EP 5/ Darimana asalnya?

17 3 0
                                    

Happy reading.
Met baca moga makin suka.

________________

     Feilly masih sibuk merutuki nasibnya dan menyumpah serapahi orang yang didalam mobil itu. Dengan langkah berat ia kembali melanjutkan perjalanannya menuju kampus, karna kalau tidak maka Feilly akan telat untuk presentasi.

Terdengar suara kekekah kecil ditelinga Feilly membuatnya penasaran dan meneliti tempat sekitar. Sampai netra kelamnya menemukan sesosok lelaki bertuxedo hitam yang menatapnya geli tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Apa yang kau tertawakan!" hardik Feilly tajam namun pria itu tak mengindahkannya dan malah semakin terbahak.

"Diam kau!" Feilly kembali mengintimidasi membuat lelaki rupawan itu berusaha menghentikan tawanya dan menatap Feilly dengan sorot geli yang kentara.

"Hah... Apa?" tanyanya seakan tak pernah terjadi apapun beberapa saat lalu.

"Apa yang kau tertawakan?" ulang Feilly menahan emosi.

"Kau!" jawaban itu meluncur cepat tanpa basa-basi.

"Beraninya kau!" geram Feilly menjadi.

"Apa? Kau bertanya apa yang ku tertawakan, bukan? Dan itu jawabanku."

"Dasar keparat kau!" pekik Feilly dan berlalu begitu saja tanpa menoleh lagi yang ditanggapi senyuman tipis oleh pria itu.

"Kita bertemu lagi ya, kau masih sama. Malah semakin menggemaskan!" ucapnya pelan.

*****

Author pov

     Presentasi berjalan lancar walaupun diselingi bisikan-bisikan para mahasiswa lainnya dikarenakan pakaian yang dikenakan Feilly, dengan ketidakpeduliannya gadis itu tetap meneruskan persentasi tanpa ada hambatan yang berarti. Namun perjuangannya menyampaikan materi tidak sia-sia. Dosen itu memuji setiap tampilan Feilly dan memberinya nilai A+.

Tak buruk bukan?

Selesai dari tugasnya, Feilly segera mengganti pakaian yang memang selalu disiapkannya diloker. Bukan karna apa, ia selalu menyimpan satu atau dua lembar pakaian mengingat kalau-kalau hal seperti ini terulang lagi.

     Dan sekarang entah naluri darimana kegemaran membaca novel membawanya ketempat penuh bunga untuk menghayati isi dari novel tersebut, taman adalah tujuan terbaik bagi Feilly menghabiskan waktu setelah jam kampus berakhir cepat.

Tiba-tiba......

Seorang lelaki yang pagi tadi menertawakannya terlihat kembali oleh kedua matanya untuk yang kedua kali.

Batinnya mengatakan 'apakah ini yang dinamakan takdir?'

“Mengapa aku harus bertemu dengan mu lagi? Apa kau menguntitku” lelaki itu berkata seraya membuyarkan lamunan Feilly.

“Hah? Kau bilang apa?”

“Sebaiknya kau ke dokter telinga, mau ku antarkan?” tanyanya sambil mengedipkan mata genit.

“Bodoh.. ‘krryuuukk’.” suara familiar itu terdengar dari perut Feilly membuatnya menunduk malu.

Tanpa ada persetujuan dari Feilly lelaki itu menarik tangannya agak kuat dan membawanya dengan cara menyeret. Gadis itu terus meronta yang bahkan tak berdampak apa-apa terhadap cengkraman itu malah semakin mengerat saja membuat Feilly hanya bisa pasrah. Rupanya pria itu membawanya ke sebuah restoran terdekat yang ditanggapi Feilly dengan kernyitan dahi heran.

“Untuk apa kau membawaku kesini? Kau gila?”ucap Feilly sarkatis.

“Untuk menjadikanmu pelayan direstoran ini” jawabnya sambil terkekeh renyah.

“Hah?”

“Bodoh.. tentu saja kita akan makan disini! Aku tau kau lapar perutmu bahkan merintih-rintih meminta diisi, benarkan?” lelaki itu menjelaskan dan meminta persetujuan dengan senyum tipis.

Feilly tidak sedang memakai make up, disini bahkan tidak terdapat blush on tetapi entah kenapa rona dipipinya amat nampak jelas berwarna pink rose, dia tertunduk malu akan sikapnya yang bahkan terlihat begitu buruk, hanya karena perkataan dari seorang lelaki yang amat sangat simple dan bahkan baru ditemuinya beberapa jam yang lalu bisa membuatnya bersikap begitu menjijikan.

Tak membutuhkan waktu lama, lelaki itu kembali menariknya masuk. Feilly terus mendongak menatap heran kearah pria yang tingginya jauh diatas Feilly. Bahkan Feilly hanya sebatas pundaknya saja yang membuatnya malah seperti seorang ayah yang tengah menyeret anak bandelnya untuk makan. Setelah mendapat meja kosong dan memesan makanan, mereka terus diam tanpa sepatah kata menciptakan suasa awkward.

Tak lama pesanan datang disambut senyuman merekah sempurna di wajah elok Feilly. Mereka pun makan dengan lahap tanpa menyisakan sedikitpun makanan dalam diam.

*****

Author pov

     Terlihat seorang lelaki tengah berjalan menyusuri lorong yang terlihat begitu gelap. Dari kejauhan nampak cahaya terang di ujungnya. Seakan hilang di telan cahaya putih lelaki itu pergi entah kemana. Padahal semua tau dia akan pergi ke tempat asalnya. Darimana kah dia berasal?

Maven pov

     Aku kembali ke dunia dimana aku seharusnya berada. Tak ada yang tahu pasti akan keberadaan dunia ini, asalku, tentang jati diriku, entah itu belum terjadi atau akan selamanya seperti ini.
Jubah panjang kerajaan yang selalu membalut tubuh membuatku merasa gerah. Dengan dihiasi mahkota berlian di atas kepala ku. Mengingatkan bahwa aku adalah seorang pangeran yang tidak akan lama lagi menjadi seorang penguasa Kerajaan Kegelapan yang dieluk-elukkan. Ku pilih pedang terbaik di antara yang terbaik, dan jatuhlah pandangan ku tepat kearah dimana pedang kesukaan ku berada,  mata pedang nya mengkilat tajam, gagangnya yang berhias emas murni dan beroleskan diamond yang lebih lagi tidak akan mengganggu aktifitas ritual berperang ku. Tak ada yang melihat dengan jelas tanda gerhana bulan yang terletak di pangkal pedangku seakan-akan itu hanyalah sebuah hiasan tak berarti tanpa ada yang tau maksud sebenarnya dari sebuah tanda gerhana bulan.

.

.

“Yang Mulia, izinkan aku sekali lagi turun ke medan pertempuran, ku pastikan semua habis ditanganku, tanpa ada sisa noda darah pada mata pedangku.”

“Tidak Maven, kau hanya perlu menunggangi kudamu dan meunuju ke Kerajaan seberang dan menemui putri dari Kerajaan itu tanpa ada bantahan” ucap Yang Mulia Raja itu tegas seakan menekankan seluruh perkataannya kepadaku.

“Maaf Yang Mulia, aku bahkan sudah mempunyai wanita yang kucintai” jawabku malas.

“Tanpa ada bantahan Maven!” ucap ayahku geram tapi tidak untuk merubah pendirian dan hatiku.

______________

Selalu ku ingatkan padamu, berikanlah kebaikan hatimu untukku.

Vote nya jan lupa!!

Vote...

Vote....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 25, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Et Protector~Where stories live. Discover now