Arwah.

1.7K 124 5
                                    

Hwang Hyunjin. Pemuda tampan yang saat ini tengah tertidur pulas di atas ranjang empuknya. Jam wekernya menunjukan pukul 3 dini hari. Memimpikan sesosok pemuda manis yang akhir-akhir ini membuatnya gila.

"Lee felix" racau Hyunjin.

Hyunjin membalikkan tubuhnya kesana kemari. Mencari posisi yang nyaman dengan mata yang masih terpejam. Menikmati setiap mimpinya yang penuh dengan senyuman pemuda bernama Lee Felix.

Ting tong

Hyunjin menggeliat saat
bel apartementnya berbunyi. Tetapi sesaat kemudian ia kembali tertidur.

Ting tong
Ting tong
Ting tong

Hyunjin akhirnya sedikit terganggu dengan suara bel tersebut. Dengan sempoyongan ia bangun dan berjalan menuju keluar kamar. Tak lupa mengucek-ucek matanya sembari menghidupkan lampu di ruang tamu. Saat sampai di pintu apartementnya, Hyunjin dengan cepat membukanya. Tapi apa yang di dapatkan Hyunjin? Hanya kosong. Tidak ada siapapun.

"Sialan siapa yang mengerjaiku jam segini?" gerutu Hyunjin. Dengan keras ia mendorong pintunya sampai tertutup.

"Ada-ada saja. Menganggu tidurku saja"

Hyunjin memilih untuk duduk di sofa sambil menonton tv. Rasa kantuknya tiba-tiba hilang. Hyunjin mengambil remot tv dan mulai menyetel acara.

"Jam segini memang tidak ada acara yang bagus"

Hyunjin mematikan tv dan membaringkan tubuhnya di sofa. Siapa tau rasa kantuknya tiba-tiba datang menyerang dan membuatnya kembali bertemu Felix di mimpi.

Saat hampir tertidur , tiba-tiba

Ting tong
Ting tong
Ting tong
Ting tong
Ting tong

"Sialan!". Hyunjin refleks bangun saking terkejutnya.

Hyunjin berjalan cepat ke arah pintu dan membukanya secara kasar. Tapi setelah tau siapa yanga ada dihadapannya Hyunjin membeku.

"Hyunjin~"

"F--fel--felix?"

Dihadapan Hyunjin sekarang adalah Lee Felix. Pemuda manis yang berhasil membuat hati Hyunjin cenat-cenut sekarang. Hyunjin gugup setengah mati. Tak biasanya Felix berkunjung ke apartementnya. Dan juga sejak kapan Felix tau dimana dia tinggal?

"Ah Felix ayo masuk" ajak Hyunjin. Ia berusaha untuk tidak terlihat gugup.

Felix terdiam lama sambil menatap Hyunjin lamat. Yang ditatap jadi salah tingkah. Siapa coba yang akan tahan jika ditatap begitu dalam oleh pujaan hatimu?

"tidak. Hyunjin bisakah kamu menemaniku sekarang?"

Hyunjin yang menerima tawaran itu langsung bahagia. Inginnya sih ia lompat-lompat saking bahagianya. Tapi ia harus jaga image di depan sang pujaan. Mana mau ia seperti itu nanti Felix ilfeel.

"baik. Kau ingin kemana?" tanya Hyunjin lembut. Setidaknya ia berusaha mengurangi rasa groginya.

"Ikut Felix ya". Felix mengamit tangan Hyunjin dan menautkan jari mereka.

Jangan ditanya bagaimana keadaan Hyunjin saat ini. Ia senyum-senyum tidak jelas. Persis seperti orang gila. Siapa yang tidak bahagia coba digandeng tangannya sama orang yang disukai? Hyunjin bahkan lupa bahwa pintu apartementnya belum tertutup.

Mereka akhirnya sampai disebuah taman di depan apartement Hyunjin. Taman itu sangat sepi. Ya jelas ini masih dini hari. Mereka duduk berdampingan di sebuah kursi taman. tangan mereka masih bertaut. Tidak ada yang mau melepaskannya. Hyunjin sebenarnya enggan. Ia masih nyaman dalam posisi tangan seperti itu. Tapi sekarang Felix menarik tangannya dari Hyunjin.

StrayKids (oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang