SamudraHari ini gue capek banget. Banget. Semalem baru landing dari Bali karena clothing line punya Prama ada opening kemarin. Mau nggak mau gue dan Jazzi kesana H-1 setelah selesai kerja dan harus pulang di hari yang sama dengan opening lantaran mengejar kerjaan di Jakarta.
Gila.
Untungnya hari ini nggak ada meeting sama Tenant, gak ada jadwal meeting rutin sama si Bos dan nggak ada jadwal keluar kantor. Di saat-saat kayak gini masih aja merasa ada "untungnya".
Gue masih di pantry, bikin kopi dan mencoba menahan ngantuk yang rasanya udah menguasai kepala. Awalnya gue pengen nggak masuk, tapi nggak jadi. Bulan-bulan kemarin gue udah lumayan sering bolos.
Duduk di meja yang mengarah tepat ke jendela, gue bisa lihat bagaimana langit pagi ini mendung. Di daerah rumah gue bahkan udah gerimis tadi pagi. Mungkin sebentar lagi turun hujan.
"Samudra," suara seseorang tiba-tiba terdengar memanggil.
Gue menoleh, mendapati Sashi berdiri di depan pintu pantry. Mukanya agak kaget ngeliat gue, tapi kemudian balik biasa lagi. Lalu dia jalan ke arah meja tempat kopi dan teh siap sedia diletakkan.
"Kenapa ya kita ketemu terus?" tanyanya, tapi nggak ngeliat ke arah gue.
"Takdir."
Dia ketawa. Padahal ngga tau lucunya dimana.
Sashi melangkah ke arah gue dan duduk di bangku yang ada di sebelah kanan gue, semudah itu. Segampang itu. Apa dia sekarang nganggep gue temennya?
"Muka lo kenapasih capek amat?"
"Iya emang capek."
Dia menatap gue sebentar. Lalu menyesapkan kopinya. Dari jarak dekat begini, gue bisa lihat samar-samar rambutnya basah. Outer warna abu-abu yang dia pakai juga kelihatan basah di bagian bawah dan pundaknya.
Apa dia keujanan?
"Makanya ngga usah masuk," katanya. "Istirahat di rumah."
Gue udah bilang belum sih? Kalau dia tau gue pergi ke Bali di malam gue ketemu sama dia waktu dia balik dijemput Janitra. Malam itu emang belum terlalu malem, dan gue masih sempat ajakin dia pulang bareng karena gue tau dari temannya kalau dia pergi Canvasing beberapa hari.
Tapi dia tolak, karena gue cerita habis itu gue harus langsung cabut ke bandara.
Kata dia, "Gila lo ya! Udah mau jalan malah mau nganterin gue. Jangan sok ngide."
Gue iyain. Tapi gue ajakin lagi setelah kita sampai di basement, sosok teman slash bodyguard dia yang namanya Janitra itu udah kelihatan dari jauh. Jadi dia menolak lagi, tapi dengan kata-kata yang lebih halus.
"Kerjaan gue banyak disini, Sash. Gue mah mau aja ngga masuk, tapi kalo engga mah bisa digaruk atasan gue," jawab gue akhirnya.
"Hmmmm can relate."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sashi
RomanceIn which Samudra Argasatya fall in love with a girl he never thought he'll fall for. Sashi [/sa•shi] : Someone who is willing to sacrifice for others' happiness. A big hearted person. A person who is both internally and externally beautiful. Also v...