FAKE LOVE.

114 24 7
                                    

Aku ini bisa di bilang keras kepala,  gak mau mengalah, Cerewat,  bawel dan pemarah karena sifat ini aku malas mendekati pria, aku tau mereka tidak akan tahan dengan sikapku. 

Pagi itu aku duduk santai di rooftop kampus, ah aku suka melihat langit yang biru beserta awan putih yang terlihat lucu.  Tiba-tiba aku melihat pria yang sedang merokok di rooftop ini, dia lagi. 

Ku lihat dia mematikan rokoknya setelah melihatku, entah kenapa berjalan mendekatiku. 

"Ku lihat kau sering kesini juga." Jelasnya disampingku. 

"Iya," Jawabku bingung.

"Siapa namamu?" Tanyanya.

"Cinta." Jawabku. "Kamu?" AKhhh suasana ini jadi Awark banget.

"Jim" Balasnya,

"Pfttt... Seperti nama orang korea." Candaku.

Dia ikut tersenyum melihatku tertawa kecil, "Benar, ibuku saat melahirkanku lagi suka-sukanya pada drama korea." 

Lalu kami sama-sama memerhatikan awan.

Dia cukup pendiam,  dia hanya tersenyum kepadaku sesekali.

"Aku sudah lama melihatmu, boleh meminta nomormu? Aku tidak bisa lama karena ada kelas" Jelasnya  lalu menunjukkan HP nya. 

Aku yang juga sudah lama memerhatikannya lalu mengambil HP nya dan memberikan nomorku, dia cukup ganteng dan tinggi, cukup mirip dengan type ideal ku, bagaimana bisa ku tolak ?

"Terimakasih, sampai ketemu lagi." Senyumnya kemudian pergi. AKu terdiam menatapnya, senyumnya begitu manis, hingga aku bahkan ingin meleleh sekarang, aku ralat dia bukan cukup mirip type ideal ku tapi benar-benar type idealku.

Kami saling mengirimkan pesan, mengirimkan pesan dari yang penting hingga basa basi,  tanpa sadar aku mulai memiliki perasaan padanya, entah kenapa chat dengannya begitu hangat.
Hatiku berbunga-bunga,  dan tertawa sendiri.

Kadang kala tidak sengaja kami bertemu di rooftop lagi. 

......

Aku tersenyum senang menyambut sikap hangatnya kepadaku saat di kantin ini, ia menuruti ku begitu saja.

Ia dengan malu-malunya mengajak ku, untuk pulang bareng.  Dan sekali lagi dengan semangat dan senang hati ku terima. 

Dia begitu pendiam tapi terkesan cerewat. Pikir saja itu bagaimana?  HAhahaha
Aku mulai bercerita banyak padanya,  hingga sesuatu yang tidak lucu saja,  kami tertawakan.

Kurasa kami memiliki selera humor yang sama.  

Beginilah sifat asliku sebenarnya...
Lagi pula,  dia itu pendiam namun konyol, tapi aku sama sekali tidak kebaratan dengan itu. aku menyambut kekonyolan itu dengan tawa lepasku. 

"Cinta?" panggil Jim.

"Ya? " Tanya ku,  melihat wajahnya yang berubah menjadi serius.

 "Cinta mau gak jadi pacarku?" tanyanya mulai mengukir senyumnya.

"Kau yakin?" tanyaku,  tak percaya. 

Dia mengangguk  yakin. 

Aku sedikit bingung.

"Ku mohon, aku menyukaimu, dan kurasa cinta tau itu, awalnya kupukir pernyataan ini tidak perlu karena bagaimana sikapku padamu sudah jelas, tapi kupikir lagi, aku perlu status yang jelas, aku sedih jika ditanya aku ini apamu dan mereka berkata aku bukan pacarmu." Dia mulai memohon, memegang tanganku.

Aku tertawa melihat dia yang begitu lucu, "Tentu saja kau pacarku. Keputusan yang tepat kau bilang begini." aku sedikit mengacak rambutnya.

.
.
.

One ShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang