"Ah, akhirnya aku menemukanmu... Romeo ku..."
Chanyeol menatap sesosok gadis pemilik bola mata hitam gelap itu dengan pandangan datar. "Yeoja gila! Sudah berapa kali aku bilang, aku bukan Romeo mu! Aku Chanyeol! Park Chanyeol!!!"
"Tidak! Aku tidak mungkin salah. Kau Romeo ku dan aku adalah Juliet mu"
"Mengapa kau begitu keras kepala hah? Sudah aku katakan namaku~~"
Kata-kata Chanyeol terpotong saat kecupan lembut itu mendarat di dahinya. Ia menatap tak percaya pada gadis setengah tak waras dihadapannya ini. "Bersabarlah untuk mendengar jawabannya. Aku akan segera menemuimu di alam nyata"
Tepat setelah kata-kata itu terucap, Chanyeol merasakan tubuhnya ditarik paksa oleh kekuatan tak terlihat. Dan detik berikutnya yang ia tahu adalah...
Ia terbaring di sofa dengan posisi tidak elitnya.
"Sial, mimpi bodoh itu lagi" decak Chanyeol.
Rupanya Chanyeol langsung pulang ke apartemennya selepas menemui Nayeon. Pria itu terlalu lelah berpikir tentang yang akan terjadi padanya dalam seminggu ke depan hingga tanpa sadar pun tertidur di sofa dan mimpi yang akhir-akhir ini terus menganggu dirinya kembali berulah. Seperti tadi contohnya. Dan anehnya, yang membuat Chanyeol semakin bingung adalah tokoh utama wanita dalam mimpi-mimpi nya itu yang tak lain adalah...
"Mengapa selalu Nayeon yang datang dalam mimpi-mimpi bodoh itu?" batin Chanyeol, heran setengah mati.
'Aish'
'Drrrtt...drrrtt'
Ponsel Chanyeol bergetar di saku seragamnya. Lantas tanpa pikir panjang pria itu langsung meraihnya, menggeser tombol hijau di layar touchscreen ponsel.
"YEOLLIE!!!"
"Omo"
Chanyeol spontan menjauhkan kembali ponsel dari telinganya, melihat nama yang tertera dan tanpa sadar langsung mengumpat.
'Sial' desisnya.
"Kencan pertama malam ini jam tujuh malam oke! Jangan lupa jemput Nayeon di rumah! Sekarang Nayeon mau dandan dulu. Dahh...Nayeon cinta Chanyeol...muachh"
Bepp
Sambungan terputus setelah Nayeon mengoceh panjang lebar. Gadis itu bahkan tidak memberi kesempatan bagi Chanyeol untuk bicara.
"Apa? Jam tujuh?"
Arah pandang Chanyeol beralih melirik jam di dinding yang kini sudah menunjukan pukul hampir setengah enam sore.
"Aish, sial...harusnya besok perjanjiannya mulai berlaku. Kenapa malah minta sekarang" gerutu Chanyeol lalu melempar asal ponselnya. Dirinya pun beralih mengambil tas nya dan berniat masuk ke kamar dan mandi setelahnya.
'Drrttt...drtttt'
Ponsel Chanyeol kembali berdering, membuat Chanyeol yang baru akan beranjak menggeram tertahan. Pria itu dengan cepat mengangkat panggilan masuk dan mengarahkannya ke telinganya.
"Tunggu saja di rumah! Aku akan menjemput~~"
"Chanyeol-ah"
Alis Chanyeol bertaut mendengar sebuah suara yang ternyata bukan milik Nayeon. Seketika ekspresinya menjadi sangat datar dan juga dingin. Pria itu tidak menanggapi suara yang tadi menyebut namanya hingga si pemilik suara diseberang sana kembali melanjutkan ucapannya.
"Aku sendirian di rumah dan...aku sedang sakit"
***
"Apa kau yakin ini tidak terlalu berlebihan Ji"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Step Two Step [END]
Fiksi PenggemarIm Nayeon. Gadis gila kelahiran Seoul yang sayangnya kecantikannya amat sulit untuk dielakkan. Berulang kali Park Chanyeol bersikap acuh dan tidak peduli, berulang kali pula Nayeon tetap mengejarnya. Stalker? Fans? Sasaeng? Oh tidak.. Entahlah Chany...