Ordinary Couple - WooGyu ver.

351 45 110
                                    

Keramaian kota seakan membius. Bak kicauan burung, suara klakson mobil bersahutan menjadi irama pengiring kesibukan pagi. Jajaran mobil mengantri giliran melintasi padatnya lalu lintas.

"Percuma kau bunyikan klakson, bedebah! Jalanan macet!" umpat seorang namja muda dari balik kaca mobilnya.

Kemeja rapi dengan dasi berwarna senada, makin menampakkan jelas identitasnya sebagai seorang pekerja kantoran. Bukan pekerja biasa. Dia, Nam Woohyun, pemilik perusahaan elektronik terbesar di Korea. Sekilas raut wajahnya tampak gelisah. Garis rahangnya yang tegas makin tampak karna amarah yang sudah memuncak di pagu hari.

Diusianya yang genap dua puluh tujuh, Februari kemarin, Woohyun sudah berada di puncak karirnya. Tidak seperti dalam skenario drama, posisinya sebagai komisaris perusahaan bukan hasil warisan keluarga. Nam Woohyun, julukannya adalah pemuda pekerja keras.

"Jalanan macet. Sebentar lagi sampai-- Mwo?!"

Woohyun mencengkeram kuat kemudi mobilnya. Menahan segala emosi yang makin membludak.

"Alihkan mereka sebentar. Aku segera sampai sepuluh menit lagi."

Woohyun memutus panggilan dari Yein, sekretarisnya. Pagi ini harusnya meeting dengan vendor diadakan satu jam yang lalu. Persetan dengan jalanan macet, Woohyun bahkan masih harus menempuh setengah perjalanan lagi sebelum sampai ke kantornya.

*****

"Apa kata tuan Nam?" tanya seorang namja, rekan kerjanya, pada Yein.

"Tahan mereka sebentar. Komisaris Nam masih terjebak macet."

"Baiklah."

Namja itu segera masuk ke ruangan Woohyu . Disana sudah duduk beberapa orang melingkari meja rapat di dalam ruangan. Bukan sekali dia harus menghandle disaat seperti ini. Woohyun sering datang terlambat.

"Nde, tuan-tuan. Chosonghamnida, tapi tuan Nam masih dalam perjalanannya. Saya harap Anda semua bersedia menunggu."

"Tenang saja. Sampai besok pun kami akan menunggunya."

Beruntung kali ini tak sesulit biasanya. Terkadang ada tamu Woohyun yang marah-marah karna harus menunggu lama. Sunggyu, nama namja muda itu, akhirnya bisa bernapas lega.

Satu jam kemudian Woohyun sampai. Dia disambut dengan tatapan mengintimidasi khas yang hanya dimiliki hamster sipit bernama Kim Sunggyu, ia yang duduk di meja depan ruangannya. Woohyun tahu betul arti tatapan itu. Tiga tahun bersama membuatnya paham dengan pribadi tunangannya itu.

Bisa dibilang Sunggyu kasihan dengan para tamu itu. Waktu mereka rapat tak sebanding lamanya dengan waktu menunggu Woohyun datang. Rapat berjalan mulus hanya memakan waktu tiga puluh menit.

Sunggyu kembali memasuki ruangan Woohyun setelah memastikan semua tamu itu pergi.

"Kenapa kau bisa terlambat, Hyun?" tanya Sunggyu sedikit khawatir karna melihat lingkaran hitam disekitar mata Woohyu . "Kau begadang semalam?"

"Jangan tanya. Ini semua karnamu." jawab Woohyun singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari lembaran file.

Harusnya Sunggyu kesal, tapi justru sekarang dia yang merasa bersalah.

Sudah seminggu ini dia tidak pulang ke rumah Woohyun. Mereka habis bertengkar hebat. Hanya karna Sunggyu bersikeras ingin melanjutkan pendidikan musiknya ke luar negeri, dan Woohyun terang-terangan melarang, mereka bahkan hampir saja putus.

"Mianhae, Hyun."

"..."

"Mianhae."

"..."

WooGyu LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang