#2

7.2K 260 1
                                    


Keesokan harinya baik Muthi ataupun Vian sudah kembali bekerja mereka pergi masing masing dengan mobilnya

Sore hari, Vian merasa bosan karena dirumah hanya ada bi Sumi sebagai asisten rumah tangga nya, sementara Muthia belum pulang juga padahal ini sudah jam 3 lewat harusnya muthi sudah pulang, alhasil Vian pun mengambil ponsel nya dari saku untuk menelpon istri tercintanya

"Halo Assalamualaikum mas ?" jawab Muthi dari seberang telepon sana

"Wa'alaikumsalam, sayang kamu kok belum pulang ?" Tanya nya dengan nada khawatir

"Ini aku lagi dijalan, tadi aku ke Atm dulu transfer buat mama bapak kemaren aku lupa, mangkanya aku pulang agak telat sedikit "

"Kamu bikin aku khawatir aja mut, yaudah langsung pulang ya"

"Iya mas, ini aku juga lagi dijalan pulang kok. Udah dulu ya aku lagi nyetir"

"Iya hati-hati sayang"

"Siap sayang, "

Muthia menutup sambungan teleponnya lalu kembali fokus menyetir
Dari kejauhan muthi bisa melihat seorang wanita sedang berebut tas dengan seorang pria bertubuh besar dengan penampilan khas seorang preman, sebenarnya Muthi ragu untuk turun dari mobil karena jalanan begitu sepi tapi naluri nya berkata untuk menolong wanita itu, muthi segera turun dan menghampiri wania itu

"Lepaskan dia atau saya akan teriak !" Ancam muthi

"Gak usah ikut campur ya lo !" Preman itu menunjuk Muthi dengan telunjuknya

"Sini kasih semua uang nya " lanjut preman itu pada sang wanita

Muthi membantu wanita tadi untuk menahan tasnya

"Tolong ! Tolong ! Ada jambret !! Tolong "

Muthia berteriak sekencang mungkin, membuat preman itu agak panik takut warga akan datang dan akhirnya preman itu malah mendorong Muthi sampai terjatuh ke aspal dan pelipis nya terbentur trotoar jalan
Melihat kondisi Muthi, preman tadi langsung pergi berlari

"Yaampun mba baik baik saja ?"

"Ssh, ya. Tas nya aman kan ?"

"Alhamdulillah uang saya aman, terimakasih mba mau bantu saya menyelamatkan uang untuk sekolah anak saya "

"Sama sama, yaudah kamu pulang nya kemana ? Biar saya antar"

"Tidak usah mba, saya naik angkutan umum saja. Tapi mba pelipis nya berdarah gara gara bantu saya "

"Tidak usah dipermasalahkan soal luka saya, insyaAllah saya gapapa "

"Yasudah mba, saya pulang duluan ya. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mau menolong saya "

"Iya, hati hati ya"

Muthi kembali melanjutkan perjalanan nya untuk pulang, tapi pelipis nya terasa sakit sekali ternyata darah segar masih terus mengalir darisana

"Bagaimana ini ? Kalau aku pulang berdarah gini pasti mas Vian marah. Apa aku ke klinik dulu aja ya ? Iya deh ke klinik dulu "

Saat sedang diberi perban, lagi lagi Vian menelpon untuk yang ketiga kalinya karena Muthi belum sempat mengangkat telpon nya tadi

Setelah lukanya beres diperban, muthi langsung pulang tanpa cek ponsel nya dulu karena dia tahu pasti Vian sedang menunggu nya dirumah

Begitu mobil Muthi terdengar, Vian langsung berjalan cepat kearah Muthi

"Mut, kamu kok baru sampe ?aku telpon juga gak diangkat"

"Assalamualaikum mas" ucap Muthi mencium tangan suaminya

The Perfect FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang