Libur selama empat hari kemarin, rasanya masih belum cukup untuk Keisha.
Dirinya masih ingin terlelap di atas kasur empuk miliknya seperti kemarin.
Apa lagi, mengingat dirinya akan jarang atau bahkan tidak akan bertemu lagi dengan Rehan, membuat semangat paginya kendur.
Dengan malas, Keisha membuka pintu lokernya. Hendak mengambil dasi yang selalu ia simpan di dalam loker.
Tidak pernah ia bawa pulang, karena takut ketinggalan dan berujung terkena hukuman.
Namun, selembar kertas tiba-tiba saja jatuh bersamaan dengan pintu loker yang terbuka.
Dengan kening yang berkerut samar, Keisha meraih kertas tersebut.
Hai, Kei!
Hari gue nulis ini, adalah hari terakhir gue UN. Dan berkat doa lo yang lo tulis di note terakhir, UN gue berjalan dengan sangat lancar. Makasih buat doa-doa lo itu, ya!
Dan ngomong-ngomong, gue udah banyakin senyum--sesuai dengan saran lo di note pertama yang lo kasih ke gue. Ternyata, waktu gue serius ngaca, muka gue emang sangar banget kalo diem. Gue baru sadar itu. Dan kalo untuk begadang, kayaknya gue gak bisa untuk gak begadang. Karena gue susah banget tidur--atau orang sering bilang insomnia.
Sekali lagi, gue mau bilang makasih udah ngirim note-note itu ke gue. Karena jujur, baca kalimat-kalimat yang lo kirim, bikin gue terhibur, Kei. Walaupun, lo juga buat gue penasaran selama berhari-hari.
Hm, kayaknya gue nulis ini udah kelewat panjang. Gue udahin sampe sini aja, ya? Bye, Keisha!
-Rehan Ardipta.
Keisha reflek berteriak dengan mata membulat sempurna. Tentu, menarik perhatian semua siswa yang berlalu lalang di sepanjang koridor.
Sadar menjadi pusat perhatian, Keisha cepat-cepat membekap mulutnya yang masih saja menganga menatap kertas berwarna biru tersebut.
"Ini beneran dari Kak Rehan, anjir?" gumamnya.
"Iya."
[ ]

KAMU SEDANG MEMBACA
anonymous notes
Short Story"Rehan, banyak-bayakin senyum, deh. Biar nggak sangar-sangar amat mukanya." -Anonymous Copyright @2018 by Vanillopa