---
"Aku pulang~"
"Ah, putra gantengnya bubu sudah pulang. Adudu kuyu sekali dirimu nak, apa ada yang membuat suasana hatimu buruk ?"tanya Luhan yang kini menghampiri putra semata wayangnya yang baru pulang dari sekolah dengan raut wajah lesunya, mengusap pipi gembil itu lembut. Si sulung tak menjawab, malah memeluk pinggang sang bubu erat membuat wanita imut yang mengalahi marmut tetangga sebelah itu bingung. Ada apa gerangan dengan si sulung ?
"Oh Seokjin..."
"Bubu, Jin mau adik bayi seperti Junjun dan Yoon..."
EHH ?!
"Jin mau adik bayi ?"apa Luhan tak salah dengar ? Putra tampannya yang lebih tampan dibanding suaminya yang katanya lebih tampan dari para orang tampan itu minta adik ? Yang benar saja ?! Melihat anak tetangga yang baru berumur sebulan saja dia sudah gemas untuk menggelindingkannya dari bawah kasur apalagi adiknya sendiri, bisa meregang nyawa sebelum si kecil tahu kejamnya kehidupan. Luhan ngeri sendiri memikirkannya.
"Minta yang lain saja ya, mobil-mobilan baru atau rumah barbie. Kayak punya Ken temanmu ituloh sayang."bujuknya sembari membawa tubuh montok bocah lelaki berumur 5 tahun itu kedalam gendongannya, membawanya menuju ruang tengah lalu memangkunya disofa. Si bocah tampan menggeleng kuat lalu merengek membuat sang ibu meringis.
"Tidak mau! Jin ini lelaki sejati macam abu Thehun bukan seperti Ken yang setengah matang!"serunya tak terima dirinya disamakan dengan teman sebangkunya yang bertulang lunak, sang ibu terkekeh. Anaknya tangguh juga pendiriannya, tapi Oh Luhan tidak akan kalah. Ia masih punya banyak cara. Ayolah, baru beberapa minggu lalu wanita imut itu memasang alat penunda kehamilan masa harus dilepas lagi ? Rugi dong. Enak di Sehun lemas di dia ya kan ? Iya kan saja biar Luhan senang.
"Peliharaan baru bagaimana ? Puppy di Pet Shop paman Suho lucu-lucu, bubu ijinkan kali ini"bujuknya lagi dan lagi-lagi mendapat penolakan dari Oh Seokjin.
"Tidak mau anak anjing! Maunya adik bayi! Yang berliur menggemaskan dan memakai popok! Yang lucu dan gendut macam Chimy adiknya Yoon dan periang macam Tata adiknya Junjun. Aku mau bubu, Jin mau adik bayi. Jin bosan main sendirian..."
"Kan bisa main dengan Hosiki, dia kan lucu juga... badannya bohai lagi."bujuk sang ibu mengingatkan putranya kalau sang tetangga punya bayi lucu dengan senyuman sehangat mentari dipagi hari, Luhan ingin punya yang seperti itu juga. Si sulung menangis kencang.
"Tidak mau, Hosiki kalau nangis berisik. Senyumnya kaya kuda poni."Luhan sweetdrop, jika tetangganya tahu bisa dibom rumah keluarga Oh. Putra mahkotanya dihina seenak jidat lebar Oh Sehun. Benar-benar.
"Yakin mau punya adik bayi ?"tanyanya diangguki semangat oleh Jin yang sibuk menyeka ingus membuat bubunya jijik tapi ditahan, masa sama anak jijik sih ? Ibu macam apa si Luhan ?
"Memang mau adik yang seperti apa ?"
"Ituloh bu, yang punya gigi kelinci dan berbokong aduhai seperti bubu."
"Hey!"
Aduh anak jaman sekarang, ada-ada saja maunya.
"Mau ya bu, please~"
Tidak, Luhan kuat iman. Tak mempan dengan rayuan pulau kelapa.
"Bubu, Jin nangis nih... huuuueeeee..."
Aduh gawat, bisa kena amukan Sehun kalau buat anak kesayangannya nangis. Tidak terimakasih, bisa tidak jalan seminggu dia.
Luhan diam, Jin menunggu dengan penuh harap.
"Huh, baiklah..."
"Apa bu, apa bubu mengatakan sesuatu ?"tanya si sulung sembari mengorek telinganya dengan kelingking mungilnya, Luhan menghela nafas.
"Bubu akan mengabulkannya setelah mendapat persetujuan ayah ya."ujar Luhan pasrah, Jin berlonjak kegirangan bahkan mengajak Nochu--kucing putih peliharaan sang bubu untuk ikut berselebrasi dengannya. Luhan geleng-geleng kepala.
Sekarang apa yang harus bubu Lulu lakukan ?
"Moshi-moshi, Baekhyun disini."
"Nona Baekhyun, bisakah kita bertemu ? Aku ingin berkonsultasi."ujar Luhan pada seseorang yang tengah dihubunginya, seorang dokter kandungan yang menanganinya saat ia mengandung Seokjin atau membantu memasangkan alat penunda kehamilan.
"Iya, tentu saja nyonya Oh. Kau bisa menemuiku diklinikku atau dirumah sakit. Aku praktik sampai jam 3 sore ini."Luhan menghela nafas panjang lalu mengutarakan keinginannya yang membuat sang dokter terkejut mendengarnya.
"Begitu rupanya, sebenarnya tidak masalah kok Nyonya Oh. Akan ku beritahu selengkapnya saat kita sudah bertemu dikafe ya."
"Baiklah, mohon bantuannya nona Baekhyun."ucapnya lalu sambungan terputus, ia kembali menghela nafas, melirik sang putra yang sibuk memakan puding cokelatnya.
Semoga keputusannya benar.
"Mungkin sudah waktunya aku dan Sehun menambah anggota baru dikeluarga Oh."
TBC
Mau dilanjut ? Voment dulu dong, chingu-nim.
Gomawo 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Bayi (Baby Kookie)
FanfictionKeluarga kecil Oh tengah menunggu anggota baru mereka hadir, semuanya antusias apalagi si sulung yang tak sabar untuk pamer pada sahabatnya kalau ia juga akan punya adik yang lucu. Bagaimana kisah mereka ? Apa kenyataan akan sesuai harapan ? Nantika...