Keisha berlari kencang tak tentu arah menyusuri koridor sembari terbahak.
Berusaha menghindar dari amukan Tasya yang menjadi korban keusilannya.
Sesekali Keisha menoleh ke belakang. Tidak terlalu memerhatikan jalan, hingga berujung menabrak tubuh seseorang keras.
"Aduh!" Keisha bersuara, bersamaan dengan kedua telinganya yang mendengar decakan jengkel lolos dari bibir seseorang yang dia tabrak. "Maaf, maaf."
Keisha sontak membulatkan mata juga reflek menganga ketika tahu Rehan yang beberapa detik lalu ia tabrak, dengan sebagian seragam yang basah akibat terkena tumpahan minuman yang berada di genggaman Rehan.
Mati gue.
Dengan kerutan tipis di dahi, juga kedua mata yang menyorot Keisha tajam, Rehan bergerak memutar tubuh menghadap Keisha, "Hati-hati kalo lari. Matanya jangan lupa dipake!"
Setelahnya, Rehan hendak beranjak pergi namun urung karena Keisha lebih dulu bersuara sembari menarik sedikit seragam Rehan, "Kak," Rehan mengerutkan dahi, "Saya minta maaf. Saya nggak sengaja."
Rehan membuang nafas, lalu mengangguk singkat, "Dan kalo lo mau lari-larian, cari lapangan, bukan di koridor." kata Rehan datar. Menambah jelas kejengkelannya, namun Keisha tidak gentar.
Keisha tersenyum dengan kepala yang mengangguk patuh, "Iya Kak, maaf ya."
Tangan Keisha merogoh saku rok abunya. Mengeluarkan tisu dari sana, lalu menyodokannya pada Rehan. "Nih, buat bersihin seragamnya."
Rehan menatap sekilas tisu yang Keisha berikan, lalu meraihnya sembari mengulas senyum tipis. "Makasih." kata Rehan singkat, lalu setelahnya benar-benar beranjak pergi.
Sedang Keisha, seiring dengan Rehan yang melangkah menjauh, senyum di bibirnya kian melebar.
Rasa senangnya meluap-luap hingga tubuhnya harus mengekspresikannya dengan melompat-lompat riang.
[ ]

KAMU SEDANG MEMBACA
anonymous notes
Short Story"Rehan, banyak-bayakin senyum, deh. Biar nggak sangar-sangar amat mukanya." -Anonymous Copyright @2018 by Vanillopa