Shit! Shit! Shit!
Aldy berkali-kali mengumpat dalam batinnya yang tersiksa.
Keberuntungan atau kesialan bagi Aldy, dihari pertamanya di Indonesia Ia justru di dera godaan sekeji ini.
Aldy bukanlah pria mesum, bahkan terbilang setia pada wanita.
Tapi apa yang terpajang di matanya saat ini bukanlah sesuatu yang bisa di tahan oleh pria manapun. Begitu pula Aldy dan sesuatu dibawah sana yang tanpa Ia sadari telah sesak, mengeras.
Wanita itu menyampingkan rambut pirang bergelombangnya ke sisi yang tak dapat di jangkau Aldy. Saat itulah pandangan Aldy semakin sulit untuk dialihkan. Entah sengaja atau tidak, namun dalam waktu yang tidak sampai satu menit dan na'asnya tanpa sentuhan sedikit pun wanita itu telah berhasil menaikkn hormon kejantanannya.
Garis leher wanita itu tegas namun lembut, dari jarak yang tidak terlalu dekat ini, Aldy dapat mencium aroma body mist wanita itu. Perpaduan aroma vanilla dan manis cherry pikirnya. Aldy menelan liurnya seolah Ia baru saja menggerayangi leher itu dengan lidahnya yang kasar dan basah.
Tak berhenti disana, matanya sendu menyentuh lembut bahu mungil namun atletis itu. Pangkalnya bahkan memantulkan cahaya merona membentuk sudut yang sangat indah. Setetes air meleleh lembut dari sudut itu, membuat Aldy tak tahan untuk menyesapnya.
Kepalanya semakin pusing melirik apa yang lebih menantang dibawah sana. Sebuah payudara mencuat manja dibalik gaun putih mini itu. Putingnya terlihat samar karena masih tertutup segaris kain. Aldy berharap angin sedikit bertiup di sana, lalu kain yang bergantung itu menyingkir dari sana.
Tangan Aldy mengenggam geram, telapak tangannya gatal geli ingin menyentuh setiap senti kulit wanita itu.
Jari wanita itu kemudian bergerak lembut seperti penari, menaikkan lengan bajunya yang tadi terbuka, menutup keberuntungan Aldy yang berdiri di sampingnya.
Semua kenikmatan seketika lenyap. Aldy pun tersadar dan seketika memutar kepalanya menghadap jalan. Jantungnya masih memburu di dalam sana. Nafasnya tersekat di balik helm hitam yang menutupi wajahnya.
Aldy tak berani menatap wanita itu untuk kedua kalinya. Takut jika Ia kepergok memperkosa tubuh mungil itu dengan matanya.
Hujan mereda.
Wanita yang sedari tadi sibuk menelpon rekannya, kini beranjak dari sisi Aldy. Ia melewati Aldy dengan jaket dan helm yang telah menutupi separuh wajahnya, hanya bibir berisinya yang terlihat. Dan lagi-lagi Aldy tergoda karenanya.
Sepeninggal wanita itu Aldy berusaha mengatur kembali pikirannya.
Apa yang baru saja aku pikirkan?
Ada apa dengan pikiran dan tubuh ini?
Kemudian pikirannya teringat akan seseorang yang beberapa menit lalu dengan mudahnya Ia lupakan. Bahkan tidak ada perasaan trauma seperti yang Ia rasakan pada wanita lainnya.
Wanita itu.. Siapa dia sebenarnya?
Mengapa berada di dekatnya sebentar saja mampu membuat ku lupa dengan rasa sakit?
Pikiran itu bersiteru di dalam kepalanya. Di satu sisi mengingatkan rasa sakit karena pengkhianatan. Di sisi lain penasaran dengan sosok wanita menggoda itu.
Menghentikan perseteruan itu, Aldy beranjak dari tempat terkutuk itu. Tempat yang membuat setan di tubuhnya bangun dari tidur panjang.
Aldy berharap suatu saat mereka akan bertemu lagi. Dan saat itu tiba, Ia tak ingin lagi terpana oleh tubuh itu, melainkan mengenal wanita itu seperti perkenalan pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble With First Love
RomanceFirst love never forgotten First love never ending It's true Find out in this story