Cuaca cerah mengawali pagi di awal bulan November di sebuah kota yang kerap disebut sebagai "Kota Pelajar". Kota tersebut adalah Yogyakarta. Seperti hari-hari biasanya, semua orang sibuk mempersiapkan hal-hal untuk menjalani harinya. Tak terkecuali seorang gadis yang tengah duduk di bangku kelas XI ini. Gadis itu bernama Hani. Gadis berparas cantik dan anggun dengan tinggi semampai dan dikagumi banyak orang.
Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi gadis itu. Karena pagi ini ia akan berangkat ke Korea Selatan untuk mewakili sekolahnya pada ajang The Art and Culture Competition. Ia tidak sendiri, ia berangkat bersama tim sekolahnya yang beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari 8 anak kelasnya dan 2 anak kelas sebelah. Mereka adalah Nadine, Alice, Hani, Natasha, Lisa, Alvaro, Alvin, Nathan, Reyhan, dan Dirga.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB, yang artinya 2 jam lagi ia harus meninggalkan Indonesia. Semua anggota tim sudah berkumpul di bandara Adi Sucipto Yogykarta, kecuali 1 orang yang masih dalam perjalanan, ya orang itu adalah Hani. Tiga puluh menit kemudian ia baru sampai dihadapan teman-temannya dengan nafas terengah-engah
"Maaf aku terlambat," sahut Hani dengan tatapan menyesal
"Tak masalah, seharusnya kaudatang 2 jam lagi agar kita tidak jadi berangkat dan batal mengikuti kompetisinya!" ujar Reyhan
"Bukankah aku sudah minta maaf!" ujar Hani menegaskan
"Apakah hanya dengan kata 'maaf', waktu yang telah berlalu dapat kembali lagi?" ujar Reyhan tak kalah tegasnya
"Apa itu sangat masalah untukmu?" sahut Hani semakin keras
"Tentu saja, gara-gara menunggumu, kita jadi kekurangan jam untuk istirahat. Kautau? Kita harus melakukan perjalanan selama 9 jam!" sahut Reyhan tak kalah keras
"Apa kalian akan terus bertengkar dan membuang waktu dan tenaga kalian seperti itu? Kalau iya teruskanlah," sahut Nadine dingin dan berjalan meninggalkan mereka.
Semua anak segera menuju ke tempat pemeriksaan tiket kecuali Hani dan Reyhan
"Aku belum selesai denganmu!" sahut Reyhan menatap tajam Hani
*********
Tanpa pikir panjang, mereka segera check-in dan segera masuk ke pesawat. Hani duduk dengan Natasha, Nadine duduk denga Alice, Reyhan duduk dengan Alvaro, Alvin duduk dengan Dirga, dan Lisa duduk dengan Nathan.
"Woaah, wooo, kereen, waaw, teknologi zaman sekarang benar-benar menakjubkan!" sahut Alice yang kelewat kagum
"Apa kauberasal dari hutan?" sahut Alvin dengan muka sebal
"Kenapa? Aku hanya mengagumi teknologi zaman sekarang," sahut Alice dengan polos
"Kagum? Daripada kagum, kauterlihat kampungan." Sahut Alvin
"Apa salahnya mengagumi itu? Kenapa itu jadi masalah untukmu?" sahut Nadine membela Alice
"Apa juga urusanmu ikut-ikut membelanya?" sahut Alvin kesal
"Terserah aku mau membelanya atau tidak, kenapa kau..." sahut Nadine terpotong
"Ssssttt... tidak perlu diteruskan." Sahut Alvaro memotong percakapan mereka sambil menatap Nadine untuk menenangkannya.
Mereka transit di Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan selama kurang lebih 6 jam perjalanan. Tentu saja itu bukan waktu yang singkat. Mereka sibuk mengistirahatkan diri dan pikiran masing-masing. Kecuali Lisa yang tidak bisa beristirahat dengan tenang
"Demi apa pun, kenapa aku harus duduk dengan Nathan? Dekat dengannya saja tidak, dan sekarang harus duduk berdua dengannya," batin Lisa
Tak lama kemudian Lisa mencoba memejamkan matanya dan tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About Us
Teen FictionIni tentang kami yang mencoba melawan keegoisan kami, ini tentang masa-masa SMA kami yang penuh dengan lika-liku, dan ini juga tentang kami yang ingin didengar oleh orang dewasa dan tidak ingin dianggap remeh. Segala hal pasti memiliki kelebihan dan...