Chapter 2 - Kisah Lama

1.9K 179 1
                                    

'She? Dia yang pergi tanpa pamit dan kembali tanpa kabar'

- Park Chanyeol -

.
.
.
.
.
.

Langkah Chanyeol mendadak terhenti, tubuhnya seketika mematung menatap tak percaya pada kedatangan seorang gadis yang entah muncul dari mana.

Gadis dengan wajah kebarat-baratan itu tersenyum cerah ke arah Chanyeol saat dwimaniknya bertemu dengan sang pemilik. Kemudian melangkah cepat menghampiri sang pria dan tanpa ragu memeluknya membuat Chanyeol tersentak kaget.

Tubuh Chanyeol semakin menegang, ia seperti belum sepenuhnya sadar akan situasi yang terjadi. Ekspresi nya tampak biasa saja meski jantungnya terus memompa bekerja dengan sangat cepat. Apa ini? Apa ini mimpi buruk? Malapetaka? Atau bahkan kabar gembira? Entahlah, lelaki ini tak bisa mendeskripsikannya. Ia hanya terlalu terkejut dengan kejadian mendadak di pagi hari ini.

"Aku merindukanmu Park Chanyeol"

.
.
.
.

"Nay, buku latihan fisika kau dimana?" Tanya Jihyo, Sesekali matanya ikut mencari di laci bawah.

Sedang Nayeon menatap malas ke sebelahnya, ke arah Jihyo selaku teman sebangkunya ini. Meski terkadang sifatnya sangatlah menyebalkan, Jihyo adalah salah satu sahabat karibnya dari orok.  Entah takdir atau kebetulan, yang jelas mereka sudah berteman lama. Dari Sd, Smp, bahkan Sma satu sekolah, satu kelas, dan satu bangku. Astaga! Nayeon seakan merasa seperti tidak ada teman lain saja.

"Cari saja di dalam tas" suruh Nayeon yang sibuk dengan pikirannya sendiri. "Tapi aku jawabnya ngasal loh Hyo" tambah Nayeon lagi mencoba mengingatkan.

"Iya iya" Jihyo mengangguk-nganggukan kepalanya. Setelah mendapatkan yang tengah ia butuhkan sekarang, gadis itu kembali menutup resleting tas Nayeon.

"Tapi aku heran sama kau Nay, bilang jawab ngasal tapi pas di nilai malah benar semua?" bingung Jihyo dengan wajah bodoh yang ia suguhkan. Lalu sedetik kemudian memulai kebiasaannya, menyalin pekerjaan rumah milik Nayeon.

"Aku juga heran" ujar Nayeon dengan tatapan sendu melirik ke benda bulat yang melingkar di pergelangan tangannya. "Aku heran kenapa waktu berjalan dengan sangat lambat sekarang. Oh tuhan, aku benar-benar tak tahan. Aku ingin segera keluar dari sini dan pergi ke kelas Chanyeol. Aku merindukannya!!"

Jihyo menghentikan kegiatan menulisnya, mendengus lucu lalu mengalihkan tatapan kesal ke arah Nayeon. "Pliss Nay, jangan buat drama queen disini!!"

"Ishhh...aku benar-benar merindukan
nya tau. Kemarin kami hanya bertemu sebentar dan tadi pagi kami belum bertemu sama sekali. Dia sekolah atau tidak? Apa keadaannya baik-baik saja? Dia hanya membaca pesan-pesan yang aku kirim. Astaga, aku bisa gila memikirkan itu semua!" jelas Nayeon lebay kemudian menundukkan kepalanya di meja. Ia bahkan tidak perduli rambutnya yang berantakan karena menutupi wajahnya.

"Aish" Jihyo menatap jijik melihat sikap Nayeon yang selalu berlebihan. Kapan gadis ini akan dibukakan pintu hati, batinnya.

Sebenarnya sudah beratusan kali Jihyo mengingatkan Nayeon jika ia tak akan mungkin bisa memiliki seorang Park Chanyeol. Pria angkuh dengan segala sikap dingin serta wajah datar yang selalu ia perlihatkan. Pria yang sangat jarang menarik sudut bibirnya untuk tersenyum bahkan untuk membuka lebar mulutnya saat bicara. Astaga, pria ini bahkan sangat irit bicara seakan suaranya memang sangat mahal untuk diperdengarkan.

One Step Two Step [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang