Chapter 17

139 13 0
                                    

Todoroki's POV

Aku berjalan pulang sendiri tanpa Oyame-chan di sebelahku. Biasanya aku pulang bareng dia sambil bercanda. Tapi kali ini gimana mau bercanda kalo tau dia anak musuh?

Aku melihat dia menangis di tempat umum. Memalukan? Ya. Tentu. Tapi kenapa aku malah sedih? Lalu kenapa dia nekat menangis di tempat umum?

Saat pulang sekolah Oyame-chan berlari pulang. Aku tidak menyusulnya. Bukannya benci atau menyesal tapi aku hanya butuh waktu untuk mencerna. Semua seakan terjadi sangat lambat.

Lalu tidak sengaja aku bertemu dengannya di taman tempat aku memberinya pita hijau sebagai hadiah.

"Tau gini seharusnya aku bilang aja kalo aku ini anak penjahat," isaknya lalu menghapus air matanya.

Aku tidak berani menghampirinya dan hanya melihat dari kejauhan.

"Shouto pasti membenciku. Ditambah aku berbohong."

"Aku tidak membencimu. Aku hanya perlu waktu untuk berpikir," gumamku.

"Ah.. apa sih yang aku pikirin? Pengen ngubah takdir? Pacaran sama anak pahlawan ke-2? Aku mulai gila ya?" lalu Oyame-chan terkikik sendiri.

"Sudahlah. Aku akan mengakhiri hubunganku dengan Shouto. Lalu aku akan menuruti segala perintah Shigaraki. Mungkin lebih baik kaya gini aja. Ga perlu repot nyembunyiin identitas."

"Apa kamu bilang?! Setelah semua yang kita laluin bersama, kamu bakal jadi penjahat?" teriakku tanpa sadar.

"Hmm? Apa manfaatnya? Aku hanya menipumu," jawabnya membuang muka.

"Apa? Oyame, aku tidak membencimu atau apa, tapi aku hanya butuh waktu buat mencerna."

"Oh.. mencari tau tentang aku? Kamu tidak perlu repot. Aku akan keluar sekolah koq."

"Dengar ya Oyame, aku tidak melihatmu sebagai penjahat. Aku menganggapmu sebagai pacarku. Pacar biasa.'

"Lalu? Kenapa kamu ngejauhin alu di sekolah tadi?" air mata mulai menggenang di pelupuk matanya saat kita bertatapan.

"Aku butuh waktu. Mencerna semua ini. Kalau kamu mau, bantu aku mengerti. Tolong beritahu secara jujur," ucapku sedikit takut. Takut dia akan lari dan meninggalkan yang bukan sebenarnya.

"Kalo aku cerita, apa imbalannya? Toh kamu akan memutuskan aku begitu saja kan?"

Mendengar itu, aku beranjak dan memeluk Oyame.

"Aku tidak akan memutuskan kamu. Kamu tuh berharga buat aku. Aku bakal ada di samping kamu. Dengerin kamu. Bantuin kamu. Sama kaya kamu dulu," ucapku panjang lebar.

"Kalo gitu sekarang aku harus gimana? Aku juga ga mau jadi penjahat.. aku ga mau pisah sama Shouto. Ga mau pisah sama temen-temen..," akhirnya tangisnya pecah juga.

Aku mengusap kepalanya lembut.

"Tidak apa-apa koq. Selama kamu percaya apa yang kamu lakukan itu benar."

PLOK PLOK PLOK

"Drama yang luar biasa. Maaf memotong pembicaraan kalian. Tapi sebenarnya Oyame sudah menjadi bagian Shigaraki," ucap Nakaru tiba-tiba ada di belakangku.

"Nakaru! Awas Shouto!" Oyame berteriak lalu mendorongku ke samping.

"Eh? Oyame?"

Aku melihat darah segar mengalir dari pipi Oyame.

"Oyame!"

Aku bangun lalu akan menyerang Nakaru namun Nakaru mengancam.

"Berani menggunakan quirk, anak ini mati," ancamnya.

"Shouto, pergi ke All Might. Atau ke Aizawa-sensei..," ucapnya kecil.

"Baiklah. Tapi berjanjilah kamu bakal kembali dalam keadaan hidup."

"Janji koq. Sana pergi," senyumnya walaupun sudah diambang kematian.

Aku terpaksa lari dan pergi mencari Aizawa-sensei.

Oyame's POV

"Ayo pergi," suruh Nakaru.

"Kenapa kamu seenaknya aja buat kontrak hah?"

"Kamu kan anakku," seringainya.

"Tidak sudi aku memanggilmu Ibu tau!"

"Tidak peduli. Sekarang cepat pergi dan temui Shigaraki. Dia sudah menunggumu."

"Kalo ga mau?"

"Paling aku membawa kamu dengan paksa. Dengan cara melukainya. Kamu ga mau kan pacarmu itu terluka?"

"Harus kubilang berapa kali sampe mulutku berbusa hah? Ga usah libatin dia!"

"Sudah. Ga usah banyak ngomong buat ngulur waktu. Cepat pergi ke stasiun kita akan naik kereta."

"Cih.."

Aku mengikutinya. Tapi sebelumnya aku meninggalkan pesan di kursi taman itu. 'KERETA SHIGARAKI'. Semoga Shouto mengerti.

Sampai di stasiun, Nakaru memukul bagian belakang leherku. Aku pingsan. Lalu aku tiba di tempat Shigaraki dan teman-temannya. Aku sadar kalo aku sedang dalam keadaan terikat di kursi.

"Selamat datang Oyame-chaaaan!" sambut anak berambut kuning lalu memelukku.

"Halo..," balasku aneh.

"Selamat datang anak Nakaru," muncul Shigaraki menyimpan koran yang sedang ia baca.

"Shigaraki ya? Begini kalian menyambutku? Dengan mengikat tamu di kursi?"

"Bukaaan! Ini supaya kamu ga kabur~" jawab anak berambut kuning.

"Perkenalkan diri kalian. Aku Shigaraki."

"Aku Himiko Toga. Panggil aja Toga-chan~"

Yang lainnya pun memperkenalkan dirinya masing-masing.

"Lalu coba kamu perkenalkan dirimu," suruh Shigaraki.

"Aku Oyame."

"Oyame, bersiaplah karena kita akan membuat kekacauan di sekolahmu itu," tawanya menggelegar.

Alu menggigit bibirku. Shouto. Teman-teman. Maafkan aku.



Dream and Fact Become One [Todoroki Shouto x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang