5: Meet The Prince

3.7K 232 4
                                    

Rumah yang hanya dilindungi oleh sebagian atap itu menjadi tempat perlindungan kami. Aku dan Sebastian bersembunyi sambil mengintip di jendela untuk melihat siapa sebenarnya yang datang. Ternyata itu adalah penjaga dari kerajaan, yang entah tujuannya apa ke hutan ini. Sebenarnya aku bisa saja keluar dari tempat ini karena aku tahu tujuan merka ke hutan bukan untuk sebuah kejahatan. Tapi aku lebih baik bersembunyi, aku masih ingin berlama-lama dengan teman baruku ini.

            "Ternyata dia orang-orangmu," ucap Sebastian dengan suara kecil. Aku mengangguk, masih memperhatikan mereka dengan seksama.

            "Lihat, ada bekas makanan di sini," ucap salah satu penjaga istana. "Apakah mungkin ini bekas makanan Princess Azaria?"

            Mendengar mereka menyebut namaku tentu saja membuatku tersentak. Ada apa mereka mencariku? Apakah sebaiknya aku memberikan diriku pada mereka atau tidak?

            "Iya, kalaupun ini bekas Princess Azaria, Her Grace sudah tidak berada di sini lagi. Ayo, kita harus mencarinya." Yang satunya memerintahkan kudanya untuk kembali berjalan dan diikuti oleh yang lainnya. Sebastian tampak bernapas lega, sementara aku belum bisa bernapas selega itu.

            "Dia tidak menyadari kau ada di sini."

            "Tapi mengapa mereka mencariku?" aku menatap Sebastian yang kini tampaknya juga heran. "Pasti ini suruhan Ibuku, pasti ada sesuatu di kerajaan. Pasti Ibuku berulah aneh-aneh dan menyuruhku macam-macam lagi!"

            "Kalau memang sangat darurat, mengapa para penjaga itu tidak mencari sampai ke rumah ini, ya? Kalau mereka cerdas, pasti mereka tahu kalau makanan itu bukan hanya sekedar bekas makanan, tetapi itu adalah daging yang baru saja dibakar, jadi tidak mungkin kau yang memakan itu langsung meninggalkannya dan tidak meninggalkan jejak sama sekali. Benar?"

            Aku mengangguk pelan untuk memahami. Iya ya, mengapa mereka sebodoh itu? Seakan-akan mereka kurang terlatih. Kalau aku musuh yang membahayakan, mereka pasti sudah kalah telak.

            "Dan kalau mereka perhatikan lebih baik dan tidak terburu-buru seperti tadi, mereka dapat melihat kudaku dan kudamu terikat di sana," ucapku sambil menunjuk arah kuda kami terikat dengan daguku. Memang agak jauh, tapi mereka seharusnya teliti. "Untuk kali ini, aku sedikit bersyukur karena mereka bodoh."

            "Tapi tidak bisa didiamkan, Azaria," ucap Sebastian. "Kalau ada sesuatu yang tidak diinginkan, mereka bukanlah prajurit yang siap untuk menghadapi itu. Mereka harus bisa lebih dilatih."

            "Kau benar." Aku menggigit bibir atasku. "Akan kubicarakan hal ini dengan kakakku."

            "Ya. Itu lebih baik."

            Aku menatap sekeliling di rumah ini. Sepertinya kalau bekas terbakar, kejadiannya belum terlalu lama. Masih ada beberapa bagian tembok yang masih utuh tidak terbakar. Melihat diriku yang penasaran akan rumah ini, membuat Sebastian juga menjadi begitu. Ia berjalan-jalan di rumah ini sambil melihat-lihat. Aku melihat sebuah ruangan, dan aku ingin sekali melihat isi di dalam sana, walau tidak penting sekalipun.

            Betapa terkejutnya aku begitu melihat apa isi di sana. Mayat yang menggantung diri di sana terpampang jelas di depan mataku. Untuk kali ini, aku menjerit histeris.

            Sebastian menghampiriku. Ia pasti juga sama terkejutnya denganku, namun responsnya tidak melebihiku. Ia langsung menutup pintunya dan merangkulku, membawaku pergi dari sana.

            Napasku tersenggal, aku juga memegang lengan Sebastian erat, aku benar-benar belum pernah melihat hal mengerikan seperti itu dalam hidupku.

The Sword PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang