#숨쉬니까_뀨님_보고싶다

367 46 67
                                    

*****




Musim baru saja berganti. Angin dingin tak lagi menyambut kala pagi menjelang. Cuitan burung jadi alarm alami setiap harinya. Dan pemandangan bunga-bunga yang mulai bersemi akan jadi hiburan tersendiri sampai tiga bulan ke depan.

Sunggyu, sedang duduk menikmati secangkir teh hangat. Di atas mejanya tergeletak secarik kertas beserta amplop berwarna coklat. Tatapan mata kosongnya mengarah pada televisi yang menyala.



"Surat itu datang dua hari yang lalu. Mereka bilang waktumu sudah tiba, minggu depan kau sudah harus mulai pelatihan."



Ucapan sang manajer terus terngiang di telinganya. Kabar yang datang begitu mendadak masih terasa seperti mimpi bagi Sunggyu. Berulang kali sudah dia membaca isi surat yang datang dari badan keamanan negara itu.

Terkejut sih, tidak. Usianya yang telah genap 30 membuat Sunggyu sadar akan kewajibannya. Tapi tak pernah ia menyangka panggilan itu akan datang secepat ini. Kalau boleh jujur, Sunggyu belum siap.

Sunggyu larut dalam lamunannya. Berkali-kali bel pintunya dibunyikan pun Sunggyu tidak menanggapi. Sampai pada akhirnya, ponsel yang tersimpan di saku celananya berdering.

"Nde?"

"Yeoboseyo, hyung!! Kau dimana? Kau pergi? Tidak di apartemenmu?"

"Sungyeol?"

"Palii! Buka pintu depan, hyung!!!!"

Sunggyu mendesah malas saat terpaksa harus beranjak dari duduk nyamannya. Bisa-bisanya Sungyeol jadi sangat menyebalkan di pagi yang damai.

"Mwo?"

Tanpa menghiraukan sang empunya rumah, Sungyeol menerobos masuk. Kedua tangannya menenteng tas besar yang entah berisi apa. Ternyata di belakangnya berdiri seseorang, Nam Woohyun, yang menatap Sunggyu dengan penuh khawatir.

"Kenapa sejak tadi kau tidak menanggapi kami, hyung?"

Sunggyu hanya menunduk. Kabar sepenting kepergiannya untuk wamil, mustahil kalau belum sampai ke telinga member yang lain. Dan sikap menyebalkan Sungyeol sudah pasti apa alasannya.

"Aku... Mianhae," Sunggyu menunduk dan mulai meneteskan air mata. Perasaan yang bercampur aduk mendesak rasa kegelisahannya.

"Kemarilah, hyung."

Woohyun menarik tangan Sunggyu, membawa hyung tercintanya tenggelam dalam dekap hangatnya. Tangan besarnya mengusap lembut punggung Sunggyu dari balik pakaiannya, berusaha memberikan rasa nyaman. Sementara itu, tangis Sunggyu justru makin menjadi.

"Tumpahkan semuanya, sayang. Jangan khawatir, ada Hyun mu disini."

"Aku tak ingin pergi, tidak secepat ini. Kenapa yang lain bisa menundanya sementara aku harus langsung patuh? Mereka tidak adil!"

Woohyun tersenyum mendengar ocehan Sunggyu. Dia paham betul Sunggyu seperti ini karna panik dan takut. Karna sebelumnya justru Sunggyu yang paling semangat dengan kegiatan wamil.

Sungyeol yang berniat pamit, terpaksa harus menghentikan langkahnya melihat dua orang hyungnya berpelukan mesra di sisi pintu depan. Tetapi bukannya memberikan ruang yang cukup, member tertinggi itu justru mendekat dan bergabung memeluk Sunggyu erat.

"Aku berjanji akan menyusulmu bulan depan, hyung. Kita harus pergi dan kembali bersama-sama."

Sunggyu seketika menghentikan tangisnya mendengar omong kosong Sungyeol. Tidak semudah itu masuk dan keluar militer. Dan lagi, aturan darimana seseorang bisa memastikan sendiri tanggal kewajiban wamilnya dimulai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WooGyu LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang