'6

32 6 0
                                    

Aku menggeram kesal "apa yang kau lakukan disini? Kau tidak ada urusan dengan kami kan? Menjauhlah kami ingin lewat" Aku mencoba keluar dari perlindungan Alca tapi ternyata kekuatannya lebih kuat dari ku. Dia terus menjadikan tubuhnya tameng dan merentangkan sedikit tangannya untuk menjaga agar aku tidak nekat dengan menyerang para Demon itu. Yah tapi memangnya aku senekat itu? Kan tidak, aku juga masih harus menyelesaikan misi penting Negeri Maldhivyst--juga clan Clandestine serta kerajaan Crypt--

"Dengarlah Etrusean kami sedang terburu-buru jadi enyahlah!" Perintah Alca. Kulihat buku-buku jarinya mengeras menandakan dia teramat ingin menghajar seorang Demon yang dipanggil Alca Etrusean itu yang nampaknya dia adalah pemimpin dari para Demon yang ada disini dilihat dari ketenangan yang ditimbulkan walau matanya sarat akan kemurkaan, sangat tenang tapi awas hingga kurasa dia mampu menghalau segala sesuatu yang akan terjadi.

Etrusean itu tersenyum sinis serta menatap Alca tajam "samar aku tadi mencium bau clan Clandestine disini"

Alca balas menatap Etrusean itu tak kalah tajam tapi tetap bisa menguasai diri "lalu? Apa urusannya denganku?"

Etrusean mengibaskan tangan mengerikannya yang sedikit berselaput dengan kuku-kuku tajam membingkai tangannya "tak penting! tapi sebenarnya aneh juga jika ada clan Clandestine berjalan jalan keluar dari wilayah Cryptonine yang bebas dari sinar matahari itu dan berjalan di hutan Altophrodite ini karna meskipun tak terlalu mendapat penyinaran yang cukup tapi terdapat celah-celah dari pepohonan yang tak sedikit menyinari hutan ini"

"Hanya itu? Baiklah aku dan Zeca sedang terburu-buru" Alca menarik tangan kananku mencoba menjauh dari para Demon menyeramkan ini. Tapi tiba-tiba tangan kiriku dicengkram oleh Eteusean, aku mencoba melepas tanganku dari genggaman kuat Etrusean ini.

"Etrusean Charun!" Alca menepis tangan mengerikan Etrusean dari tanganku. Eh tunggu! Sepertinya nama Charun tak asing bagiku. Oh jangan sampai dia ini...

"Etrusean Charun? Kau.. Kau yang telah membunuh Eugene bukan!" Aku mencoba lepas dari perlindungan Alca, tapi gagal. Aku sungguh kesal dengan Etrusean Charun ini, tidak perduli dia adalah anak dari raja Demon yang kelak akan menjadi raja Demon.

Etrusean tersenyum sinis "oh Eugene ya? Kau kenal dengan dengannya? Em...kupikir dia orang yang penting buatmu sampai kau begitu murkanya"

Aku menatapnya tajam "ya! Mengapa kau membunuh Eugene?!"

Dia kembali tersenyum sinis yang membuatku semakin muak saja dengannya "itu urusan yang tak boleh kau ketahui! Tak penting untuk kau ketahui kecuali kau clan Clandestine"

"Tapi dia bukanlah clan Clandestine! Dia clan Vanth--makhluk penguasa dunia bawah--"

Etrusean tertawa keras "kau belum tau apa-apa!"

Aku memandangnya geram "apa maksudmu?!"

Dia kembali tertawa bernada meremehkan itu tanpa menjawab apa-apa. Arghhhh aku harus membunuhnya dengan pedang kadukeus-ku. Tapi tunggu! Jika aku membuka pedangku akan terlihat corak khas clan Clandestine di badan pedang itu serta ukiran khas di kepala pedang itu yang bertahtakan batu Sapphirubyqua yang bewarna perak berkilau. Aku harus menahan hasrat ku untuk membunuh Etrusean sampai aku telah menyelesaikan misi clan ku ini.

"Baiklah tidak penting berada disini" Etrusean dan para Demon beranjak pergi dari hadapan kami. Aku memandanginya dengan penuh kebencian. Tunggulah waktunya Etrusean!

Aku menghela nafas lega setelah kepergian Demon menyeramkan itu. Tiba-tiba Alca memegang pundakku. "Tenanglah pengacau itu sudah pergi" Alca mencoba menenangkanku

Aku mengangguk "ya aku tahu, tapi kenapa dia mengetahuimu? Juga kau mengetahuinya?"

Alca tersenyum. Tapi aku tidak mengerti arti senyumnya itu "Itu masalah pribadi, Zeca. Bukankah kau tak suka jika ada yang bertanya tentang hal-hal pribadi mu?" Dia kembali tersenyum.

Aku mengangguk lesu. Yah memang ada beberapa hal-hal pribadi yang tidak layak dan tidak baik untuk diketahui oleh orang lain. Aku tahu itu. "Ya aku tahu, Alca"

"Jika ada waktunya kelak, kau juga akan tahu. Tapi sekarang masalahnya kau terhitung orang asing buatku. Aku juga sepertimu tidak ingin membicarakan hal-hal pribadi kepada orang asing"

Aku kembali mengangguk "aku mengerti, baiklah ayo kita lanjutkan perjalanan. Perjalanannya masih jauh" kami berniat melanjutkan perjalanan kembali. Baru 2 hari berarti tinggal 58 hari lagi

Author's POV

Etrusean menggeram kesal sesampainya di Lembah Inferno sembari terus menatap intens kearah lawan bicaranya yang berasal dari lain clan itu

"Bagaimana ini?! Aku hanya bisa mencium bau dari clan Clandestine secara samar tanpa bisa menerka dari arah mana dia berasal"

Lawan bicara dari Etrusean itu tersenyum sinis "berarti clan Clandestine kali ini tidak bisa diremehkan, dia memiliki kekuatan rahasia yang masih belum kita ketahui, tapi aku punya ide"

Etrusean ikut tersenyum sinis dengan kilat mata yang sarat akan kelicikan tak jauh berbeda dengan lawan bicaranya itu "baiklah Prudencio, apa ide mu?"

Lawan bicara Etrusean yang dipanggil Prudencio itu kembali tersenyum sinis yang penuh akan tipu muslihat licik.

BetrayalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang