Ld.12

1.4K 155 5
                                    

Jennie sudah kembali masuk kedalam mobilnya. Jujur, sekarang ia sangat takut, Jalanan ini sangat sepi.
Tak henti hentinya jennie melantunkan doa, sebab sedari tadi ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya, dan seperti ada sesuatu disemak semak yang tak jauh dari mobilnya itu.

Wanita itu menutup wajahnya dengan kedua tangan lalu ia sandarkan pada stir mobil
"Siapapun tolong aku, kumohon. Aku sangat benci situasi sekarang. Aku benci kegelapan"Lirihnya dengan mata yang mulai memerah
"Aku mohon, rose, yoona. Cepatlah kalian"

Tuk tuk

Tiba tiba kaca mobilnya ada yang ketuk. Jennie tidak menanggapinya, dia tetap menenggelamkan wajahnya pada stir mobil dengan kedua tangan ia gunakan untuk menutupi wajahnya

Tuk tuk

Suara itu kembali terdengar "Rosee,Yoonaa. Kumohon,kalian cepatlah" Tanpa sadar setetes air turun dari matanya

Tuk tukk

"Jen"
Suara itu semakin terdengar, samar samar jennie mendengar seseorang memanggil namanya. Namun ia masih takut untuk membuka matanya
"Hei, apa kau tidur?"

Suara itu? Jennie langsung mengangkat wajahnya, mata nya memerah, pipinya basah. Wanita itu langsung membuka mobilnya dan memeluk orang yang sedari tadi mengetuk jendela mobilnya.
"Kenapa kau sangat lama jimin! kau tau, aku mungkin hampir saja mati disini karna ketakutan" Jennie semakin mempererat pelukannya itu diselingi dengan isakan

Tanpa sadar, Jimin ikut membalas pelukan jennie dan mengelus lembut rambut panjang wanita itu
"Sudahlah, sekarang aku disini. Berhentilah menangis"

Wanita itu tidak menanggapi ucapan jimin. Dia tetap memeluk dan menangis dipelukan jimin.

'Tae, kau sangat tega. Sungguh' -Jimin

Jimin akhirnya melepas pelukan jennie dan menghapus air mata yang masih membasahi pipi wanita itu.
"Sekarang kita masuk dulu dimobil, badanmu sangat dingin sekarang"

Jimin perlahan menuntun jennie berjalan hingga masuk kedalam mobilnya. Tubuh wanita itu masih gemetar.

Jimin memakaikan jaket yang selalu ia bawa kemana mana didalam mobilnya itu kepada jennie.
"Hubungi kakakmu agar dia tidak usah menjemputku, aku tadi mengirimkan dia pesan untuk menjemput ku disini. Tapi kau sudah ada disini. Dan batrai ponselku habis, jadi aku tidak bisa menghubunginya" Titah jennie

Jimin hanya diam, pria itu kembali dengan wajah datarnya lalu menyalakan mesin mobilnya
"Jim--

"Kenapa kau masih sempat sempat nya memikirkan pria itu?! Sementara pria itu saja Bagus Bagus kalau memikirkanmu sekarang. Dia berada dimana saja, sekarang tidak ada yang tau!" Ucap jimin dengan nada yang seakan membentak

Jennie tersentak, wanita itu diam. Dia kaget mendengar nada suara pria itu yang tidak seperti biasanya

Jimin yang tersadar jika ia baru saja membentak wanita disampingnya itu akhirnya melirih pelan
"Maaf"

Jika biasanya mobil ini akan dipenuhi dengan suara mereka yang berdebat, sekarang sangat berbeda. Disini hening, mereka sama sama diam.
Hingga jennie tiba pun, wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata apapun kepada pria yang mengantarnya, Wanita itu langsung masuk kerumahnya dengan pandangan sayu serta pikiran yang kosong

Jimin yang melihat itu, ikut merasa sedih. Tangannya mengepal, Entah kenapa ia tidak suka melihat wanita itu seperti tadi.

Ia masih bisa merasakan tubuh jennie yang bergetar saat memeluknya. Namun, ia teringat kepada satu pria. Dengan segera, ia melajukan mobilnya dengan cepat.

**

"Dari mana saja kau?"

Pria yang baru saja masuk kedalam rumah itu menghentikan langkahnya.
Dia melirik adiknya yang duduk disofa.
"Dimana Appa sama eomma?"

"Dari mana saja kau?" Tanya jimin lagi dengan nada tegas

"Memangnya kenapa?"

"Aku tanya darimana saja kau ini! Apa kau tahu? Seandainya rose tidak menelfon ku tadi? Mungkin saja Jennie masih menunggumu di pinggir jalan hingga sekarang" Taehyung terdiam, dia masih tidak faham dengan perkataan adiknya
"Maksudmu?"

"Kenapa kau tidak mengangkat telfon jennie?" Taehyung terdiam "aku meninggalkan ponselku dimobil dan waktu aku pulang, tiba tiba saja ponselku sudah mati"

Jimin mengacak rambutnya sendiri lalu berdiri "Sebenarnya kau ini dari mana saja?! Mobil jennie tadi mogok dipinggiran hutan. Dan kau pasti sudah tau, kalau jennie sangat tidak suka dengan kegelapan!"

Taehyung terdiam,ia mencerna tiap kata yang diucapkan adiknya itu.
"Aku bertemu dengan Yerin"

Mereka sama sama terdiam

"Apa karna Yerin hingga kau tega mengabaikan kekasihmu itu?"Jimin tertawa renyah

"AKU BILANG,PONSELKU KETINGGALAN DIMOBIL!YERIN TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA SAMA SEKALI!" Bentak taehyung dengan nada tinggi

Jimin lagi lagi hanya tertawa "Bahkan kau membela yerin sampai segitunya?"

"AKU BIL--

"LUPAKAN DIA HYUNG!"Jimin memotong ucapan taehyung dengan membentaknya juga

Taehyung terdiam lagi
"Dari dulu,dia hanya menganggapmu sebagai sahabat! Tidak lebih. Kau bodoh apa hanya pura pura bodoh!huh? hingga hal seperti itu saja kau tidak ketahui"
"Aku tahu,Kalian berdua sudah bersahabat sejak SMP hingga sekarang. Tapi,coba kau fikir,dia mungkin akan menjauhimu jika ia mengetahui bahwa perasaanmu kepadanya lebih dari sekedar sahabat. Lupakan dia!"

Jimin menghampiri taehyung yang masih terdiam "Ingat jennie hyung,dia kekasihmu. Jangan sampai seseorang datang dan akan berusaha mengambil hatinya jika sifatmu masih terus terusan seperti ini kepadanya!"

"Aku tidak suka melihat wanita itu menangis seperti tadi"Lirihnya ditelinga taehyung lalu menepuk bahu kakaknya itu.

Kemudian pria itu naik ke kamarnya meninggalkan taehyung yang masih diam berdiri.


Vomeent gaess 💖💖

Love DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang