"Hallo dear"
"Clarena?"
"Kenapa kamu disini?" Ucap jinyoung
Wait? Aku-kamu?
"Aku kesini, karena aku rindu kamu" jawab clarena sambil berlari kecil menuju jinyoung.
"Nyoung dia siapa?" Tanya gue.
"Dia--"
"Aku mantannya, tapi aku juga calon tunangannya"
Tunangannya?
Ini gue ga salah dengerkan?
Jadi yg dimaksud jinyoung menikah itu, dia mau nikah sama bule satu ini? Tapi kenapa, seakan jinyoung itu sukanya sama gue.
"Oh gitu"
"Kenapa? Kamu ga percaya?" Ucap sibule.
Lo tau apa yg terjadi? Si bule itu langsung nyium bibirnya jinyoung.
JINYOUNG GUYS.
Tepat didepan gue.
"Mphh apaan sih lo" jinyoung memberontak dan sedikit mendorong sibule menjauh.
"Zuyu, bisa gue jelasin"
entah kenapa gue nyesel udah kesini dan nyariin lo.
"Itu semua udah jelas"
"Iya tapi itu--"
"Udah ah nyoung, gue pulang dulu ya. Ngantuk nih"
"Zuyu" jinyoung langsung narik tangan gue untuk tidak pergi darinya.
"Lepasin nyoung, gue ngantuk, gue mau pulang"
"Ga lo gaboleh pulang"
"Tap-"
"Eh ada nak zuyu?" Lo tau itu siapa?
Ya itu appanya jinyoung.
"Eh om" jawab gue.
"Kamu mau pulang? Disini dulu aja, sekalian acara jinyoung mau tunangan dengan clarena"
Dan lagi kenapa hati gue sakit mendengarnya, kenapa gue kecewa dengannya. Padahal gue bukan siapa siapanya jinyoung. Tapi kenapa gue takut.
"Oh gitu ya om? Tapi aku udah ngantuk, jadi maaf ya om aku pamit pulang dulu"
"Yaudah om gaakan maksa"
"Zuyu, dengerin gue dulu, gue itu gaakan tunangan sama dia"
"Selamat ya nyoung" ucap gue dan langsung berlari keluar, tanpa gue sadari air mata gue udah gabisa gue tahan lagi. Gue belum bisa terima apa yg terjadi sekarang.
"Zuyu?" Panggil guanlin.
"Lin" guepun berlari kearahnya dan memeluknya.
"Lo kenapa?"
"Jinyoung lin hiks"
"Jinyoung kenapa?"
"Hiks Jinyoung mau kawin"
"Kawin? Maksud lo nikah?"
"Iya hiks tunangan"
"Ga nyambung anjir"
"Sakit lin huweee"
"Eh lo jangan makin kenceng dong nangisnya, udah ya cupcupcup"
Serasa dedeqq bayi gue.
"Lin nikah yuk"
"Lo ngajak gue?"
"Kalo jinyoung nikah sama si bule itu, berarti gue harus nikah sama lo"
"Kenapa gitu?"
"Karena orang kedua yg gue suka setelah jinyoung itu lo"
Duh gue jadi dugun dugun.
"Lo pasti lagi banyak pikirankan?" jawabnya dan guanlin pun langsung menangkup wajah gue.
Hiks hiks
"Jangan nangis" guanlin menyeka air mata dipipi gue emm.
"Sakitt"
"Iya udah jangan nangis, ada gue disini"
"Tapi lin-"
"Tapi apa?"
"Gue ga rela"
"Relain aja"
"Ko gitu?"
"Kan ada gue"
"Ish guann" ucap gue sambil memukul-mukul bahunya.
Guanlin terus memandang wajah gue,
Bukan wajah sih, tapi mandang mata gue.
Gue baru sadar kali ini, setelah 3tahun lamanya gue suka sama guanlin, ternyata guanlin selalu ada buat gue. Kenapa gue ga menyadarinya dari dulu.
Setelah itu, guanlin sedikit memajukan badannya dan mendekatkan kepalanya. Gue tau setelah ini apa yg terjadi.
Cuphh~
Nahkan.
Tapi ini bukan sekedar kecupan doang. dia nempelin bibirnya lama banget.
Gue ngerti apa maksudnya, guanlin mau nenangin hati gue dengan cara ini. Alhasil, cara dia itu emang beneran bikin hati gue agak mendingan.
Saat gue udah mulai tenang, guanlin melepaskan ciumannya.
"Jangan nangis lagi" ucapnya.
"Iya"
"Gue gamau liat lo nangis lagi"
"Iya lin"
"Gue kasih firstkiss gue buat lo, karena lo adalah orang yg gue cintai"
Tunggu.
Maksudnya cinta?
Jangan dulu percaya sama si guan deh, dia kan tukang bercanda.
"Jangan bercanda"
"Serius"
"Bodo"
"Yaudah"
"Yuk pulang"
"Pulang aja sendiri"
"Ih guan"
"Hehehe iyaiya yuk"
Guepun langsung menggandeng ditangannya dia, sama seperti kita datang kesini.
Setelah gue berbalik.
Gue malah melihat seseorang yg sedang melihat kearah gue.
Seseorang itu yg udah bikin gue kecewa.
Bikin gue nangis.
Tapi dia dari kapan berdiri disitu? Jangan jangan dia juga melihat gue ciuman dengan guanlin?
Dan siapa lagi kalo bukan,
"Jinyoung"
TBC
Sebelumnya author minta maaf, karena yg ini chapternya pendek😥 author sekarang lagi fokus UKK dulu, jadi tolong dimengerti jika author telat up^^ miann.