Sometimes It's Hard to Face Reality

33 6 5
                                    

Langkah Nadine terhenti tetapi ia tidak berbalik, ia hanya menengokkan sedikit kepalanya ke belakang lalu bergumam lirih

"Sorry, we'll never be the same"

---

BRAK

Nadine menutup pintu kamarnya dengan sedikit keras, ia lalu menuju kasurnya dengan sedikit tergesa dan menjatuhkan tubuhnya tengkurap di atas kasur. Tak lama isakan-isakan kecil mulai terdengar dari mulutnya. Nadine berusaha mati-matian menahan tangisannya agar tidak terlalu keras. Setidaknya dia sedikit bersyukur karena kedua teman sekamarnya belum kembali dari survey kelompok. Lama kelamaan Nadine lelah dan mulai tertidur

-----

"Jadi Myeongdong adalah distrik belanja terbesar di Seoul. Harga barang-barang disini pun beracam-macam, mulai dari yang murah hingga mahal bahkan mulai dari yang di produksi di dalam negeri hingga di produksi di luar negeri" ujar Lisa sambil membaca catatan yang dibawanya

"Iya benar sekali, tempat ini juga pusat fashion dan kehidupan malam dari anak-anak muda Seoul. Di bagian selatan tempat ini terdapat stasiun menuju kereta listrik bawah tanah jalur 4, sementara bagian utara dekat dengan stasiun Eujiro 1-ga dari jalur 2" ujar Nathan melengkapi informasi yang disampaikan Lisa

Michelle, guide, yang menemani mareka pun tersenyum puas dengan infomasi itu

"Baiklah, apalagi yang kita tunggu, mari pulang" sahut Michelle

"Aah aku masih ingin berada di sini" bujuk Lisa

"Besok jika kalian punya waktu luang, kalian boleh kesini lagi" sahut Michelle

"Tapi aku masih ingin di sini sekarang" sahut Lisa sedikit keras kepala

"Aku tidak tau kapan 'waktu luang' itu akan ada, karena setauku jad--" ucap Lisa terpotong

"Sekarang kita pulang dulu ya, besok kita ajak teman-teman yang lain kesini. Itu akan lebih menyenangkan jika kita kesini bersama-sama" sahut Nathan sambil menatap Lisa dengan lembut

Lisa hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya, ia terpaku pada tatapan Nathan. Nathan hanya terkekeh geli melihat Lisa yang tiba-tiba berubah menjadi gugup. Nathan lalu mengacak-acak lembut rambut Lisa dan menggenggam tangan Lisa.

"Ayo pulang" sahut Nathan mulai berjalan sambil menggenggam tangan Lisa

Lisa yang belum sepenuhnya memahami situasi yang terjadi hanya bisa mengikuti langkah Nathan sambil mencoba memfokuskan pikirannya. Setelah memahami apa yang terjadi, wajah Lisa menjadi panas seketika, rasanya seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di perutnya. Lisa bersyukur Nathan tidak menatapnya saat ini karena sudah dapat dipastikan bahwa wajahnya telah memerah. Dan yang Lisa sadari selanjutya ialah jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya

'Ada apa denganku?' batin Lisa

Mereka segera beranjak meninggalkan Myeongdong dan menuju ke hotel. Di perjalanan hanya keheningan yang tercipta, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Teman kalian ada yang sakit ternyata" sahut Michelle memecah keheningan

"Siapa?"

"Siapa?" tanya Nathan dan Lisa bersamaan, mereka berdua saling berpandangan lalu tersenyum geli

"Hani, Vita yang memberi tahuku" jawab Michelle

Lisa dan Nathan hanya menggangguk tanda mengerti setelah mendengar jawaban Michelle

"Semoga tidak ada sesuatu yang serius" sahut Nathan

"Iya, semoga dia cepat sembuh" ucap Lisa

Tak lama kemudian mereka sampai di hotel, mereka segera memasuki hotel setelah Michelle memberikan waktu kepada mereka untuk istirahat. Lisa segera menuju kamarnya, begitu pula dengan Nathan. Tapi pandangan Nathan teralihkan oleh Reyhan yang sedang duduk di cafe. Pandangannya terlihat kosong, Nathan memutuskan untuk pergi ke tempat Reyhan

Everything About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang