Zeca’s POV
Sesosok orang datang menghampiriku, dan mengaku sebagai Eugene dan kukira itu benar Eugene karna perawakannya yang tak pernah akan kulupakan tiba-tiba mengarahkan pedangnya kearahku sambil menatap nanar diriku dan bibir terus menerus mengucapkan kalimat “maaf” tanpa suara. Aku mencoba memasrahkan diriku dan menutup mata dan dia masih terus mengarahkan pedangnya kearahku semakin dekat dan lebih dekat lagi “kalau ada yang terpaksa kulakukan itu adalah membunuhmu Zeca” aku masih bisa mendengar jelas ucapannya walaupun terdengar cukup pelan. Setelah beberapa saat, tiba-tiba pedang Eugene jatuh berdebam keras dilantai dan saat aku membuka mata aku melihat dia terhunus pedang Kadukeus-ku yang dibawa oleh Etrusean Charun. Kenapa ada di dia? Tiba-tiba datang seseorang yang langsung menempatkan dirinya disamping Etrusean dan terus menatapiku. Kenapa dia berpihak pada calon raja Demon itu? Tanpa kusadari Etrusean menatapku bengis diiringi senyuman mengerikan bertaring itu dan mengarahkan pedang Kadukeus-ku kearahku “pengkhianatan harus diakhiri Zeca dan itu berarti selanjutnya adalah kau!” Etrusean kembali tersenyum dengan begitu mengerikan. “pengkhianatan apa?” tanyaku tak gentar meski aku cukup takut, tapi aku sebagai keluarga Florecer tak boleh takut. Etrusean tertawa. Tawanya sungguh memekakan telinga, tawanya menggema keras diruangan yang bisa dibilang besar ini. Aku menutup telingaku rapat-rapat, tapi tawanya semakin keras menggema diseluruh ruangan ini. Tapi seketika tawa mengerikan itu berhenti. aku ikut berhenti menutup telinga dan kembali memfokuskan diri pada Etrusean. Dia kembali menatapku bengis tanpa ampun “bukan kau yang berkhianat tapi Alcadeias Milargo ini dan salah satu kakakmu” jawaban singkat darinya cukup membuatku jatuh lemas “apa maksudmu?” tapi dia tidak menjawab melainkan kembali tertawa dan menghunuskan pedang itu kearahku. Aku menutup mata. Mungkin ini saatnya. Saatnya aku harus menyerah dan menunjukan sisiku tanpa topeng, hanya makhluk biasa yang memiliki ketakutan akan beban besar perjanjian jika tak terpenuhi.
Aku tiba-tiba terbangun dari tidurku dan menetralkan nafas yang terus menderu karna mimpi burukku tadi tentang Eugene—juga karna berjalan hingga tengah malam melewati hutan Altophrodite ini—. Aku mengambil ranselku dan mencari-cari peta lalu membukanya dengan menggenggam erat kalung Estrellas Ala-ku dan mengarahkannya pada peta rahasia yang tak bisa jika hanya dilihat langsung, alasanku satu-satunya adalah karna tak boleh ada satu orangpun yang tahu akan tujuanku mengelana sejauh ini—juga Alca— mimpiku tadi cukup membuatku takut tapi untungnya sekarang dia tengah tertidur pulas karna kelelahan sama sepertiku. Ini hari ketigaku berarti masih 57 hari lagi dan sedikit lagi aku kan keluar dari hutan Altophrodite ini menuju perkampungan Isla de la Necromancer. Tiba-tiba aku teringat sesuatu yang sebenarnya hal yang tak boleh kulupakan, aku mengambil ramuan inure-ku lalu cermin kecil dan perlahan meneteskan ramuan inure ini kemata kananku agar mata kananku berwarna cokelat seperti mata kiriku, juga agar terlihat seperti clan lain pada umumnya karna warna mataku yang sebenarnya sangat berbeda dengan clan lain yang hanya memiliki satu warna saja, aku memiliki suatu kelainan atau keistimewaan—aku juga tidak mengerti— yang pasti aku memiliki warna mata berbeda yang sangat kontras, disebelah kiri berwarna cokelat dan disebelah kanan berwarna biru sebiru batu safir. Pada awalnya aku sangat membenci perbedaanku ini tapi seiring bertambahnya waktu, aku menyadari bahwa berbeda bukan berarti buruk kan? Tapi untuk perjalanan jauh seperti ini aku tidak mungkin menunjukan kedua warna mataku yang sangat kontras ini karna itu akan sangat mencolok.
“nghhhh, kau sudah bangun sejak kapan?” Alca mendesah pelan baru terbangun dari tidurnya
“belum lama”
Alca menegakan punggung dan menyandarkannya ke pohon “kemana selanjutnya?”
“perkampungan Isla de la Necromancer”
Alca menangguk “memangnya tujuanmu kemana sebenarnya?”
“suatu tempat yang jauh dan kau? Kenapa mengikutiku?”
“aku juga dan aku sebenarnya tidak mengikutimu, kita hanya searah”
“jadi saat kita tidak searah kau akan pergi?”
Alca tersenyum sambil menggeleng pelan “entahlah”
Aku memandanginya bingung. Apa yang dimaksud dengan ‘entahlah’? “apa maksudmu?”
Alca kembali tersenyum tapi tak menjawab sepatah katapun. Alca ini penuh dengan kemisteriusan dan aku sungguh tak mengerti jalan pikirannya itu. Aku menangguk kaku. “aku sebenarnya sama sekali tak mengerti dirimu” gumamku
Tapi seperti dia mendengar gumaman kecilku karna sekarang dia tengah menatapku lekat “aku juga tak mengerti diriku sendiri” dia kembali tersenyum misterius. Aku benci senyum misteriusnya tapi entah ada magnet apa yang membuatku sekaligus menyukai senyumannya—terutama mata birunya yang menyipit saat tersenyum—.
Dia tiba-tiba beranjak dari duduknya dan memandangiku cukup lama, karna aku tak kunjung memberikan respon dia mengulurkan tangannya kearahku. Aku memandanginya bingung. Mau apa dia? Sekarang giliran dia menatapku dengan bingung. Maksudnya apa sih? “ayo pergi, Zeca!” ah iya! Aku baru sadar. Aku menyambut uluran tangannya dan mencoba berdiri.
Kami memulai kembali perjalanan yang sepi ini, meskipun kami berjalan berdua tapi bagiku masih lebih mending berjalan sendirian—setidaknya aku masih bisa berbicara bersama Oscuro—. Aku kasihan dengan Oscuro, dia harus terus mengikuti langkahku. Tanpa sadar aku menoleh kearah Oscuro dan tersenyum kecil dan mengucapkan “muchas gracias” tanpa kentara.
“Alca…”
Alca menoleh kearahku “ada apa?”
“namamu benar Alcadeias Milargo?”
Alca menatapku bingung tapi sepertinya aku salah mengira namanya, yang tadi itukan hanya mimpi “darimana kau tahu?”
Aku tertegun. Bagaimana mungkin mimpi itu memberiku sesuatu yang akan kuketahui? Tapi aku tidak mungkin menjelaskan bagaimana aku mengetahui namanya kan? Sungguh, itu terlihat sangat aneh. Jadi bukannya menjawab aku hanya tersenyum kearahnya yang hanya dibalas tatapan bingungnya. Jadi karna aku sudah tahu namanya… “namaku Zeca Elleonore”
![](https://img.wattpad.com/cover/18197750-288-k29140.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal
FantasyAku Zeca Elleonore Florecer telah digariskan menjadi keturunan yang harus menjaga perjanjian yang telah ada selama ini demi keutuhan Negeriku, juga salah satu dari kewajiban clan ku. Tapi bagaimana jika semuanya diluar kendaliku tanpa bisa dicegah...