[I]

299 79 4
                                    

Rehan membuang nafas. Kakinya melangkah menjauhi meja belajar yang di atasnya penuh dengan banyak buku-buku pelajaran yang menemani hari-harinya itu.

Kepalanya sudah pening. Tidak sanggup lagi dicekoki dengan berbagai macam teori-teori yang membuat kebanyakan kepala kebakaran.

Rehan membuka jendela kamarnya. Membiarkan angin malam memasuki ruang kamarnya yang berantakan.

Lalu segera membanting tubuh ke atas kasur, dengan tangan yang meraih ponsel.

Mengaktifkan ponsel, dan seperti biasa, sudah ada notifikasi dari Sella yang sudah menunggu sejak tiga jam lalu.

From: Sella
Udah tau siapa yang ngirim?

Rehan tersenyum tipis. Malas menggerakan jari-jarinya yang rasanya sudah kaku.

Jadinya, Rehan memutuskan untuk menelepon Sella. Ingin mendengar suara gadis itu yang--entah mengapa--selalu menjadi favoritnya.

"Hallo." Terdengar suara khas orang bangun tidur dari seberang, membuat Rehan terkekeh dan melempar pandangan ke arah jam dinding. Sudah jam sebelas lewat rupanya.

"Udah tidur?" balas Rehan.

"Hmm. Kenapa nelepon?"

"Cuma mau bilang, gue belom ketemu orang yang ngirim note itu."

Di seberang, Sella menguap lebar, "Udah, itu doang?"

"Sama mau bilang, selamat malam--eh, atau selamat tidur aja deh." Sella terkekeh di seberang, "Menurut lo enakan selamat malam, apa selamat tidur ya, Sel?"

"Udah, ah. Gue ngantuk. Mau tidur. Bye!"

Belum sempat Rehan membalas, Sella sudah lebih dulu mematikan sambungan.

Rehan tersenyum tipis sembari memandang layar teleponnya, "Selamat tidur, Sella."

[ ]

anonymous notes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang