Bab4: second Riana?

937 74 2
                                    

Aku dan Risa berbincang bincang sangat lama karena menunggu sinar matahari menyinari bumi.

Stelah aku menunggu matahari terbit bersama Risa, kami berdua pulang ke kost Risa, dan kebetulan waktu menunjukkan pukul 06.00 AM. Kami melihat kakak Risa sedang menunggu di depan pintu sambil memeluk ranselnya.

"Eh Kak, udah pulang ternyata, hehe. Dari kapan kakak ada di sini?" Risa terkekeh.

"Dari jam 5 tau gak?! Dari mana aja kamu? Kamu kok gak bawa handphone? Pas kakak telpon, eh suara handphone kamu ada di dalam, kamu sukses membuat kakak khawatir Risa" ucap kakak Risa.

"Udah marahnya? Nih, aku bawa kunci" Risa menunjukkan kuncinya dan membuka pintu kostan miliknya. Dan aku dan kakak Risa masuk kedalam.

(Ngomong ngomong tentang kakaknya Risa...
Dia itu namanya Putri, tapi lebih sering di sebut Puput. Dia orang cantik, agak sipit, rambut coklat, hidung gak terlalu mancung, pokoknya dalam fisik Hampir mirip dengan Risa, terkecuali, kakak Risa itu berkata mata.
Jika dalam sikap, dia baik, terjaga, tegas, gampang marah, mungkin dalam sikap 180° berbeda dengan Risa)

Saat Risa membuka pintu, dia melotot dan dia mulai memasang wajah ketakutan lagi ke dalam kosannya, diam seperti orang yang membeku.
Aku merasa heran dengan apa yang Risa lihat, aku membuka pintu itu lebih lebar lalu melihat ke dalam kamar, dan setelah kulihat...

"Oh! Ya ampun! Ada apa yang terjadi?" Aku kaget karena ruangan di sini berantakan, pigura Poto hampir semuanya pecah, bantal berserakan, pokoknya! lebih parah dari pada kapal pecah!

"Aku tidak tau kath" Kak Puput memasuki kosannya lalu memegang keningnya karena dia bingung. "Risa, sebaiknya kau jangan memasang wajah seperti itu! Aku tidak suka itu! Karena ekspresimu seperti orang yang sedang di rasuki sesuatu!" Kak Puput menepuk bahu Risa. lalu Risa tidak lagi memandang wajah seperti itu.

"Iya kak Maaf, sebaiknya kita bereskan kekacauan ini" Risa meletakkan jaketnya di bawah lantai. Dan kak Puput mengangguk.

"Aku juga mau membantu yah?" Aku membawa majalah majalah yang berserakan di lantai, dan Risa dan Kak Puput mengangguk.

"Ris, Kak Puput, setelah ini aku pulang yah? Takut di omelin Mamah gara gara gak ngurus Riana" ucapku sambil ngengambil pecahan kaca di lantai.

"Sipp!"

★★★★★

"Riani, apa yang kamu lakukan pada kakak?" Riana sedang duduk di ruang tamu sambil berbicara dengan boneka Riani nya itu. Lalu dia meletakkan telinganya di depan mulut boneka Riani. "Aaah, kamu jangan lakukan itu lagi, kakak sangat shock saat itu, kasihan kakak!" Tanpa Riana sadari, ternyata ayahku mengawasinya dari tadi, ayahku merasa cemas karena kelakuan adik perempuanku itu, ayahku menepuk pundaknya lalu mengusap kepala Riana dengan halus.

"Riana, tumben pagi pagi udah bangun"

"Aku menunggu kakak pulang yah..."

"Kakak pulangnya agak siang, tunggu sambil tidur ya?"

"Nggak ah" ucap Riana, tapi ayahku meresponnya dengan senyuman.

"Kata kakak kamu, kamu harus tidur dulu, nanti pas kamu tidur kakak kamu bakalan ada di samping kamu" ayahku membuat alasan agar Riana kembali tertidur.

"Serius yah?" Riana bersemangat setelah mendengar omongan ayah, dan ayah mengangguk sambil tersenyum pada anak bungsunya itu. "Yeee, akhirnya kakak sayang padaku lagi!" Riana berdiri dan berlari ke kamar sambil membawa boneka Riani di tangannya.

My Indigo Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang