• Be There For You 01

5.6K 333 27
                                    

Seorang gadis dengan pakaian seragam sekolah yang masih melekat sempurna ditubuhnya, menatap ke arah langit yang mulai mendung, menandakan hujan akan turun sebentar lagi.

Menggunakan tas punggungnya sebagai bantal, hampir sepuluh menit sejak pulang sekolah, gadis itu berbaring diatap sekolah seorang diri. Kedua matanya terpejam perlahan, menikmati semilir angin yang mulai berhembus menerpa wajahnya.

Baru saja beberapa detik gadis itu menutup matanya, ia mendengar beberapa derap langkah kaki mendekatinya, namun gadis itu masih enggan membuka kedua matanya.

"Hoi! Hoi! Hoiii... siapa disana? Ah Kim Winter ternyata" panggil pemuda bersurai hitam pekat pada gadis itu.

"Akan kujahit mulutmu jika kau berisik lagi Lee Haechan, pergilah" usir Winter pada pemuda yang baru saja memanggilnya.

Haechan, pemuda itu sama sekali tak menanggapi usiran Winter, melepas tas punggungnya dan ikut berbaring disamping gadis itu dengan tas punggung sebagai bantalan.

Winter membuka kedua matanya dikala merasa ada yang menutupi bagian paha nya. Menatap jaket hitam yang baru saja mendarat diatas paha nya, gadis itu sudah tau siapa pemilik dari jaket tersebut.

"Sudah kubilang tutup pakai apapun jika kau ingin baring disini" peringat pemuda bersurai merah muda untuk kesekian kalinya pada Winter.

"Lagi pula tidak akan ada yang naik selain kalian" sahut Winter, kembali memejamkan mata.

"Percuma berbicara dengannya Jaemin, gadis batu itu tidak akan mengerti sampai kapanpun" ujar pemuda bersurai blonde, mendaratkan bokongnya disamping Haechan yang sudah ikut memejamkan mata.

Jaemin mendudukkan dirinya disamping Winter sembari membenarkan letak jaketnya diatas paha gadis itu.

"Jika pria lain yang melihatmu seperti ini, maka kau akan dalam bahaya" ucap Jaemin setelah membenarkan letak jaketnya.

"Aku tidak akan dalam bahaya selama bersama kalian" balas Winter seraya tertawa kecil, masih dengan mata terpejam.

"Kita tidak akan selamanya bersama, Winter" Winter membuka kedua matanya, menatap tetangga sekaligus sahabatnya yang kerap dipanggil Jeno.

"Hm, aku tau" jawab Winter seadanya, kemudian mendudukkan dirinya. Menatap Haechan yang sepertinya sudah terlelap dalam tidurnya, pemuda itu sungguh cepat lelap dimanapun.

"Yak!" Protes Jeno dikala Winter mengambil sesuatu yang baru saja ia keluarkan dari dalam kotak pensilnya.

"Sejak kapan kau menggunakan barang terkutuk ini?" Tanya Winter, mengangkat rokok yang baru saja ia rebut.

"Kembalikan" titah Jeno, sedikit kesal.

"Tidak, kau hanya akan merusak kesehatanmu, berhenti sebelum kau kecanduan"

Jeno mengangkat kedua bahunya, lalu mengambil sebatang rokok lagi dari dalam kotak pensilnya.

"Lee Jeno!"

Jaemin menahan pergelangan Winter saat gadis itu hendak merebut batang rokok lainnya dari tangan Jeno.

"Satu batang untuk satu bulan tidak akan menganggu kesehatan" ucap Jaemin sembari tersenyum manis, lalu mengambil rokok ditangan Winter.

"Kau!" Winter menatap tak percaya ke arah dua sahabatnya, sejak kapan keduanya mulai menghisap barang terkutuk itu?.

"Yak! Lee Haechan! Apa kau juga sama seperti mereka?" Tanya Winter sembari memukul dada Haechan.

Haechan sama sekali tak menjawab, ntah pemuda itu sungguh-sungguh sudah lelap ke alam mimpi atau hanya sekedar pura-pura agar tidak menjawab pertanyaan Winter.

"Apa kau tau? Katanya dengan merokok, kau bisa merasa lebih baik" ujar Jeno, menghembuskan asap dari mulutnya, menatap ujung rokok yang menyala merah.

