Chapter 18

221 13 0
                                    

Haii guys, sambil dengerin lagu aja biar enak bacanya ^^


Oyame's POV

"Shigaraki.."

"Hmm?" jawabnya dengan tatapan menusuk.

"Aku akan melakukan ini tapi begitu kontrak ini selesai aku akan kembali ke tempatku semula."

"Tempat semula?"

Lalu ia tertawa terbahak-bahak.

"Apa? HAHAHAHA TEMPAT SEMULA??"

Aku pura-pura tidak mendengar. Karena aku pasti akan ngamuk sejadi-jadinya.

"Waah Oyame-chan mulai mengkhianati kita! Wah wah wah..," sindir Toga.

"Hahaha. Aku ga pernah mau jadi penjahat ga pemes kaya kalian," ejekku balik.

"Ckckck. Shigaraki memilih anak yang salah untuk menjadi anggotanya," sambar Dabi.

Aku melihat ke arah Dabi dan menatapnya heran.

"Ckckck. Kasihan sekali mukamu. Mukamu pasti akan jadi lebih keren kalo matamu kucongkel. Hahahaha," gurauku sehingga cekikikan sendiri.

"Jaga mulutmu bocah," ucapnya lalu mencekram leher kaosku.

"Aaaaa tolong aku! Aku bakal mati! Aku masih mau hidup! Gitu ya? Aku hebat beracting kan?" cengirku mencengkram lengan Dabi. "Selow aja broh."

"Mungkin aku harus sumpal mulut ini ya?"

Dabi menyerang dengan tinjuan dan aku berteleportasi.

"Fyuh. Bajunya jadi kotor. Ini baju edisi terbaru tau!"

"Anak ini...," geramnya lalu melangkah pergi.

Sesudah Dabi pergi, Toga juga menyerang. Namun aku berteleportasi dan melayangkan ranjau di sekitarnya.

"Aku tau kamu bakal melakukan ini Toga. Aku kira aku bisa percaya sama kamu," tatapku dingin lalu menghilangkan ranjau.

"Aaiiiiaaa Oyame-chan. Apa sih yang kamu pikirin. Aku jadi penasaran," ucapnya melanjutkan serangan.

"Kamu bau darah Toga. Kamu vampir?"

"Ehehehe iya kali? Ga tau~"

"Kalian bisa diam ga? Atau aku busukan semua yang ada di sini," geram Shigaraki menatap aku dan Toga.

"Baik!" hormat Toga lalu pergi keluar menemui Dabi.

Sementara aku duduk di pojok. Was was takut ada yang menyerang lagi. Dan tentu saja diawasi si Nakaru ini.

Aku kangen Shouto. Dia gimana sekarang? Apa dia udah ketemu Aizawa-sensei?

Tak sadar aku bergumam, "I miss you, Shouto."

"I miss you too."

Eh?? Siapa tadi yang ngomong? Shouto?

Aku mencoba mengulang hal yang sama beberapa kali namun nihil. Walaupun nihil aku masih senang sekaligus gelisah. Aku menutup mataku.

Mungkin Shouto. Boleh kan aku ngarep?

"Cieee sekarang udah senyum-senyum lagi. Padahal baru ribut ma aku..," ucap Toga tepat di depan mukaku.

"HUWAA!" aku buka mata dan berteriak walaupun ga keras.

"Ayo kita pergi," ucapnya berdiri lalu mengulurkan tangannya ke arahku.

Aku menepis tangannya. Lalu bangkit berdiri dan berjalan di depannya.

"Cih. Nyebelin amat sih," gerutunya.

Aku menatap Shigaraki. Dia menyuruhku mengikuti Dabi. Lalu tatapanku beralih ke Dabi. Pandangannya mengatakan 'ayo'.

"Ya. Tapi sebelumnya, jangan lukai siapa pun. Kumohon," pintaku.

Dabi melihat ke arahku.

"Tentu. Selama mereka tidak menyerang," jawabnya.

Dan kami pun pergi. Kami hanya akan mengambil Bakugou. Lalu semuanya akan beres. Kan?

Todoroki's POV

Aku mengatakan semua yang kulihat saat itu pada Aizawa-sensei.

"Kau ini terlalu banyak halusinasi, Todoroki. Kembalilah ke tempatmu," perintahnya lalu kembali berjalan.

Aku menghela nafas. Bingung mau ngapain. Sudah hampir seminggu Oyame menghilang. Dan yang kutemukan hanya tulisan 'Kereta Shigaraki'. Apa maksudnya? Shigaraki?

Lalu tiba saatnya kita pergi ke kamp pelatihan. Malamnya kami melakukan uji nyali. Aku kelompok ke 2. Bersama Bakugou tentunya. Beberapa saat sesudah kami berjalan, ada kabut beracun menyebar ke seluruh hutan. Dan di situ pula aku menemukan apa yang aku cari selama ini.

Oyame.

"Yo, Bakugou, Shouto," ucapnya di atas ranting pohon.

"Hey! Oyame-chan! Apa yang kamu lakuin di situ? Cepet turun terus bantuin kami! Ada yang terluka!" teriakku tanpa sadar.

"Tch. Diem kamu Shouto. Bakugou, ayo ikut kita. Kamu ikut, semua aman," lanjutnya membuatku kaget.

"OI PACAR KAMU NYARI KAMU SELAMA INI! KENAPA JUGA AKU HARUS IKUT KAMU HAH?!" teriak Bakugou seperti biasanya.

"Diamlah Bakugou," cetus Oyame.

Oyame membuat ranjau di sekitar kami. Aku menyerang dengan es namun itu di hancurkan oleh ranjaunya.

"Tidak berguna. Ayo, jangan buang waktu Bakugou."

"Keparat kesini kamu kalo berani!" teriak Bakugou.

"Sok. Aku udah di sini," balas Oyame sudah ada di depan Bakugou.

"Tidur bentar," gumamnya lalu meledakkan ranjau di sekitar Bakugou.

"Kamu pikir aku bakal kena pake serangan murahan hah?" jawab Bakugou walaupun sudah terluka.

Oyame memukul leher Bakugou lalu ia pingsan sebelumnya Bakugou berusaha meledakan Oyame namun Oyame lebih cepat dan Bakugou akhirnya tetap pingsan. Oyame menaikkannya ke punggungnya.

"Sampai jumpa, Shouto."

"Tunggu..," gumamku sedikit putus asa.

"Maaf.."

Aku melihatnya hampir pergi namun aku tetap menyerang menggunakan es. Ia menahannya menggunakan light.

"Aku ga akan biarin kamu jadi penjahat," gumamku menurunkan anak yang terluka.

"Aku juga ga mau. Tapi aku harus. Aku tidak ingin kamu terlibat, Shouto. Karena kamu adalah mimpi dan takdirku."

Aku dan Oyame akhirnya bertarung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dream and Fact Become One [Todoroki Shouto x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang