Zeca’s POV
Aku begitu lelah dan jalanku sedikit gontai. Alca tiba-tiba memegang pundakku
“bagaimana kita istirahat dulu?”
Aku mengangguk. Aku memang sudah lelah sekali tapi kenapa dari tadi aku belum menemukan rumah satupun ya? Padahal perjalanan kami sudah jauh “tapi Alca kenapa aku belum menemukan satupun rumah disini bukankah ini daerah perkampungan Isla de la Necromancer?”
“ada yang tidak beres Zeca, kau ingatkan tadi kata para Vague tadi?”
“iya, tapi apa ya? Rasanya begitu aneh disini”
“kita juga belum tahu makhluk apa yang ada disini”
Aku bergidik. Bagaimana kalau tempat berkumpulnya para Demon? Aku menggeleng keras. Tidak mungkin!
“percaya padaku Ze kita akan aman, sekarang kita tidur saja” dia menyandarkan dirinya kepohon besar ini. Aku ikut bersandar disampingnya dan mencoba memejamkan mata. Aku sudah hampir terlelap sampai tiba-tiba seperti ada secercah cahaya yang menelisik mencoba masuk kemataku. Apa aku sedang bermimpi? Tapi rasanya cahaya itu semakin lama semakin terang. Tiba-tiba ada mengguncang tubuhku membuat aku sadar ini bukan mimpi. Lalu apa? Perasaanku sungguh tak enak. Perlahan aku membuka mata dan melihat Alca didepan wajahku. Aku terkesiap dan langsung membuka mata lebar lebar.
“Muyen Hua memanipulasi cahaya” setelah mendengar kata-katanya yang seakan membuatku kaku. Aku mengalihkan tatapanku kearah sekitar dan menemukan keadaan yang mengejutkan. Secercah cahaya dimana-mana dan menembus pepohonan yang rindang ini. Gawat sudah siang!
“mereka…mereka… Muyen Hua itu…”
Alca mengangguk seolah mengerti apa yang kumaksud. Clan Vacuo itu memang licik, pasti mereka yang bekerja sama dengan clan Muyen Hua. Tunggu, jika mereka mencoba bermain licik selama waktu yang tersisa dan itu berarti aku hanya punya 23 hari kedepan? Gawat!!
“ayo cepat pergi dari sini”
Aku mengikuti sarannya dan berjalan cepat melewati beberapa pepohonan rindang disini. Tapi ada yang aneh kurasa, badanku terasa sakit tiap melewati celah dari pepohonan rindang yang satu dengan yang lainnya. Aku meringis saat kurasakan badanku bertambah sakit.
Alca menggenggam tanganku “kau merasakannya, Ze?” dia bertanya kepadaku diselingi ringisan sakit sepertiku, berarti dia merasakannya juga?
“iya, Al dan rasanya bertambah sakit. Dari awal ada yang aneh dari tempat ini dan kita belum juga menemukan apa itu”
Badanku makin bertambah sakit juga aku belum tidur karna ulah Vacuo licik itu! Aku melihat ada rumah kecil didekat-dekat sini jadi kuputuskan untuk mengobati banyak bagian dibadanku dan Alca yang kurasa kami memar-memar
“Alca, kita kerumah itu sebentar ya, badanku sakit”
Dia mengangguk lalu menggenggam tanganku menuju rumah yang tidak terlalu jauh itu. Dia semakin mengeratkan genggamannya seiring dengan badan kami yang merasa sakit-sakit ini, seolah dia sedang member kekuatan tak kasat mata padaku. Aku tersenyum. Dia memang datar,dingin, dan sebagainya tapi aku bisa melihat dia sangat melindungi orang disekitarnya—maksudnya aku— dan berusaha menenangkanku meski terkadang dia tidak berbicara apapun, matanya member tahuku bahwa aku akan aman bersamanya—dibaliknya—. Kami sampai dirumah kecil ini yang terbuat dari kayu yang cukup kuat. Aku duduk di kursi kecil disebelah pintu kayu ini diikuti dengan Alca disampingku. Aku membuka ranselku dan mencari ramuan Healer dan meminumnya setetes, sejenak aku merasakan badanku tidak sakit lagi jadi aku memberikan ramuan itu pada Alca.
“apa ini?”
Aku tersenyum. Dia pasti akan takjub dengan ramuan buatanku ini “ini ramuan Healer untuk menyembuhkan luka hanya dengan meneguknya setetes, dan ini buatanku”
Dia hanya menatapku. Aku selalu susah mengartikan tatapannya karna reaksinya semua hampir sama, tapi apa dia takjub padaku? Atau dia juga bisa membuat itu sendiri? Kalau itu benar kurasa aku terlalu menyombongkan kemampuanku yang bisa membuat ramuan dari berbagai macam bahan. Tanpa sadar aku menggela nafas berat.
Dia mengambil ramuan Healer itu lalu menegaknya setetes dan kulihat wajahnya kini semakin segar daripada tadi.
“bagaimana? Merasa enakan?” aku merasa baikan setelah melihatnya tersenyum tadi
“kau hebat”
Aku terkejut. Dia memujiku? Mengapa rasanya sesenang ini saat orang selain keluargamu sedang memujimu? Aku kembali tersenyum “muchas gracias”
“ayo lanjutkan perjalanan”
Kami kembali melanjutkan perjalanan, tapi semakin kami jauh memasuki hutan itu seperti ada daya yang membuat kami merasakan sakit yang membuat badan kami nyeri dan memar-memar dibeberapa bagian dan rasanya makin aneh saja
Aku menyentuh bahu Alca agar berhenti sejenak “Alca perasaanku makin tak enak dan rasanya makin aneh saja disini, juga sejauh mata memandang mengapa kita belum melihat perkampungan Isla de la Necromancer?”
“aku juga memang merasakan ada yang tak beres disini”
Kulihat air mukanya berubah. Kurasa dia tahu sesuatu “ada apa, Al?”
“aku baru ingat Ze kurasa kita sedang berada didaerah Horizon”
Aku merasa pernah mendengar daerah Horizon yang dibilang Alca. Kalau tidak salah itu… “daerah perlindungan clan Sorcerer—penyihir—?” aku menoleh ke Alca dan melihatnya mengangguk. Ya ampun kenapa sedari tadi aku tidak menyadarinya “jadi kita sedang didaerah Sorcerer? Jangan-jangan ini…”
“Isla de la Necromancer”
“tapi… tapi kenapa tidak tampak apapun?”
“kata kakakku waktu itu daerah Sorcerer adalah daerah tak kasat mata yang hanya bisa dikendalikan oleh Sorcerer itu sendiri”
Aku tercengang “bagaimana jika ada Sorcerer sekitar sini?”
Tapi Alca tidak ada guratan cemas pun diwajahnya “jangan khawatir clan Sorcerer hanya akan keluar pada malam hari”
“kenapa memangnya?”
“sama seperti clan Clandestine, mereka itu penghuni malam walaupun pada dasarnya clan Clandestine adalah clan yang istimewa”
Ya aku tahu itu. Clan kami adalah clan yang istimewa karna bertugas menjaga perjanjian yang melibatkan suatu negeri, Maldhivyst. “apa istimewanya mereka?”
Kupikir Alca akan menjelaskan keistimewaan clan kami, ternyata dia hanya mengedikkan bahu tertanda dia tidak tahu atau tidak perduli. Entahlah.
Srekkkkk…. tiba-tiba aku mendengar sesuatu. Seperti sesuatu terjatuh dari pohon, ketika aku menengok kebelakang cahaya silau mengenai mataku… Apa itu?
Aku menggenggam tangan Alca dengan erat dan berharap itu bukan sesuatu yang tidak kami harapkan. Cahaya mulai memudar dan aku mencoba membuka mataku perlahan-lahan.
“Faery?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal
FantasyAku Zeca Elleonore Florecer telah digariskan menjadi keturunan yang harus menjaga perjanjian yang telah ada selama ini demi keutuhan Negeriku, juga salah satu dari kewajiban clan ku. Tapi bagaimana jika semuanya diluar kendaliku tanpa bisa dicegah...