Arranged
By
Fallforhoon
Disclaimer :
Semua karakter tokoh, kata-kata, dan perilaku tokoh di dalam FF tidak bermaksud menjelek-jelekkan tokoh dari segi manapun. FF ini murni dari pemikiran otak saya. Jadi, jika ada kesamaan mungkin hanya sebuah kebetulan^^
Warning:
Kind of weird , Typo(s), BoyxBoy.
It's Jicheol!
Don't Like! Don't Read!
Don't be a Basher!
HAPPY READING!^^
Jihoon sudah berusaha.
Ia sudah mencoba sebisa mungkin untuk menghubungi seungcheol. Bahkan rekan kerjanya, mingyu. Atau mungkin sekretarisnya. Mungkin ia bisa mencoba menelfon ayahnya. Tapi ia tidak ingin semua ini terbongkar. Jadi ia menyimpan option ini untuk yang terakhir.
Saat wonwoo pertama kali mendengar ini, ia jelas kaget. Namun saat jihoon menjelaskannya, sahabatnya itu mengerti ini hanya salah paham.
"Ini bisa jadi lebih dari itu," Jihoon mengotot saat wonwoo membela seniornya. "Kita berdua mabuk. Dan tidak ada yang tahu apa yang mungkin terjadi."
Tapi wonwoo tetap menyanggahnya. Ia mengenal daehyun lebih lama dari jihoon. Dan ia tahu sifat seniornya itu.
Minggu kemarin, ia dikejutkan dengan berita baru dari wonwoo.
"Ji, kau tahu jika senior jung menemui seungcheol?"
Jihoon seketika membulatkan matanya. Ia mencari seniornya itu kemanapun, dan 15 menit sebelum operasinya dimulai, seniornya itu baru datang —dari perusahaan ayahnya.
Pikiran jihoon langsung negatif. Ia langsung membayangkan seungcheol atau daehyun terluka seperti saat ia bertengkar dengan soonyoung. Tapi saat ia melihat seniornya itu yang tidak apa apa, jihoon bisa menghela nafas lega.
"Aku tidak berbicara apapun, kami hanya kebetulan bertemu," Daehyun selalu berkata begitu setiap kali jihoon bertanya.
"Jika kau ingin tahu, kenapa tidak kau datangi saja sendiri? Ia akan satu rumah denganmu,"
Jihoon hanya menghela nafas lelah. Sampai saat ini, ia belum bisa bertemu seungcheol sekalipun. Pria itu sangat sulit untuk ditemui. Ia tahu seungcheol sengaja menghindarinya juga. Ia tidak bisa memungkiri ia merindukannya.
Jihoon melihat jam tangannya. Masih pukul 2 siang, tapi pekerjaannya sudah berakhir. Ia menyelesaikan lembur, ditambah shift paginya. Alhasil, di siang hari begini, tugasnya telah selesai semua.
Tangannya meraba saku jas nya. Ia sangat ingin menemui seungcheol. Ia sangat ingin berbicara dengannya. Ia ingin masalah ini selesai, dan mereka bisa kembali seperti semula.
Dan merasa ia tidak punya pilihan lain, ia menggunakan option terakhirnya itu.
-
"Maksudku, bukan tidak setuju. Katakan padanya aku akan mempertimbangkan rancangannya lain kali." seungcheol memegang ponselnya dengan sebelah tangan. Sedangkan tangan kirinya ia pakai untuk menandatangani dokumen.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Arranged ; Jicheol
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Awalnya, jihoon merasa keberatan. Begitu juga seungcheol. Pernikahan yang dirancang memang tidak enak.