Typo dimana-mana
•
•
•
•
Selama membacaLee Felix. Pemuda 22 tahun yang sedang duduk meneduh di bawah sebuah pohon. Disamping pemuda itu terdapat satu tas yang sangat usang. Baju pemuda itu sangat dekil. Karena tidak berganti berhari-hari. Tangannya lincah sekali merangkai sebuah mahkota dari akar-akar pohon liar. Menyematkan bunga-bunga mungil cantik di setiap sisinya. Lantas tersenyum puas melihat hasilnya.
"Ah cantik sekali. Aku tidak sabar menggunakannya saat pernikahan nanti"
Pernikahan yang diimpikan oleh Felix. Bukan pernikahan yang mewah. Felix ingin pernikahannya nanti sederhana. Dilaksanakan dengan banyak bunga-bunga cantik di sekelilingnya. Felix tersenyum hanya membayangkan itu. Benar-benar tampak bahagia.
"Kapan kak changbin akan pulang dan menjemputku ya?" tanya Felix entah pada siapa.
Changbin. Atau lebih tepatnya Seo Changbin. Orang yang dulu berjanji akan menikahi Felix. Ya bisa dibilang Changbin ini kekasih Felix. Changbin saat ini sedang pergi keluar negeri untuk melanjutkan studi. Ia berjanji pada Felix akan kembali 2 tahun mendatang. Tapi ini sudah 4 tahun dari hari dimana ia berjanji. Felix tidak curiga sama sekali. ia tetap berpikir positif. Mungkin saja Changbin ada sedikit masalah disana.
Felix menyimpan mahkota itu di tasnya. Lalu memandang ke depan. Felix selalu sendiri. Orang tuanya sudah membuangnya sejak berumur 18 tahun. Orang tuanya malu mempunyai anak seperti Felix. Ayolah Felix tidak cacat ataupun tidak waras. Tapi entah kenapa orang tuanya sangat membenci dirinya. Menganiaya Felix sudah merupakan kewajiban. Bahkan sekarang bekas-bekas luka tersebut masih terlihat jelas. Felix sedih disaat orang tuanya benar-benar mengusir dirinya. Sekarang Felix hidup di jalanan. Kesana-kemari mencari sesuap nasi.
"Felix rindu kak changbin" gumam Felix lirih.
Felix lantas bangkit dan mengambil tasnya dengan hati-hati. Takut mahkotanya rusak. Hari sudah mulai terik. Felix harus cepat-cepat pergi dari sini. Kalau tidak nanti ia akan ditangkap petugas.
Felix berjalan di trotoar dengan hati-hati. Entah kenapa. Felix hanya saja tidak ingin membuat dirinya bertabrakan dengan orang lain. Takut nanti orang tersebut malah mengejeknya atau menindasnya. Felix sudah banyak kejadian seperti ini. Felix tidak mau sakit hati karena omongan mereka.
Sampai netranya melihat sebuah mobil yang sangat familiar. Bahkan plat mobilnya sangat diketahui oleh Felix. Tapi ada satu yang aneh di mobil tersebut. Ada hiasan seperti mobil pengantar pengantin.
Felix mengikuti orang-orang yang satu gerombolan dengan mobil tersebut. ya walau asumsi Felix gerombolan ini datang terlambat. Perlahan-lahan langkah Felix membawanya ke sebuah gedung pernikahan yang elegan. Tetapi tidak ada penjaga di depan. Felix dengan leluasa masuk tanpa harus dicegat. Felix masih mengikuti gerombolan itu sampai pada akhirnya tiba di sebuah taman besar di belakang gedung. Dekorasi taman tersebut sangat mewah. Orang-orang kebanyakan memakai baju-baju mahal. Felix bengong. Ia terlalu takjub melihat semua ini.
Sampai manik mata Felix melihat orang yang berada di atas panggung yang cantik. Felix terkejut. Orang itu sangat tampan sekarang. Memakai tuxedo putih yang elegan. Orang itu tampak tersenyum kepada semua orang. Di samping orang itu terdapat pendeta yang sepertinya akan menjadi pemimpin pernikahan ini.
"Apa ini pernikahan untukku?". Felix tersenyum bahagia.
Tetapi senyumnya luntur seketika saat melihat ada sesosok pemuda manis yang digiring oleh orang tuanya menuju panggung. Lalu orang tersebut memegang kedua tangan sosok pemuda manis yang baru saja sampai.
"Jadi...."
Felix tidak tahan. Ia segera berlari menuju panggung. "Kak Changbin!"
Semua tamu undangan, serta orang yang dipanggil menoleh. kebanyakan tamu undangan bingung. Changbin orang yang berada di atas panggung itu terkejut melihat kehadiran Felix.
"Kak changbin ini pernikahan kita kan? kakak sudah janji menikah dengan Felix. Ya kan kak ya kan?" tanya Felix penuh harap
"Hei kau gelandangan! Menjauh dari anakku!" seru seorang wanita yang tak lain adalah ibunya Changbin.
Changbin menatap dingin Felix. "Maaf aku tak mengenalmu"
deg
Felix menggeleng. "tidak mungkin kakak tidak mengenal Felix. Kakak sudah janji sama felix buat nikah kalau kakak kembali kesini"
Felix berusaha menggapai tangan Changbin tetapi ditepis kasar oleh Changbin. Changbin lantas berteriak. "Petugas tolong usir pemuda ini"
Felix tidak tahu harus apa. Ia menangis. "kakak hiks Felix sayang kakak. Kakak sudah janji sama Felix mau nikah kak. Felix sayang kakak"
Pemuda manis yang berada didepan Changbin tampak bingung dan juga iba melihat Felix. Ia tak tahu sama sekali dengan keadaan saat ini.
"Petugas tolong cepat singkirkan sampah ini! Menganggu saja!"
Petugas pun dengan sigap menarik Felix dari sana. Felix memberontak minta dilepaskan. Ia masih tidak merelakan Changbin. Felix sangat sayang dengan Changbin. Sampai rela menunggu selama 4 tahun.
"Pak lepasin Felix dulu pak. Felix mohon hiks felix mau ngasi sesuatu sama mereka"
Akhirnya Felix dilepaskan. Felix membuka tasnya dan mengambil.sebuah mahkota yang baru saja dirakitnya. Felix mendekat ke arah pemuda manis yang menatapnya bingung.
"Hiks haloo kau manis sekali hiks. Perkenalkan namaku hiks Felix. Aku kekasihnya kak Changbin hiks"
Pemuda dihadapan Felix semakin bingung. Felix menghapus air matanya yang terus mengalir. Menarik nafas perlahan dan menghembuskannya secara kasar.
"kak changbin sudah berjanji padaku 4 tahun lalu akan menikahiku kalau sudah sampai disini. Aku menunggu kak changbin dengan sabar. Aku sangat mencintainya. Melebihi diriku sendiri". Felix melirik Changbin. Laki-laki itu tampak dingin.
"Tetapi sepertinya aku terlalu berharap lebih. Kak changbin pasti sudah muak padaku. Aku tidak bisa diandalkan. Aku tidak manis sepertimu. Tidak kaya seperti mu dan mungkin aku bukan tipe pasangan yang ideal. Aku hanya pemuda miskin yang mengharapkan suatu kebahagiaan"
Felix memandang mahkotanya lalu tersenyum sedih. Felix memakaikan mahkota itu dikepala pemuda manis dihadapannya. "Kau cocok sekali menggunakan mahkota itu. Sangat cantik. Felix harap kau bahagia dan langgeng dengan kak Changbin"
Lalu Felix berbalik menatap Changbin yang masih menatap Felix dengan tajam. "Kak changbin, felix sayang sama kak Changbin. Maafin Felix sudah menganggu acara kak changbin. Mungkin Felix terlalu berharap sama kakak. Berharap menikah dan hidup bahagia bersama kakak itu mustahil buat felix deh kkkkkk". Felix terkekeh.
Air matanya kembali mengalir. "Ternyata Felix menunggu hal sia-sia selama ini. Tapi tak apa-apa. Kalau ini buat kak changbin bahagia Felix rela hiks. Makasi kak buat 4 tahun penantiannya. Felix pamit"
Lantas Felix mengambil tasnya dan pergi dari sana. Ia tak sanggup sebenarnya. Sangat tak sanggup. Tapi apa boleh buat. Sepertinya Tuhan belum memperbolehkannya untuk bahagia.
Felix keluar dari gedung itu. Air matanya kembali mengalir deras. Felix kecewa. Felix sedih. Felix hancur. Felix berlari tak tentu arah.
Sampai akhirnya Felix menyebrang jalan tanpa lihat kanan kiri.
Brakkkkkk
Nyatanya tuhan bukannya tidak memperbolehkannya bahagia tapi sepertinya tuhan lebih menyayangi Felix dan membahagiakan dirinya disini.
End.
Ngihahahahahha

KAMU SEDANG MEMBACA
StrayKids (oneshoot)
ContoBoyxboy areaaaa Random Oneshoot. Straykids member. Non baku Baku