaikum salam, Nak Anjar? Sendiri?, " kata Ibu Ika. Yap, pagi itu Anjar akan menjemput Asya. Dia ingin minta maaf atas sikapnya kemarin.
" Iya sendiri tan, " jawab Anjar.
" Kamu lagi liburan atau.. Oh jangan2 kamu sekarang pindah ikut kakak kamu ya?, " kata Ibu Ika
" Hehe, iya tan, emm Asya nya udah siap belom tan?, "
" Loh sejak kapan? Kenapa nggak main2 kesini?,"
" Emm, sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu tan, " jawab Anjar.
" Oalaa, kamu ini. Bikin kaget Ibuk aja, seharusnya kemaren2 langsung main kesini. Pangling aku sama kamu Njar, Ibuk ngeh ini kamu soalnya senyum kamu itu khas banget, nggak ada rubahnya ternyata. Bentar ya, Ibuk panggilin Asya nya, " kata Bu Ika

"Eh, berarti Asya udah beberapa bulan ini ketemu sama kamu  cerita2 ke Ibuk dong? Ah dasar itu anak," lirih Ibu Ika. Walaupun begitu Anjar masih sedikit mendengarnya.

" Deketnya belom sampe seminggu Buk, 1,2bulan yang lalu aku cuma bisa ngawasin dia dari jauh, Asya nggak inget aku, ah iya. Senyumku memang khas, tapi aku nggak pernah tersenyum di sekolah Buk, pantas Asya nggak ngenalin aku, dan lagipun aku memang belom berani berterus terang sama Asya, aku takut Asya marah sama aku Buk, setelah lama aku ninggalin dia, lalu aku hadir lagi di hidupnya secara tiba2. Maafin Anjar Buk, " batin Anjar.

Akhirnya Asya keluar bersama Ibu Ika. Asya hanya tertunduk.
" Tan, aku sama Asya berangkat dulu, Assalamu'alaikum, " pamit Anjar sambil menjabat tangan Ibu Ika,
" Iya hati2 ya nak, jangan ngebut2," kata Bu Ika.
" Asya berangkat dulu sama Anjar ya Buk, Assalamu'alaikum, " pamit Asya pada Ibu Ika.

Asya mengekor Anjar. Asya memakai helm yang telah diberikan Anjar. Lalu membonceng motornya lalu berangkat menuju sekolah.

___________

Di perjalanan, Asya tetap saja diam. Tidak ada pembicaraan seperti biasanya. Asya baru bicara setelah Anjar membelokan motornya ke arah sekolah nya, namun ke arah lain.

" Loh, kok belok sini. Kan harusnya ke kanan. Kamu mau bawa aku kemana sih, " kata Asya.
" Bentar aja, nanti kamu juga tau, " jawab Anjar
" Tapi sekolahnya.. ," balas Asya
" Skip sehari nggak akan buat nilai kamu turun kok. Lagian nanti kebanyakkan jamkos, " jawab Anjar santai .
" Tau dari mana kamu?, " jawab Asya.
" Dari mana aja boleh, hehe. Udah pokoknya kamu tenang aja, nggak akan nanti ortumu bakal di panggil ke sekolah, " jawab Anjar.

Asya hanya diam, mau gimana lagi. Akhirnya keheninganpun terjadi kembali sampai mereka sampai di tujuan mereka.

_________________

Anjar memberhentikan motornya di parkiran sebuah Stadion, yang Asya tau ini adalah stadion Pakansari Bogor. Asya masih bingung. Ngapain Anjar ngajak aku kesini? Lumayan jauh juga lagi ini dari sekolahan. Aduhh ini nanti kalo Ibuk sama Ayah tau bisa nggak jajan sebulan gue-_-', pikir Asya.

Anjar mengajak Asya memasuki Stadion. Anjar mengajak Asya ke arah tribun Barat. Mereka duduk di barisan terdepan, terlihat dekat sekali dengan lapangan.

" 3 bulan lagi Sya, " kata Anjar memulai pembicaraan.
Asya tidak bersuara, namun ia menaikkan alisnya. Tanda ia bingung. Maksudnya apaan?, 
" Aku pengen, besok kamu duduk di sini. Support pertandingan aku, nggak boleh ada yang terlewat. Kamu harus selalu ada dari pertandingan awalku. Dari babak penyisihan grup, sampai final, " kata Anjar lagi sambil menatap Asya.

AnjarAsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang