Chapter 12

183 20 3
                                    

Aku dan Shouto pergi ke kantornya Endeavor. Aku belajar memertahankan tamengku dalam jangka waktu yang lebih lama dari biasanya. Aku juga belajar cara Endeavor mengatur orang-orang disekitarnya.

Tidak heran kalau dia memang pahlawan no. 2

(Saat sedang berlatih dengan Shouto)

"Hey! Oyame! Coba kamu gunakan kedua quirkmu," teriak Endeavor.

"Tapi aku tidak pernah menggunakan kedua quirkku sekaligus," balasku.

"Coba saja. Kita akan lihat sampai mana kekuatanmu bisa bertahan," lanjutnya.

"Shouto tidak melakukannya?" aku balik bertanya.

"Aku sudah melakukannya sebelum kamu."

Aku hanya ber-oh ria. Aku mulai mencoba apa yang tadi dikatakan Endeavor. Mula-mula aku hanya bisa 2 menit.

"Astaga. Kau payah sekali," ucap Endeavor.

"Coba kamu gunakan dua quirk sekaligus! Ini lebih sulit dari dugaanmu tahu!" balasku mulai emosi.

"Dasar. Mengeluh saja terus," Shouto ikut mengomentari.

"Diam kamu! Kamu sendiri bisa berapa menit hah?"

"Cari tahu saja sendiri."

"Kadang aku ingin menendangmu."

"Tendang saja. Aku tidak takut."

"Kamu membuatku jengkel."

"Lho bukannya tadi mau nendang?"

Aku membuat ranjau disekitarnya dan mulai berkelahi dengan Shouto. Endeavor sempat berteriak marah tapi kami tetap berkelahi sampai akhirnya kepala kami diadukan.

"Aw! Sakit tahu!" aku mengomel sambil memegang dahiku sedangkan Shouto hanya sok kuat padahal aku tahu itu pasti sakit.

"Kamu yang memulai bodoh!" Endeavor memukul kepalaku lagi.

"Aw! Kalau kepalaku pecah gimana? Mau kamu gantikan dengan kepalamu?"

"Cukup bercandanya! Mulai latihan lagi! Hari ini kamu harus bisa mempertahankan quirkmu sampai 5 menit!" ucap Endeavor sambil menudingkan jarinya ke arahku.

"Eeeh? 5 menit? Itu terlalu lama, Endeavor!"

Endeavor menatapku marah.

"Hah.. iya iya. Aku lakukan," kataku menyerah.

(Time skip)

Selesai latihan kami pergi jalan-jalan sekitar kantor Endeavor. Kebetulan saat itu sudah waktunya jam makan malam.

"Huwaaah. Beres juga akhirnya," ucapku lalu menyilangkan tanganku. "Aku lapar. Makan yuk Shouto!"

"Makan ke mana?"

"Buat saja. Mahal tahu makanan diluar," dengusku.

"Dasar pelit," ucapnya. "Makan diluar saja. Kalau kamu tidak mau bayar, aku saja yang bayar," lalu Shouto menggenggam tanganku dan pergi ke tempat makan.

"Aku ingin soba dingin!" teriakku karena sudah sangat lapar.

"Sama."

Singkatnya kami makan dan berjalan-jalan dulu sebelum pulang.

"Hey! Shouto! Sini!"

"Apa lagi?"

"Booo!" aku memakai topeng yang menurutku seram.

"Kamu kenapa?" tanyanya datar.

"Eh itu ada Kirishima dan Kaminari! Hai!" teriakku sambil menunjuk mereka.

"Oh Oyame! Hai. Sedang apa disini?" tanya Kaminari.

"Jalan-jalan."

"Wah. Jalan-jalan sama Todoroki ya? Kalian memang pasangan serasi," ucap Kirishima sambil tertawa.

Aku, Kirishima, dan Kaminari mengobrol lumayan lama. Aku cukup dekat dengan Kirishima. Aku lihat Shouto sama sekali tidak mengatakan apapun. Setelah mengobrol cukup lama, Kirishima dan Kaminari kembali ke tempat magangnya.

"Shouto? Kenapa diam saja?"

"..."

"Huuh kamu tidak seru," kataku.

"..."

"Kenapa tiba-tiba diam?"

"....."

"Hey Shouto?"

"......."

"Kamu kenapa sih?"

"Aku gak apa-apa."

Aku menatapnya heran. Lalu aku mengajaknya pergi ke taman. Shouto hanya diam.

Todoroki's P.O.V

Aku diajak Oyame ke taman. Lalu kami duduk disana sebentar. Tadi aku hanya diam saja melihat Oyame mengobrol asyik dengan Kirishima.

Berapa lama mereka akan terus mengobrol seperti itu? Menyebalkan. Kenapa mereka begitu dekat? Oyame tidak pernah bersikap seperti itu padaku.

"Hey Shouto," panggil Oyame saat sudah di taman.

Aku tidak menjawabnya.

"Kamu cemburu ya?"

Aku berhenti berjalan dan terkejut. Mukaku memerah.

"T-Tidak! Untuk apa aku cemburu padamu? Biar saja kamu dengan Kirishima," ucapku.

"Padaku? Hahaha. Jadi benar! Kamu memang cemburu! Aku harus kasih tahu Endeavor!" teriaknya gembira sambil berlari menjauhiku.

"Hey! Aku tidak cemburu!"

Aku mengejarnya sampai ke tempat magang.

"Endeavor!"

"Apa?" jawabnya.

ARGH! ORANG ITU ADA LAGI!

"Endeavor! Shouto cem-"

Aku menutup mulutnya dengan kedua tanganku dari depan.

"Shouto apa?" tanyanya lalu menghampiri kami.

"Dia.. CEMBURU!" teriaknya sambil melepaskan tanganku.

Mukaku semakin memerah dan aku mengejarnya karena dia berlari menghindariku.

"DASAR! KEMBALI KESINI!"

"TIDAK MAU!"

Aku terus mengejarnya sampai kami berdua duduk karena capek. Kami duduk di depan kamar Oyame.

"Dasar pembuat onar!" kataku tersenggal-senggal.

"Jadi.. benar ya kalau kamu cemburu?" tanyanya lagi.

Aku hanya diam dan mengatur nafasku.

Huh. Aku tidak cemburu. Tapi aku hanya kesal kamu berlama-lama dengan Kirishima. Itu saja.

"Aku juga merasa hal yang sama koq kalau aku melihatmu dengan Momo," tambahnya lagi.

Aku melihatnya tersenyum ke arahku. Tanpa sadar aku juga ikut tertawa.

"Jadi bukan hanya aku yang cemburu ya?"

"Diamlah Shouto," dengusnya.

Aku menepuk kepalanya pelan dan memeluknya.

Back to normal

Aku terkejut karena tiba-tiba Shouto memelukku. Mukaku memerah lalu kepalanya tertidur dipundakku.

Oh. Ternyata dia sudah tidur.

"Dasar," aku membiarkannya tidur dipundakku dan tidak lama kemudian aku pun tertidur.











Dream and Fact Become One [Todoroki Shouto x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang