04

104 15 0
                                    

Park Woojin Pov

Sepanjang malam aku masih saja memikirkan kim eunha (y/n) yang entah kenapa merasuki otakku. Sejak kejadian tadi sore sehabis mengantar eunha (y/n) dan senyuman yang dia berikan tadi.

Bukannya aku suka dengan eunha (y/n) tapi aku penasaran dengan senyuman yang dia berikan tadi. Pasti dia menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin dia berikan kepada siapapun.

Apa mungkin itu alasan dia di bully? Aku tidak tau yang pasti aku ingin tau.

Aku memetikan gitar yang aku miliki dan melinat ke arah luar jendela kamarku, bintang bersinar dengan terangnya semoga besok hari yang indah.

Sialnya, pagi ini bukan hari yang indah. Aku kesiangan. Bahkan aku tak sempat menyisir rambutku jadi ku biarkan acak-acakan dan langsung mandi dan pergi tanpa sarapan lagi. Pagi yang sial.

Aku berlari sekuat yang aku bisa sebelum pintu pagar dikunci. Untungnya pintu belom dikunci telat beberapa menit lagi pasti sudah dikunci. Aku sebenarnya bisa saja bolos tapi aku langsung ingat kata-kata appa yang ingin memindahkanku kesekolah bisnis. Ih aku memikirkannya saja tidak mau.

Untungnya ssaem belom datang jadi aku selamat. Langsungku dudukan kursiku yang kosong. Sebenarnya hari ini aku ingin sekali bolos karena seongwoo hyung ingin mentraktirku untuk bermain game online. Ah rasa labil muncul lagi. Jiwa remaja yang labil.

"Mukamu panik gitu. Kau tidak tau kalo ssaem sakit dan kita jam kosong"ujar jihoon yang baru saja duduk disamping kursiku

"Jinjja? Ah kalo gitu aku mendingan bolos"ujarku kecewa. Sudah buru-buru malah ternyata ssaem tidak masuk

Aku mengambil tasku dan segera pergi meninggalkan kelasku. Walaupun sudah diteriaki oleh murid yang lain aku tetap jalan menuju gerbang tapi langka ku terhenti ketika melihat eunha (y/n) yang sedang duduk sambil meneteskan air matanya lagi. Rasa ibaku muncul ketika melihatnya menangis.

"Hei, kenapa kau menangis?"ujarku

Aku menghampiri eunha (y/n) yang sedang menangis. Saat dia mulai sadar ada aku disampingnya, dia langsung menggelengkan kepalanya bertanda dia baik-baik saja.

"Kalau kau baik-baik saja kenapa menangis?"tanyaku

"Woojin-ssi ku mohon jangan ganggu urusanku" ujarnya

Aku yang merasa terusir hanya bisa diam dan berjalan meninggalkan eunha (y/n) yang ingin sendiri.

"Mianhe jika aku menggangu"

Aku kembali ke kelasku. Semua temanku terheran-heran kenapa aku kembali lagi dan raut mukaku berbeda dengan yang tadi sebelum aku meninggalkan kelas.

"Ada apa?"tanya jihoon ketika aku duduk tepat disampingnya

Aku menggerakan tanganku mengisyaratkan aku tidak ingin berbicara kepada siapapun termasuk jihoon sendiri. Jihoon yang mengerti hanya menepuk pundaku dan diam.

Aku benar-benar sudah terlalu ikut campur dalam urusan eunha (y/n) sebaiknya aku tidak ikut campur dalam urusannya lagi. Ku putusakan untuk menghapus masalah kim eunha (y/n) dari pikiranku. Entah sejak kapan aku jadi peduli dengan yeoja.

🌻🌻🌻

Sore hari, aku sudah buat janji ingin latihan musik dengan seongwoo hyung dan jaehwan hyung. Sudah lama tidak latihan bersama.

[2] After Life With You : Prequel (P.wj) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang