"Kim Seungmin! Berapa kali ku harus memperingatkan mu hah?"
Orang yang dipanggil hanya diam. Terlalu malas untuk meladeni.
"yak Kim Seungmin! Kau dengar aku?"
"ya ya pak saya dengar. Jadi hukuman apa yang harus saya dapatkan kali ini?" tanya Seungmin kelewat santai.
Guru yang berada dihadapannya hanya memijit pelipis pelan. Heran dengan murid macam Seungmin yang kerjaannya telat.
"jadi Seungmin sekarang kau harus bersihkan gudang yang berada di lantai atas. Sendiri. Dan harus selesai hari ini!" titah Guru tersebut.
"baiklah-baiklah pak. Apa boleh saya keluar?"
Guru tersebut mengangguk. "cepat keluar. Saya muak lihat wajah kamu terus disini"
Seungmin membungkuk lantas pergi meninggalkan ruangan itu. Seungmin bergegas menuju gudang yang berada di lantai atas. Di lantai atas hanya ada 3 ruang kelas sedangkan gudang tersebut berada di pojok. Tidak terlihat jika kau hanya melihatnya dari tangga. Harus melewati 3 kelas itu untuk bisa mencapai gudang tersebut.
"sialan kenapa aku harus telat sih? Gara-gara Chan sialan itu tidak bangun telat,aku tak akan telat seperti ini" gerutu Seungmin.
Langkahnya terhenti saat mendapati pintu gudang sudah di depan mata.Seungmin membuka pelan pintu tersebut. Pintu terbuka diiringi suara berdecit. Debu langsung berhamburan menerpa wajah Seungmin. Seungmin terbatuk sembari mengibas-ngibas tangannya. Perlahan Seungmin menutup pintu lalu memerhatikan isi gudang.
Seungmin menganga. "Apa guru itu tidak salah? Aku membersihkan gudang yang sangat kotor ini sendirian?"
Seungmin kesal. Ia mana mungkin bisa membersihkan ini sendirian? Belum lagi tumpukan meja dan kursi yang berantakan. Debu yang menumpuk hampir setebal novel. Seungmin menghela nafas kasar. Bagaimanapun juga ia harus membersihkan gudang ini.
Seungmin menaruh tasnya di ujung ruangan. Melipat sedikit lengan bajunya ke atas. Mata Seungmin menelisik lebih dalam. Sambil berpikir apa yang akan ia lakukan terlebih dahulu.
Tanpa sengaja Seungmin melihat siluet putih. Eh bukan putih saja melainkan putih abu? Seungmin tidak tahu pasti. Tetapi dengan berani Seungmin menelisik lagi. Berharap ia menemukan siluet tadi. Seungmin bukanlah orang penakut. Seungmin adalah anak dengan tingkat penasaran yang tinggi.
Seungmin berjalan mendekat ke arah tumpukan meja. Dapat Seungmin lihat lagi siluet putih abu tadi. "Tunggu dulu itu bukannya manusia?" gumam Seungmin dalam hati.
Siluet itu tampak membelakanginya. Menurut Seungmin itu seperti siswa disini. Anak laki-laki dengan tinggi melebihi dirinya. Seungmin sangat penasaran. Ia mendekat. Lalu saat sudah dekat ia menepuk pundak anak itu.
Yang ditepuk, membalikkan badannya. Seungmin membuka mulutnya lebar. Ia terkejut. Dihadapannya saat ini adalah pemuda yang sangat tampan. Ah benar-benar tampan menurut Seungmin. Tapi sayang di pelipis pemuda tersebut ada darah mengalir. Ditambah wajah yang pucat pasi.
Seungmin buru-buru menetralkan ekspresinya. Ia menelisik setiap inci wajah di hadapannya ini. Tanpa Seungmin sadari , pemuda dihadapannya tersenyum kecil.
"Jangan terlalu serius mengamatiku nanti kau suka padaku"
Seungmin menatap datar pemuda dihadapannya. "Kau siapa?"
"Hwang Hyunjin"
"Kau murid baru?" tanya Seungmin.
Pemuda yang diketahui bernama Hyunjin menggeleng. "Tidak"
Seungmin mengerutkan alisnya. "Lalu?"
Hyunjin hanya tersenyum. Lalu mengambil sebuah kursi yang masih layak pakai untuk duduk. "Bukankah kau disuruh membersihkan gudang ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
StrayKids (oneshoot)
Short StoryBoyxboy areaaaa Random Oneshoot. Straykids member. Non baku Baku