Selesai latihan, hanya tinggal aku dan Rita di The Food Street, dan aku akhirnya bisa menanyakan tentang DNA (baca : Dia) disini. Tapi sebelum aku pun bisa menanyakan sesuatu, Rita menyela.
"Coba kamu ngertiin sendiri nantinya, soalnya aku mau ke Bandung besok."
"Jumat nanti kan libur puasa, jadi aku ama keluarga mau jenguk saudara di Bandung, yang baru kena kecelakaan. Mungkin aku bakal susah buat dicontact, tapi nanti aku coba."
Ini kesempatanku untuk membantu meringankan bebannya. Menjadi ketua kelas bukan pekerjaan yang mudah. Jadi aku meminta kepadanya agar jabatan ketua kelompok diserahkan kepadaku.
Bukan pekerjaan yang mudah tentunya, tapi harus dilakukan agar dia bisa menikmati waktunya di Bandung.
"Boleh gak kalo aku aja yang jadi ketua (kelompok). Biar tugas ini gak jadi beban pikiran berlebihan buat kamu."
"Yakin?"
"Iya, yakin. Nanti aku yang minta anggota kelompok yang lain untuk kumpul."
"Bukan cuma itu loh, kamu juga harus ngeorganisir tugas anggota lain dan ngetik presentasinya.
"Tenang, kamu belum tau aku. Lihat aja, tau-tau udah jadi aja."
"Oke, janji ya?"
"Iya, janji."
"Oke, aku kasih tau anggota yang lain dulu"
Ini harus berhasil, jika tidak dia tidak akan mudah percaya denganku lagi.
Ini kesempatanku untuk membuktikan kepadanya jika aku memang suka padanya.
"Oh iya, kalo boleh tau. Kecelakaan apa saudaramu itu?"
"Kecelakaan pesawat"
"Aduh, aku turut berduka. Parah banget gak?"
"Lumayan parah. Kaki kirinya patah, beberapa tulang rusuk dan tulang lengannya juga. Tapi dia sangat beruntung. Cuma dikit yang selamat dari kecelakaan itu."
"Aduh, ngilu ngedengernya. Kok bisa?"
"Keluarganya belum mau cerita soal itu."
"Oh ok."
"Dirawat dimana dia?"
"Rumah Sakit Hasan Sadikin"
"Ok, semoga cepat sembuh ya. Titip salamku untuk saudaramu."
"Ok. Makasih ya."
Baru kali ini Rita berbicara dengan halus kepadaku. Semua tekanan yang dia jalani sebagai ketua kelas membuatnya sangatlah lelah.
Sungguh aku pun mengerti sulitnya menjadi pemimpin. Itu sebabnya aku mengambil alih kepemimpinannya. Dia harus bekerja lebih dari anggota lain, terlebih lagi harus mengurus pentas seni. Sungguh melelahkan, dan aku mengerti.