RIKUO NURA

239 23 0
                                    

haiiiiiiiiiiiiiiiiii............
aku ingin tau, ceritaku mulai membosankan yah?
aku nanya doang sih
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Rikuo, kakek tau ini bukan urusanku. Tapi kau bersikap aneh" kata Komandan. Rikuo hanya menatap kakeknya dan kembali melihat langit malam. Kakeknya menghela napas dan tetap melanjutkan minum teh yang sudah disajikan oleh ibu Rikuo.

Setelah kejadian ditaman, beberapa saat kemudian Rikuo kembali pulang. Anehnya, ekspresinya seperti sedang kebingungan. Yokai-yokai dirumahnya merasa kebingungan dengan sikap aneh tuan mudanya.

'kenapa aku berkata seperti itu didepan Sesshomaru? Terutama didepan Riana?' pikir Rikuo. Tsurara dan Kurata merasa kasihan dengan tuan mudanya itu. "aku pikir pasti ada masalah saat tuan muda keluar" kata Tsurara ke Kurata. "kalau iya, bukankah itu bukan urusan kita?" tanya Kurata.

Seketika Kurata mencoba menahan sakit saat Tsurara menginjak kakinya dengan sangat keras. "apa maksudmu berkata seperti itu?! Urusan tuan berarti urusan kita juga!!" kata Tsurara. Kurata hanya bisa pasrah jika si Yuki Onna mulai marah, entah kenapa Kurata merasa tidak seharusnya ikut campur. Namun karena Tsurara, mau tidak mau harus melakukannya.

sementara itu, Rikuo masih betah menatap langit di pohon Sakura yang berada dibelakang rumahnya. Rikuo masih memikirkan tindakannya, padahal bukan itu yang ingin dia katakan kepada Sesshomaru. Tapi melihat Riana membuat Rikuo menjadi salah fokus.

'kenapa kepalaku dipenuhi oleh Riana? Ini sangat aneh' pikir Rikuo. Rikuo terus menerus menatap langit yang ditaburi oleh bintang-bintang yang bersinar, tapi langsung buyar ketika suara ibunya memanggilnya.

"Rikuo, sudah saatnya kau tidur. Besok kau akan sekolah" kata ibu Rikuo dengan senyum yang selalau terukir di bibir ibu Rikuo. Rikuo menatap ibunya lalu pergi ke kamarnya.

keesokan harinya, secara tidak sengaja bertemu Riana yang sedang membeli sesuatu ditoko. "ada apa Rikuo?" tanya Riana. Rikuo hanya memandangnya dan langsung salah tingkah. "oh tidak ada apa apa" kata Rikuo dengan tertawa.

"apakah kau mau berangkat bersama sama" tanya Rikuo. Riana hanya mengangguk, lalu mulai merasa aneh. "Rikuo, bukankah ada dua orang yang selalu mengikutimu kemana mana? Dimana mereka?" tanya Riana.

Rikuo tahu kalau Riana sedang membicarakan Tsurara dan Kurata. "oh, mereka ada dibelakang" kata Rikuo. Riana melihat ke belakang dan melihat Tsurara sedang menatap dengan sangat intens sekali, dengan sigap Riana langsung mengembalikan kepalanya seperti semula.

'kenapa dia melihat seperti itu???' pikir Riana. Riana hanya bisa sweatdrop saat melihat tingkah Tsurara yang secara terang-terangan memperhatikannya. "apa aku punya hutang? Kalau punya katakan saja, aku pastikan akan membayarnya" kata Riana.

Tsurara tidak menggubris perkataan Riana dan tetap menatapnya. "sebenarnya kau punya masalah apa ke aku? Dari awal kita bertemu diperempatan hingga sekarang saat kita pulang pun kau tetap menatapku. Apa masalahmu?!" tanya Riana.

Tiba-tiba Tsurara bersikap seakan akan tidak terjadi apa-apa, sikapnya membuat Riana kesal. "maaf atas sikap Tsurara, Riana. Aku yakin bukan itu maksudnya" kata Rikuo. Tsurara dengan segera mengandeng tangan Rikuo dan mulai tersenyum kemenangan.

"aku tidak ada urusan dengan anak kecil sepertimu, Tsurara. Lebih baik aku pulang dan menemui ayahku" kata Riana. Tsurara seketika mendidih ketika mendengar perkataan Riana.

"sudahlah, Tsurara. Sebenarnya ada apa dengan dirimu?" tanya Rikuo. Tsurara menatapnya dengan lekat dan Rikuo mulai bingung. "apa gara-gara Riana itu yang membuatmu duduk termenung kemarin malam???" tanya Tsurara dengan intens.

Seketika jantung Rikuo berdetak dengan kencang saat mendengar pertanyaan Tsurara, dia menoleh ke arah lain dengan keringat dingin. "sudah kuduga!!! Ternyata tuan menyukainya!!!" kata Tsurara dengan sangat keras. Kurata hanya memilih diam dalan hal ini, entah kenapa dalam lubuk hatinya dirinya memang sudah mengetahuinya.

"sudahlah, bukan begitu. Lebih baik kita pulang" kata Rikuo panik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
oke, akhirnya selesai juga part ini.
aku gk akan basa basi, see you next chapter.

i hope you vote and comment my story

Different Life ( Nurarihyon no mago fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang