6. Perundingan

1.8K 160 5
                                    

tak lama Jihoon datang lagi, setelah lebih dari 5 menit menghilang untuk menerima telepon

'aku pulang ke Seoul sekarang' pamit Jihoon

Jihoon mengambil tasnya dan bersiap pergi, sebelum Daniel menahan tangannya

'apa terjadi sesuatu? mengapa kau pergi sekarang? mengapa tidak besok pagi saja' tanya Daniel

'tidak terjadi apapun' ucap Jihoon

'apa agensi maroo menelepon mu?' tanya Daniel to the point

Maroo adalah agensi Jihoon tempat ia bernaung, dan benar kata Daniel pihak agensi menelepon Jihoon menyuruh ia untuk segera pergi ke agensinya untuk membicarakan soal Wanna One dan kelanjutan karier nya

'Jihoon-ah jawab aku' ucap Daniel karena tidak mendapat balasan atas pertanyaannya

'maaf hyung, aku harus pergi' ucap Jihoon dan berlalu pergi

Jihoon pergi ke Seoul dengan menggunakan kereta, sebenarnya ia bisa saja meminta pihak agensi menjemputnya tetapi ia tidak mau, karena ia ingin mencoba berpikir jernih

masih teringat dengan jelas pembicaraannya dengan pihak agensi di telepon tadi

'hallo pak ada apa?'

'jihoon, kau ada dimana sekarang? mengapa tidak ada di dorm?'

'selama seminggu ini Wanna One memutuskan untuk mengosongkan jadwal pak, kami berlibur ke Busan'

'ooh begitu, oh iya bagaimana dengan kondisi mu. Ku dengar kau sempat pingsan'

'saya sudah membaik. Pak, sebenarnya ada apa? saya tau bapak punya maksud lain menghubungi saya'

'kau memang pintar Jihoon. Kembalilah ke Seoul sekarang, ada yang ingin aku bicarakan'

'apa ini soal Wanna One?'

'ya'

'apa berita itu benar?'

'ya berita itu benar'

'mengapa kalian main memutuskan hal itu tanpa berunding pada kami?'

'dengar Jihoon, semua agensi sudah membuat keputusan dan mau tidak mau kalian harus setuju'

'kalian tidak bisa seenaknya'

'dengar, kembalilah ke Seoul sekarang. Akan ku jelaskan semuanya'

'aku akan kembali sekarang'

sungguh Jihoon hanya berharap semoga tidak ada hal buruk yang terjadi pada dia ataupun Wanna One

🌺🌺🌺

'hyung, apa yang akan terjadi nanti? saat kita kembali ke Seoul' tanya Daehwi

'hyung tidak tau Daehwi-ya tapi percayalah semua akan baik-baik saja oke' jawab Baejin

'dimana Woojin hyung?' tanya Guanlin yang menyadari Woojin tidak ada

'entahlah tapi perasaan tadi masih ada di samping ku' ungkap Minhyun

'aku akan mencarinya' ucap Daehwi lalu berlalu begitu saja

setelah berbicara panjang akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Seoul besok

sekarang tinggal Ong dan Minhyun saja yang belum tertidur, terlihat dengan jelas raut gelisah di wajah Ong

'apa yang kau pikirkan?' ungkap Minhyun

'apa yang aku pikirkan pasti sama dengan yang kau pikirkan Minhyun' ucap Ong

'kalau begitu ini pasti tentang Wanna One dan Wannable kan' tebak Minhyun

Ong hanya menggangguk sebagai jawaban iya

'Ong, jika aku bertanya apa kau mau Wanna One bubar. Maka apa jawabanmu?'
tanya Minhyun

pertanyaan Minhyun yang ia lontarkan sungguh membuat lidah Ong terasa kelu. Jauh dari lubuk hatinya ia tidak ingin Wanna One bubar tapi ada sesuatu hal yang membuatnya takut untuk tetap bersama Wanna One

'jika pertanyaan itu ku balikan padamu, apa jawabanmu Hyun? aku tau kau memikirkan Nuest juga' ucap Ong

Nuest adalah boy band dimana anggotanya sebelumnya ada Minhyun. Tapi, karena produce ia terpaksa meninggalkan Nuest selama 1.5 tahun

'seharusnya aku tak pernah mengikuti program acara itu' sesal Minhyun

'ada apa Hyun? kau ragu antara memilih Wanna One atau Nuest. Pikirkan semuanya sebelum kau menyesal' Ong tersenyum pada Minhyun lalu pergi

🌺🌺🌺

'jadi, apa keputusan kalian?' tanya Jisung

ya, tadi Wanna One melakukan rapat dadakan. Setelah mereka kembali tadi pagi dan meminta Jihoon untuk segera menemui mereka. Mereka ingin menyatukan pendapat sebelum rapat dengan semua agensi mereka

sekarang mereka ada di ruang tamu dorm mereka. Sengaja hari ini mereka semua mengosongkan jadwal mereka untuk berbicara

Daniel sedari tadi tak berhenti-henti memamakan permennya. Ia gugup dan semua member tau itu, ketika ia gugup ia akan memakan makanan manis itu

'aku tanya sekali lagi apa keputusan kalian?' tanya Jisung yang merasa pertanyaannya diabaikan

'pertahankan' ungkap Jaehwan

kini semua melihat kearah Jaehwan, pria itu sedang duduk di pojok ruangan samping jendela sambil matanya tak henti-hentinya melihat kearah luar

'bicaralah yang jelas hyung' ungkap Guanlin

Jaehwan membuang nafas perlahan lalu menatap mereka

'apa perkataanku kurang jelas, kalau begitu biar aku perjelas' ucap Jaehwan mengambil nafas sejenak sebelum berkata lagi

'ayo kita pertahankan Wanna One' ucap Jaehwan sambil tersenyum tulus

Beberapa orang ikut tersenyum mendengar perkataan Jaehwan

'ya, aku tidak ingin Wanna One bubar. Ayo pertahankan Wanna One' ungkap Daniel

'aku setuju. Wanna One tidak boleh berakhir disini' ungkap Baejin

'bagaimana denganmu Daehwi-ya?' tanya Woojin

tbc
hehehe siap-siap akan ada konflik
semoga kalian suka ceritanya yaa
maaf kalo typo
vote and comment yaa

Behind The Scene Of Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang