026

2.6K 374 57
                                    

Arranged

By

Fallforhoon

Disclaimer :

Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^

Warning:

Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.

It's Jicheol!

Don't Like! Don't Read!

Don't be a Basher!

HAPPY READING!^^















Ini sudah pukul 2 siang. Seungcheol melihat sekeliling. Dirinya yakin tidak ada siapapun dirumah.

Ibunya bilang ingin menghadiri undangan temannya. Hyung nya jelas sedang bekerja. Dan ayahnya— seungcheol tidak yakin ayahnya kemana. Tapi kemungkinan besar, ia pergi ke perusahaan.

Ponsel seungcheol bergetar lagi. Kali ini telfon, bukan pesan masuk seperti sebelumnya. Beberapa hari seungcheol meninggalkan perusahaan, rekan rekannya terus menghujaninya dengan telfon dan pesan.

Seungcheol menghela nafas pelan. Ia berdeham, menstabilkan suaranya sebelum menjawab telfon saat layarnya itu berkedip dengan tulisan 'Kim Mingyu' disana.

"Yeob—"

"Hyung!"

Seungcheol seketika menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ia meringis, mndengar seberapa keras temannya itu memanggilnya.

"Huh?"

"Kenapa baru menjawab telfonku? Kenapa tidak membalas pesanku dan yang lain? Kenapa tidak masuk beberapa hari ini, huh? Kenapa kau tidak menghadiri rapat? Kau tahu berapa banyak rapat yang tuan lee tugaskan padaku karena kau tidak ada? Kenapa kau tidak hadir tanpa alasan?"

Seungcheol mengerutkan keningnya. Ia menghela nafas lagi sebelum menjawab. "Sudah? Berapa banyak pertanyaan itu? Apa harus aku jawab semuanya?"

Ia mendengar mingyu menggumam, dari seberang sana. Ia juga tahu pria itu mungkin kesal dengannya. Rekannya yang lain mungkin juga. Atasan mereka pergi tanpa izin, tanpa alasan. Membuat semua tugas tugasnya yang banyak diberikan pada mereka. Bagaimana itu tidak membuat kesal?

"Pokoknya, datang kesini."

"Aku tidak bisa sekarang, mingyu-ya. Tidak hari—"

"Sekarang, hyung. Kau mau lari dari tanggung jawab?"

Seungcheol mengerut. Ia tidak suka diomong seperti itu. "Aku tidak lari dari apapun."

"Kalau begitu datang, oke? Kumohon? Semuanya kacau tanpamu," Mingyu merengek diseberang sana.

Seungcheol menghela nafas. Kakinya kemudian beranjak menuju kamar, membuka lemarinya, dimana setelan jasnya sudah rapi tergantung. "Arraseo,"

Ia mematikan sambungan telfonnya. Tangannya kemudian bergerak mengambil setelan jasnya. Ia pikir ini tidak apa. Ia hanya pergi ke kantor. Hanya pergi untuk mengecek pekerjaan.

Seungcheol bercermin. Ia mengenakan dasinya. Rasanya ia merindukan pakaian ini meskipun hanya beberapa hari tidak bekerja. Ia merapikan rambutnya— saat ia merasa melihat siluet seseorang.

[✔️] Arranged ; JicheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang