Another Day

4.1K 656 111
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sashilla


Kalian suka bertanya-tanya nggak sih sama diri kalian sendiri karena selabil itu. Gue pernah, dan sedang terjadi. Rasanya baru kemarin gue sebel sama Samudra, laki-laki jangkung yang penampilannya selalu on setiap saat. Tapi sekarang gue malah merasa.. enak-enak aja gitu ngobrol sama dia?

Aneh gaksih??

Aneh banget, sumpah.

Rasanya kemarin-kemarin itu cuma insiden sesaat aja, atau istilahnya pemanasan. Karena nyatanya setelah gue banyak ngobrol sama dia, nggak lagi gue merasa ada rasa sebal tersendiri hanya karena omongan orang atau karena ekspresi dia yang agak nyebelin.

Samudra jauh lebih composed dan kalem setelah dua hari gue ketemu sama dia. Mungkin karena kita bertemu urusan kerjaan, ya. Kemarin waktu dia nyamperin gue secara tiba-tiba, mukanya emang agak annoyed. Tapi nggak lama setelahnya langsung cair dan he looks like he listen to me well. Hari ini juga, tampang dia jauh dari kata menyebalkan.

Dateng-dateng tadi dia bilang sama gue "Udah keisi kuotanya?" terus duduk di base tim kegiatan survey hari ini.

"Masih butuh 20 lagi."

Dia kemudian ngeliatin ke arah gue dengan bingung, "Kok lebih banyak?"

"Iya.. Gatau sih, gue agak capek aja hari ini."

Bohong deng, gue bukan agak capek. Tapi capek banget. Ada tekanan batin tersendiri setiap gue harus ganggu waktu orang-orang yang berlalu lalang untuk menikmati waktu mereka disini. Susah, banget, buat menjauhkan pikiran gue bukan kerja tapi malah ganggu break time pengunjung. Gue tau gak seharusnya gue merasa kayak gitu, karena sejak kuliah pun gue selalu diajarkan untuk bisa membawa diri dan mengamalkan ilmu komunikasi yang baik.

Tapi tetap aja.. I cant help it. Gue cupu banget.

Samudra mengangguk-angguk pelan, dan akhirnya ngambil kertas-kertas yang masih kosong. "Ayo sini, kelilingnya sama gue."

"Eh bentar," refleks menarik lengannya. "Kalo nanti kepergok tim gue yang lagi mencar gimana?"

"Yaudah, gapapa. Biar sekalian lo belajar gimana caranya."

Gue berdecak. Emangnya dia pikir gue gak paham apa ya. Tapi yaudah lah, mungkin dia kasihan sama gue karena jauh dari kata expert di tipe pekerjaan kayak gini.

Dan gue sama dia benar-benar berakhir keliling bareng-bareng. Cari pengunjung yang rela meluangkan waktunya untuk isi kuesioner dan tanya jawab sama gue. Kalau lo tanya sama gue, dia beneran emang udah terbiasa sama pekerjaan ini. Keliatan banget dia membaur dengan mudahnya, belum lagi suara dia yang emang kalem dan enak didengar.

SashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang