Lee Felix. Pemuda manis yang hari ini akan mengikuti ujian kenaikan kelas. Dengan semangat Felix berjalan melewati koridor. Ia ingin menuju ke papan pengumuman. Ia penasaran dengan siapa ia akan duduk dalam ujian kali ini.
"hei minggir dong! Felix mau lihat juga!" seru Felix sambil mendorong orang-orang yang menghalangi pandangannya.
Tak butuh waktu lama Felix akhirnya bisa melihat papan pengumuman dengan jelas. Dengan teliti Felix mencari kelasnya dan gotcha! Felix menemukannya. Nomor absen Felix adalah 18 dan orang yang duduk dengannya juga nomor absen 18. Jadi Felix duduk dengan kakak tingkatnya.
"ah siapa ya yang duduk dengan Felix nanti?" gumam Felix.
Dengan langkah pelan Felix meninggalkan tempat itu dan menuju kelasnya.
---------
Felix sekarang sudah duduk tenang di tempatnya. Ia penasaran. Dengan siapa dia akan duduk? Apa kakak kelas manis? Atau tampan? Atau yang seram? Felix bergidik ngeri membayangkan jika ia duduk dengan kakak kelas dengan tampang menyeramkan.
Tak lama ada seseorang yang mendekat ke arah Felix. Felix menatap orang itu. Apa benar orang ini yang akan Felix ajak duduk?. Felix mengerjapkan mata pelan. Ini tidak mungkin.
Orang yang mendekat itu menatap Felix aneh. Ia menaruh tas tepat di samping Felix lalu duduk dengan santai. Menghiraukan Felix yang bengong dengan wajah lucunya.
"bisakah kau tak menatapku seperti itu?". Lama-lama orang itu gemas terhadap Felix.
Felix gelagapan. Ia langsung mengalihkan wajahnya. Seolah kejadian tadi tidak pernah terjadi. Tiba-tiba dirinya ingin ke kamar mandi. Dengan cepat kilat Felix pergi meninggalkan kelas.
Orang yang berada di samping Felix tadi hanya tersenyum gemas melihat Felix.
----------
"ah leganya". Felix merapikan pakaiannya yang berantakan. Lantas berjalan menuju kelasnya.
Sesampainya di kelas, Felix langsung menuju tempat duduknya. Mendudukkan pantatnya dan mengambil sebuah buku untuk dibaca sebelum bel masuk berbunyi. Tapi tunggu? Ada yang aneh. Tadi kursi tempat duduk Felix tidak bergoyang-goyang seperti ini tetapi sekarang malah begini?
Felix curiga. Ia menoleh ke tempat duduk kakak kelasnya yang berada disamping. Dan benar saja itu kan kursi milik Felix. Kenapa bisa ada pada kakak kelas itu? Felix kesal. Itu kursi hak patennya.
"kakak!" teriak Felix tepat di samping telinga kakelnya itu.
Sampai-sampai kakelnya itu terkejut bukan main."ada apaan bocah?" tanya orang itu. Felix menatap tajam kakak kelasnya itu. Lalu melirik name tag kakak kelasnya. Seo Changbin.
"kak changbin! Itu kursi milik Felix! Kenapa kak changbin tukar sih?". Felix mempoutkan bibirnya. Para seme di dalam kelas itu hanya mampu menahan nafas.
Changbin,orang yang duduk dengan Felix ikut menahan nafas. Tidak tahan dengan makhluk di depannya ini. Terlalu manis. Terlalu imut. Terlalu---. Sudah sudah Changbin tidak kuat.
Changbin buru-buru menetralkan nafasnya. "hekhem begini bocah. Kenapa kau menuduhku mengambil kursimu huh?"
Felix merenggut kesal. "jelas tau! Itu kursinya Felix! Tadi kursi felix tidak goyang-goyang. Sekarang goyang-goyang! Ini kursi kak Changbin! Itu kursi Felix! Felix ga mau tau harus tukar!!"
Oh tidak Changbin tidak kuat. Bocah di hadapannya ini terlalu imut. "baiklah-baiklah bocah. Sekarang tukar oke"
Felix mengangguk. Ia bangkit lalu mendorong Changbin agar segera bangkit dari kursi yang seharusnya milik dirinya. Changbin hanya bisa mengelus dada sabar. Bocah imut ini ternyata mempunyai tenaga yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
StrayKids (oneshoot)
Historia CortaBoyxboy areaaaa Random Oneshoot. Straykids member. Non baku Baku