"Orang bodoh mana yang berbicara seperti itu" sinis Winter, mengibas asap rokok Jeno yang mengenai wajahnya.

"Tapi faktanya memang begitu" timpal Jaemin, hendak menyalakan rokoknya, namun ia urungkan niatnya dikala melihat Winter sedikit terbatuk karna asap rokok Jeno.

Otomatis Jeno mematikan putung rokoknya dan mengibas udara disekitarnya.

"Ah sial! Bau nya sangat mengerikan" umpat Winter sembari mencium rambutnya yang sudah bau asap.

Jaemin mendekatkan dirinya, ikut mencium rambut gadis itu.

"Tidak separah itu" ucap Jaemin, mengendus-endus area leher Winter.

"Mau pulang bersamaku atau tidak?" Tanya Jeno, beranjak dari duduknya seraya membenarkan tas punggungnya.

Winter mengangguk sebagai jawaban, mengangkat jaket milik Jaemin dari paha nya dan mengembalikan jaket tersebut pada pemiliknya.

"Pakai saja, sebentar lagi hujan" ujar Jaemin tanpa ekspresi, memakaikan jaketnya pada Winter.

Tentu saja Winter menerima jaketnya dengan senang hati, lagipula Jaemin tidak akan kebasahan jika hujan turun ditengah jalan, mengingat ia selalu dijemput oleh supir pribadinya, begitu juga dengan Haechan.

Bisa dibilang, diantara keempatnya, Jaemin dan Haechan adalah manusia paling beruntung, memiliki keluarga yang bahagia dan hidup lebih dari cukup.

Berbeda dengan Jaemin dan Haechan. Jeno dan Winter tinggal di rumah susun sederhana. Jeno beserta keluarganya sudah tinggal lama di rumah susun itu, sedangkan Winter, baru saja tinggal di rumah susun itu lima tahun yang lalu. Sejak sang Kakak, Kim Doyoung mengalami lumpuh total, yang menyebakan pria itu hanya bisa duduk diatas kursi roda.

Untuk keluarga? Jeno selalu saja ditinggal seorang diri oleh sang Ayah, untuk Ibu nya, beliau sudah dipanggil lebih dulu oleh sang penciptanya dua tahun lalu. Sedangkan Winter, ntahlah, gadis itu hanya bisa merasa kata 'Keluarga' yang sesungguhnya itu ada saat sang Kakak masih baik-baik saja.

Terkadang gadis itu merasa sangat marah pada sang Kakak, dulu keluarga mereka adalah keluarga yang sangat bahagia dan hidup berkecukupan, namun, itu semua berubah, tepatnya lima tahun lalu. Keluarga Kim harus mengalami penurunan ekonomi untuk pengobatan putra mereka. Sejak saat itu, Kim Baekhyun dan Kim Taeyeon selalu meributkan segala hal, bahkan pada hal kecil sekalipun.

"Mau menginap ditempatku saja?" Tawar Jeno, membuyarkan lamunan Winter. Saat ini keduanya sudah berada di dalam bus.

Jeno tau, gadis itu tidak ingin kembali ke tempat yang disebut rumah lebih awal. Winter menurunkan pandangannya ke arah pinggangnya, tangan kekar milik Jeno sudah bertengger disana ntah sejak kapan. Menahan tubuh gadis itu agar tidak oleng selama mereka berada didalam bus, menuju perjalanan pulang.

"Tidak... Aku harus menyelesaikan semua tugas dari Pak Taeil" jawab Winter, menyandarkan kepalanya di dada bidang Jeno.

Orang-orang yang melihat keduanya, mungkin akan beranggapan keduanya adalah sepasang kekasih. Sayangnya mereka hanyalah sahabat yang saling membutuhkan satu sama lain, tanpa menyadari perasaan mereka.

"Apa paman Lee tidak pulang lagi?" Tanya Winter pelan.

Jeno hanya berdehem sebagai jawaban, mempererat pegangannya pada tiang bus sekaligus pinggang Winter saat bus tiba-tiba berhenti.
























Oke segini dulu, ni keknya ga bakal masuk notif ceritanya, soalnya gua bikin ini pake bekas work sebelumnya yang udah pernah di publish 😭🤌🏻 , btw gua pen nyoba yang sedikit berbeda kali ini.

BE THERE FOR YOU - Jeno X Winter X JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang