“Ya?” ucap Keysha sambil menengokkan kepalanya. Keysha membelakkkan matanya saat pandangannya bertemu dengan pandangan seorang pria yang dulu sempat memberikan cinta dikehidupannya.
“Varo” ucap Keysha pelan
----
Alvaro melangkah mendekati Keysha yang masih berdiri mematung. Setelah jarak di antara keduanya tidak begitu jauh, Alvaro baru melihat jelas ekspresi wajah Keysha yang seakan-akan tidak menginginkan kehadiran Alvaro disini
“Kalian saling mengenal?” tanya Dirga penasaran
Hening. Baik Alvaro maupun Keysha tidak ada yang menjawab pertanyaan Dirga“Baiklah sepertinya kalian butuh waktu untuk bicara, kalau begitu kami masuk dulu” ucap Dirga sambil menarik pergelangan tangan Natasha dan diikuti oleh Salsa
Selepas Dirga pergi, hanya keheningan yang kembali tercipta. Keduanya masih sibuk dengan pikirannya masing-masing.
“Lama tidak bertemu” sahut Alvaro memecah keheningan
Keysha hanya membalas ucapan Alvaro dengan senyum miring
“Bagaimana kabarmu?” tanya Alvaro
“Jauh lebih baik daripada dulu saat kau meninggalkanku”
Alvaro sedikit tersentak mendengar jawaban Keysha“Keysha, aku tidak--” sahut Alvaro terputus
“Keysha apa yang kau lakukan disitu? Ayo pulang” ucap seseorang yang berhasil membuat Keysha pergi meninggalkan Alvaro
Setelah mengucapkan salam perpisahan kepada tunangannya, Ryan pergi bersama Keysha. Alvaro hanya bisa menatap punggung Keysha yang semakin menjauh dengan ekspresi yang sulit diartikan
‘Sudah hilang, benar-benar hilang, sebenarnya apa yang kurasakan sekarang? Aku memang merindukannya tapi rasanya aku sudah tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya’ batin Alvaro
“Kau mengenalnya?” tanya Vita yang sudah berada di dekat Alvaro
“Hanya teman lama” jawab Alvaro lalu melenggang pergi ke kamarnya, tadinya ia berniat mencari udara segar di sekitar hotel. Tapi entah kenapa niatnya menguap begitu saja
----
“Badannya panas sekali” ucap Alice setengah panik
Alice sudah berkali-kali mengganti air kompresan Hani, tapi demam Hani masih enggan untuk turun
“Apakah kita harus memanggil dokter?” tanya Alice kepada teman-temannya yang lain. Ya, mereka semua sudah berada di kamar Alice dan Hani. Begitu mendengar kabar bahwa Hani belum sembuh dan demamnya justru semakin tinggi, mereka langsung berkumpul di kamar Hani, kecuali satu orang
“Sebaiknya begitu, atau kita bawa langsung ke rumah sakit saja?” ucap Lisa
“Tunggu, dimana Nadine?” tanya Reyhan
“Tadi dia sedang mandi, tapi dia sudah tau kalau kondisi--” ucap Lisa terpotong
“Aku disini” ucap Nadine yang berdiri di ambang pintu kamar Alice dan Hani yang membuat semua penghuni kamar lantas menengok ke arah Nadine. Sekilas penampilan gadis itu terlihat biasa saja, tapi jika diperhatikan secara detail maka siapapun akan tau jika gadis itu baru saja menangis.
“Apa demamnya sudah turun?” tanya Nadine mendekat ke arah tempat tidur
“Belum, justru semakin panas” jawab Lisa
“Kita berencana akan membawanya ke rumah sakit” sambung Lisa
“Aku.. aku punya kenalan seorang dokter. Aku sudah meneleponnya dan dia bilang dia akan segera kesini” ucap Nadine sambil memperhatikan Lisa dan teman-temannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About Us
Teen FictionIni tentang kami yang mencoba melawan keegoisan kami, ini tentang masa-masa SMA kami yang penuh dengan lika-liku, dan ini juga tentang kami yang ingin didengar oleh orang dewasa dan tidak ingin dianggap remeh. Segala hal pasti memiliki kelebihan dan...