Chapter 3

287 36 2
                                    

Todoroki's P.O.V

Anak berambut putih itu Oyame Tsunaki ya? Aku melirik ke arahnya. Aku makan di sebelah Midoriya dan Lida. Sedangkan didepanku Oyame dan Uraraka. Oyame memalingkan mukanya dari kami dan terus diam. Aku merasa ada yang unik dari anak ini. Jadi secara tidak sadar aku terus-menerus melihatnya.

"Todoroki, ada masalah apa?" tanya Oyame tiba-tiba tanpa melihat kearahku.

"Ah.. tidak," jawabku lalu memakan soba yang hampir habis.

Oyame melihat kearahku sekilas dan kembali memalingkan muka.

Sesudah makan siang,kami kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran.

Ugh, tadi itu memalukan sekali. Bagaimana bisa aku tidak sadar kalau aku terus melihatnya? Aku ini aneh sekali. Biasanya aku tidak seperti ini.

Back to normal

(Bel pulang berbunyi dan murid-murid berhamburan keluar kelas)

Aku pun bersiap untuk pulang. Saat aku masih membereskan buku, Todoroki membalikkan badannya sampai menghadap ke arahku.

"Sudah mau pulang?" tanyanya.

"Tentu saja. Sepertinya kamu mau tinggal disini ya?" jawabku.

"Tidak," kata Todoroki sambil menggaruk kepalanya.

"Kenapa emangnya?" balasku lagi.

"Mau pulang bareng?" ucap Todoroki sambil memalingkan mukanya ke arah lain.

"Ada angin apa sehingga kamu mau pulang bareng dengan aku?"

Aku melihatnya dengan heran. Padahal hari ini merupakan hari pertama bersekolah di YUUEI, dia berniat pulang bareng?

"Kalau kamu tidak mau, cukup bilang tidak saja koq," kata Todoroki.

"Hmm.. baiklah," kataku.

Aku bangkit berdiri dan berjalan ke depan pintu kelas. Aku mengira Todoroki sudah bersiap untuk pulang juga tapi dia terlihat sibuk mencari sesuatu. Terpaksa aku kembali dan menanyainya.

"Apa yang kamu cari? Mau kubantu?" tanyaku.

"Tidak usah. Kamu pulang saja duluan," balas Todoroki dingin.

"Hah? Apa maksudmu, Todoroki? Bukankah tadi kamu mengajak untuk pulang bareng? Kenapa kamu menyuruhku pulang duluan?" tanyaku heran.

"Kamu tidak mau kan?" balasnya singkat tapi menusuk.

"Aku tidak bilang tidak mau lho," balasku lagi.

Todoroki tidak menjawab dan terus mencari. Aku tidak peduli dengan ocehannya dan tetap membantunya mencari sesuatu yang hilang. Lalu aku melihat secarik kertas yang jatuh di dekat mejaku.

Mungkin ini yang Todoroki cari?

"Todoroki, ini yang kamu cari?"

Todoroki menoleh dan mukanya memerah.

"Berikan kertas itu!"teriaknya panik.

"Wah, mukamu memerah! Hahaha. Apakah kertas ini berisi sesuatu?" godaku sambil berlari mengindarinya.

"Kembalikan! Jangan dilihat!" teriaknya semakin panik.

Aku coba untuk mengintip dalamnya tapi dia sudah merebutnya.

"Dasar, aku tidak tahu kamu bisa jahil seperti ini!" omelnya.

"Pfft. Aku ini manusia yah pasti bisa dong," kataku.

"Jadi mau pulang bareng?" tanya Todoroki sambil memasukkan kertas itu ke dalam tasnya.

"Yuk," senyumku.

Aku tidak pernah tersenyum belakangan ini. Tapi, khusus untuk hari ini aku bisa memahaminya. Todoroki Shouto. Terima kasih.

Kami pulang bersama. Dalam perjalanan pun kami masih sempat bercanda.

"Mau kuantar sampai ke rumah?" tanya Todoroki sehabis tertawa.

"Yakin? Rumahmu jauh dari rumahku lho. Nanti bisa-bisa kamu pingsan tengah jalan," ucapku menggoda lagi.

"Iya,yakin koq," balasnya.

"Kalau begitu baiklah," senyumku lagi.

"Kamu tahu? Kamu membuat aku bisa tersenyum setelah sekian tahun. Aneh ya?" kataku lalu memandang kosong ke depan.

"Oh.. sama-sama," ucap Todoroki.

Singkat cerita kami sampai di depan rumahku. Todoroki pamit pulang tapi sebelum itu ia berbalik menghadap ke arahku yang masih ada di pintu rumah.

"Oyame, besok mau kuantar ke rumah lagi?" tawar Todoroki.

"Kamu tidak terganggu?" tanyaku balik.

"Tidak. Jadi setuju ya," ucapnya lalu melambaikan tangannya ke arahku.

"Sampai nanti,Oyame," ucapnya.

"Dah...," kataku.

Aku masuk ke dalam rumahku. Aku membelakangi pintu rumah.

Todoroki, kamu punya banyak kesamaan dengan aku ya? Sebelum aku menyadarinya, tidak kusangka kamulah yang bisa membuatku tertawa lepas seperti dulu. Banyak orang yang mencoba menghiburku dengan berbagai cara, tapi tidak satu pun yang berhasil membuatku senang. Tapi kamu beda ya. Kamu bisa membuat aku tertawa dengan tindakan biasa...

"EH?!? APA YANG AKU PIKIRKAN?!?"teriakku. Aku berlari ke kamar dan menutupi mukaku dengan bantal untuk menyembunyikan muka merahku.

(Sementara itu di rumah Todoroki)

"Shouto! Kemana saja kau? Kenapa kau pulang jam segini?" Endeavor bergeram marah.

"Aku mengantar seseorang pulang," jawab Todoroki datar.

"Seseorang?" tanya Endeavor heran.

"Iya," jawabnya lalu masuk ke dalam kamarnya.

"Belum pernah kulihat Shouto mau mengantar seseorang pulang," gumam Endeavor.

(Di kamar Todoroki)

"Untung saja Oyame tidak melihat isi surat ini," gumam Todoroki sambil membereskan tasnya.

"Shouto!" panggil Endeavor dari luar kamar.

Apa lagi sih? Tidak cukup orang itu menggangguku terus? Huft.

"Apa?" tanya Todoroki sinis.

"Siapa seseorang yang kamu antar itu?" tanya Endeavor.

"Seseorang. Kenapa? Kau penasaran? Jarang sekali kau peduli padaku," jawabnya lalu kembali lagi kedalam kamar.

Tepat sesudah Todoroki membalikan badannya menghadap kamarnya,

"Perempuan ya?" sahut Endeavor.

Todoroki tidak menjawab dan masuk ke kamarnya.

(Didalam kamar Todoroki)

Jantungku tidak mau berhenti berdetak dengan cepat. Ugh.

"Oyame..," gumamnya.

Hekh.?!?

Todoroki menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Secara tidak sadar mukanya menjadi merah...

Dream and Fact Become One [Todoroki Shouto x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang