'Woojin-ah hentikan kau kenapa?' ucap Jisung berusaha memisahkan
'apa maksud berita itu Daehwi-ya! jelaskan padaku' teriak Woojin yang masih berusaha membuat adiknya itu bicara
'berita apa Woojin? jelaskan pada kami' ucap Daniel
di ruangan itu ada televisi dan tiba-tiba berita itu membahas Wanna One
dikabarkan, Daehwi Wanna One akan bergabung dengan sebuah band baru. Apa ini berarti Wanna One akan segera bubar?
ingin rasanya mereka tidak mempercayai hal itu, tapi mau tidak mau harus diakui. Tidak mungkin ada berita seperti itu kalau tidak ada buktinya
Woojin memegang bahu Daehwi, sementara Daehwi masih terus menundukan kepalanya kebawah
'katakan Daehwi-ya itu tidak benarkan' ucap Woojin
'maaf Hyung' ucap Daehwi
ucapan singkat Daehwi itu, cukup membuatnya mengerti. Berita itu benar, dan Daehwi sudah memutuskannya
'tidak ku sangka, aku di kecewakan oleh Jihoon orang yang sudah kuanggap saudara ku sendiri. Dan sekarang aku dikecewakan olehmu, orang yang kuanggap sebagai adikku' ucap Woojin lalu pergi begitu saja
mereka semua pergi, meninggalkan Daehwi dan Jihoon satu persatu sampai tinggal Baejin disana
'Baejin hyung' panggil Daehwi
'dengar Daehwi-ya, aku sudah pernah mengatakan ini padamu. Jangan menganggapku hyung mu lagi, karena mulai sekarang aku sudah tidak ingin mengenalmu' ucap Baejin
🌺🌺🌺
baru saja mereka sampai di dorm. Seseorang mengantarkan surat untuk Daniel
Daniel membuka surat itu, lalu tersenyum kecut
'apa itu Daniel?' ucap Jaehwan
'bukan apa-apa, hanya surat putus hubungan kerjaku dengan agensi MMO' ucap Daniel dengan tersenyum kecut
mereka semua sontak terdiam, terlebih Jisung ia sangat merasa bersalah pada Daniel
'aku lelah, aku ingin tidur duluan ya' ucap Daniel
Jisung rencananya ingin menghibur Daniel, tapi ia membatalkan niatnya ia tak sengaja mendengar obrolan Jihoon dan Daehwi, dan ia tertarik untuk mendengarnya
'apa berita itu benar, Daehwi-ya' ucap Jihoon
'tanpa ku beri tau kau sudah taukan hyung, berita itu benar atau tidak' ucap Daehwi
'mengapa kau melakukan ini Daehwi-ya?'
'mereka bilang, ketika aku setuju memberikan lagu pertama ku pada mereka. Mereka akan langsung membayarku'
'kau melakukan itu demi uang?'
'iya hyung. Kau tau aku sangat mencintai laguku, tidak pernah kubiarkan seorang pun membeli hasil karyaku. Tapi aku perlu uang itu , uang itu penting untuk Woojin hyung berobat. Dia sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri aku tidak bisa membiarkan nyawanya terancam. Dia perlu uang itu untuk operasi tumor otaknya'
'tapi kau tidak perlu melakukan itu Daehwi-ya, hyung tau kau sangat tidak rela menjual lagumu. Hyung akan membantu biaya pengobatan Woojin'
'ini bukan hanya masalah pengobatannya, hyung'
'maksudmu?'
'perusahaan ibuku terancam, ia terlilit hutang. Jika tidak segara di lunasi maka dia akan di penjara. Aku harus membantunya hyung, aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya. Hanya dia yang aku punya di dunia ini hyung'
Daehwi menatap Jihoon dengan mata yang berkaca-kaca
'katakan hyung, apa aku salah? apa keputusan ku salah? aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada Woojin hyung dan juga ibuku' ucap Daehwi
Jihoon menepuk-nepuk pundak Daehwi
'tidak Hwi-ya, kau tidak salah apapun disini' ucap Jihoon
Jisung diam di dekat jendela balkon itu, ia mendengar semuanya tentang Woojin yang harus di operasi, tentang ibu Daehwi, tentang mengapa Daehwi dan Jihoon mengambil keputusan ini
Jisung mendengar semuanya tetapi dia tidak bisa melakukan apapun. Dia memutuskan untuk melihat Daniel
ia pergi kekamarnya tempat dia, Ong dan Daniel tidur. Ia melihat Daniel sedang diam sambil memegang suratnya itu, sepertinya ia sedang melamun
'Daniel-ah' panggil Jisung
Daniel menengokan kepalanya pada Jisung, lalu menaruh surat itu di meja
'oh Jisung hyung' ucap Daniel sambil menunjukan senyumnya. Sejujurnya Jisung menyukai senyuman Daniel tapi tidak kali ini ia tau senyuman itu hanyalah tipuan belaka untuk menutupi kesedihannya
Jisung merangkul Daniel, ia duduk di samping Daniel
'Daniel-ah' panggil Jisung
'ya hyung' ucap Daniel
'Daniel-ah' panggil Jisung sekali lagi
'ada apa hyung? katakan saja'
Jisung melihat mata Daniel, ia tau anak itu sudah terlalu sering menangis. Dia seperti bukan Daniel, karena Daniel itu ceria tidak seperti sekarang
'Daniel-ah apa sebaiknya kita bubarkan Wanna One saja? hyung akan membantumu untuk berbicara dengan pihak agensi untuk mengembalikan dirimu' ucap Jisung
Daniel melepas rangkulan Jisung, ia melotot tak percaya
'hyung aku mempertahankan Wanna One sampai seperti ini. Aku bahkan sampai dikeluarkan dari agensi dan sekarang kau ingin perjuangan ku berakhir sia-sia?' ucap Daniel tidak percaya
tbc
vote and comment yaa temen-temen
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Scene Of Wanna One
Fanficdi balik layar inilah kehidupan asli mereka sebagai wanna one terbongkar, mulai dari kelucuan sampai kebenaran tentang lika-liku kehidupan mereka sampai tentang awal kehidupan mereka menjadi wanna one untuk selamanya atau akhir mereka menjadi wanna...