Kadang yang dihina bisa lebih
sukses dari yang menghina.
~~~Kepala Chelsea terasa sakit dan juga pusing. Chelsea memilih untuk beristirahat sebentar.
Chelsea tertidur dengan tenang, hingga tidak sadar jika ada seseorang yang masuk kedalam kamarnya.
Gevan menatap Chelsea. Terdapat luka lebam, sepertinya akibat tamparan Rara dan ketiga temannya. Gevan menyelipkan beberapa helai rambut Chelsea ke daun telinganya. Gevan juga mengelus pipi Chelsea dengan sangat halus.
Chelsea tersentak karena merasakan ada yang mengelus pipinya. Gevan merasa Chelsea akan bangun segera pergi dengan pelan-pelan. Saat berhasil menggapai pintu, Chelsea keburu bangun dan menatap Gevan secara bingung.
"Gevan," panggil Chelsea.
Gevan memejamkan matanya. Mampus, lagian gue bego banget. Rutuk Gevan dalam hatinya.
Gevan menoleh dan menatap Chelsea yang juga saat ini sedang menatapnya.
Gevan menyengir kuda. "Eh...emm... tadi gue habis nengok lo... eh salah maksud gue, gue habis liat lo...eh bukan-bukan. Anjir gue lagi ngapain ya?" Gevan mengacak rambutnya prustasi.
"Kok lu gak jelas ya?" Tanya Chelsea dan menghampiri Gevan. "Minggir gue aus," titah Chelsea kepada Gevan yang memang berdiri di pintu.
Gue selamat, alhamdulillah. Batin Gevan dengan lega.
☆☆☆
Arfan yang baru saja turun dari tangga hendak mengambil makanan di dapur menghentikan niatnya dan menghampiri Chelsea dan Sasa yang sedang menonton drama Korea di televisi.
"DraKor lo tontonin," cibir Arfan yang duduk disamping Chelsea.
"Daripada vidio tidak berfaedah yang gue tontonin." Balas Chelsea namun matanya masih sibuk menatap layar televisi.
"Emang apa faedahnya coba lo nonton kayak gitu. Dapet pahala nggak, dosa mah ia."
"Banyak emang lo pikir buat apa gua nonton draKor kalo gak ada faedahnya. Cik atuh mikir kusia. Lo bilang gua nonton draKor dosa? Terus apa bedanya sama lo yang main game seharian? Emang lo pikir itu juga gak dosa." Timpal Sasa dengan wajah garangnya.
Arfan diam, dia kalah telak jika beradu agumentasi dengan Chelsea dan Sasa.
"Gausah ribet, kadang yang dihina bisa lebih sukses dari yang menghina. Jadi gak usah so-soan ngehina." Balas Chelsea setelah itu mengambil remot dan mematikan televisi. Chelsea beranjak dan masuk ke dalam kamarnya.
Perusak mood. Tidak bisakah sehari saja tidak ada yang menganggu ketenangan hidupnya. Chelsea lelah berdebat terus-terusan.
☆☆☆
Setelah bel istirahat berbunyi, Chelsea segera pergi menuju kantin sebelum kantin ramai.
Terlihat ada banyak tempa duduk yang kosong, karena baru sebagian murid yang baru kekantin. Chelsea memilih tempat duduk yang terletak dipojok belakangan. Biasanya ini tempat lelaki, namun Chelsea tidak peduli.
"Ch-el,"panggil Sasa yang mengampiri Chelsea dengan napas terengah-engah.
"Napas dulu pea, habis ngapain sih ampe kayak gitu?"
"Gue ngejar lu beloon. Gue dari tadi manggil lo tapi lo gak ngedenger." Kesal Sasa.
"Sebenernya gue ngedenger, tapi gue lapet ya jadi gue gak nyaut lo." Jawan Chelsea dengan wajah tak berdosanya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/149392879-288-k476125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH YOU
Teen FictionChelsea mendekatkan dirinya kepada Gevan. Jarak mereka tinggal tiga langkah. "Lo-- lo gila?" "Cuman lo orang yang paling gak tau diri dan gak punya rasa bersalah!" "Dan lo orang pertama yang paling gila yang pertama gue temuin" Tatapan keduanya...