Dia menghancurkan obat tablet menjadi seperti butiran obat, lalu mencampurkannya dengan sedikit air."Kalo gini pasti bisa kan?"
"Kerasa banget paitnya kalo gitu"
"Terus harus gimana? Ayo makan aaaaa" ucapnya lalu menyodorkan sendok yang berisikan obat.
"Mmmmengga" dia memaksaku
"Ra please buka mulut, ntar sakit lo makin parah gimana? Ini semua salah gw"
"Ga sepenuhnya salah lu"
"Udah makan tapi?"
Aku menggeleng sebagai jawaban.
"Ko belum? Kenapa ga makan? Kan sarapan pagi berarti banget buat tubuh kamu ra! Makan sekarang ya? Ga nerima penolakan"
"Makan obat aja deh" aku langsung mengarahkan obat yang kevin pegang ke mulutku
"Percuma makan ob-" ucapannya aku potong
"Udah suttt gw mau tidur" aku perlahan menutup mataku
Setelah itu aku tidak ingat apa apa lagi.Dari yang awalnya terang, berubah menjadi gelap.
"Lu ngeselin, tapi gw sayang.Get well soon babe" gumam kevin diam diam mencium jidat lara
Tidak terasa.Dua jam kurang aku tertidur.Dan sekarang sepertinya sudah masuk jam istirahat.
Pundakku terasa berat.Pantas saja, kevin ikut tertidur di pindakku.Berat onyet beneran.Aku membangunkannya.
Aku mengajaknya untuk segera pergi ke sekolah, dia mau.Awalnya si ga mau.Katanya
"Masih pengen bareng lu, lagian baru kali ini kan kita berduaan gini.Sakit lo juga belum sembuh total kan?"
Receh.Nyoba gombal tapi gagal.
🏫Di sekolah
Ok lupakan soal kejadian tadi, karna dengan mengingatnya kepalaku terasa pusing.
Kita masuk lewat gerbang belakang.Kevin si jago bolos.Dia tau gerbang tanpa penjaga.Aku baru tau dia anak urakan.Soalnya diliat dari penampilannya sih kaya anak baik baik aja.Eh taunya gitu.
"Mau langsung kantin?" tanyanya
"Bego.Masa kita bawa tas ke kantin.Ke kelas dulu lah"
"Mau gw anter?"
"Kemana?"
"Ke kelas dongo"
"Gausah"
"Diliatin banyak orang emang ga malu? Bawa tas sendiri dijam istirahat? Lu osis loh ra"
Ucapan kevin benar.Bisa kalian sebut 'lara si osis abal abal'.
Kelas dia kan deket sama gerbang belakang, nah ntar aku anter dia ke kelasnya dulu suruh dia nyimpen tas, terus abis itu aku suruh dia bawa tas punyaku, terus lanjut ke kelasku-pikirku
Jadi kan kalo kek gt rasa maluku berkurang dengan tidak membawa tas.
"Yauda iya.Tapi, ntar kita ke kelas lo dulu buat nyimpen tas lu nah udah gitu lu bawa tas gw, gpp?"
"Boleh" jawabnya
Baik.Tapi nyebelin.Jadi gajadi baiknya.
Bagaikan artis.Kita diperhatikan banyak orang.Ada sebagian yang mencibir, tapi tidakku dengar.Lagian ngapain coba dengerin netizen hha ga guna, telingaku dosa mendengarnya.
Wajahnya yang tampan yang membuatnya seperti sekarang ini.Banyak perempuan yang suka padanya.
"Pelakor! Main rebut rebut aja, muka pas passan juga!"
Aku terdiam.Pandanganku langsung tertuju ke sumber suara.Aku tersenyum, karna menurutku julukan pelakor hanya untuk perempuan yang suka merebut suami orang.Dan aku tidak pernah melakukan hal itu.So, aku sangat sangat tidak merasa ataupun tersindir.
"Udah jangan didenger, dia fans beratku" ucap kevin lalu mengelus ngelus telinga kananku lalu menuntunku kembali berlajan.
Seperti memeluk kan jadinya? Kevin berada di sebelah kiriku.Makin asik aja para netizen mencibirku.
Setelah melewati berbagai perkataan yang tidak pantas ku dengar, akhirnya kita sampai di tempat tujuan (kelas lara).Tiba tiba reza dateng.
"Dah jadian lu pada?" tanya reza
"Iy-"
HALLO GUYS!
Sorry baru up lagi hhe
Tetep jadi pembaca setia gw yaw!
JANGAN LUPA VOTMENT!
@agistaslsy
KAMU SEDANG MEMBACA
My fake boy
Teen FictionKetika si manis menjadi pahit, Ketika si perhatian menjadi tak peduli, Ketika topeng baik menjadi busuk, Ketika real menjadi fake, Ketika cinta menjadi benci. Bagaimana jadinya? If you want to know how it turns out, let's read!