F

10 3 1
                                    

Sepulang dari rumah Nana, Glen memutuskan untuk jogging.

Memilih taman dekat komplek untuk area lari, mengenakan celana training ukuran sebetis dengan kaos club bola kebanggaan.
Real madrid. Membungkus tubuh kekar nya, pas.

Tak lupa juga dengan headphone biru gelap, membuat Glen semakin terlihat tampan.

Glen terus berkutik dengan ipod nya, mencari lagu yang sedang ingin ia dengar.

Tanpa memperhatikan jalan, sambil sedikit berlari. Glen tak kunjung menemukan lagu yang ia cari. Ah sial.

"Aww.." Rachel meringis merasakan telapak tangannya yang memanas karena menyentuh aspal.

"Eh sorry sorry, ngga sengaja" ucap Glen
"Rachel?" Sambungnya

"G-glen?" Sambung Rachel

"Sorry El, gue bener bener ngga sengaja" ucap Glenn sambil menuntun Rachel duduk di bangku taman.

"Ngga apa apa kok Glen, aku malah seneng bisa ketemu kamu lagi" ucap Rachel sambil tersenyum manis
"Aku kangen kamu Glen" sambungnya

"Lo udah ngga apa apa kan El? Kalo gitu gue lanjut lari dulu ya. Sekali lagi, sorry" pamit Glen. Jengah

Glen pun kembali berlari, tanpa memperdulikan wajah terkejut Rachel atas sikap dingin Glen. Namun baru beberapa langkah..

"Aww.." pekik Rachel

.


Nana tertidur didepan tv masih dalam rangkulan Kak Aldo.

Aldo tak henti hentinya memandang wajah cantik Nana, ia menyingkirkan rambut Nana yang menutupi wajah karena posisi Nana yang sedikit meunduk.

Kemudian Aldo menengadahkan kepala Nana, hingga terlihat jelas leher mulus Nana.

Aldo membelai pipi Nana, ia begitu tergila gila dengan gadis didepannya itu. Aldo menikmati aroma leher Nana, Nana menggeliat dan membuka matanya, Aldo kembali menghadap ke tv seakan tidak terjadi apapun.

"Ko bangun Na? Volume tv nya kekencengan yah?" Tanya Aldo pura pura merasa bersalah.

"Engga kak. N-Nana cuma haus"

"Oke. Bentar, kakak ambilin"
"Nih, Na.."

"Makasih kak" ucap Nana sambil menerima gelas dari Aldo.

Aldo tersenyum. Manis


"Nana mau ngga jadi pacar kak Aldo?" Tanya Aldo to the point

Uhuk uhukkk

Nana yang sedang minum terkejut. Kaget sekali, kakak sahabatnya ini tengah menembaknya? Hell!

Aldo mengambil gelas yang dipegang Nana dan membelai pipinya.

Aduhh Caca mana sihh. Batin Nana


Tanpa Nana ketahui, Caca sedang tertidur lelap dikamarnya.
Setelah memikirkan Nana itu tqmu nya siapa?

Lantas ia termenung, dan yahhh. Tertidur.



"Gimana Na?" Tanya Aldo memastikan

"Ehh... Nana.. Nana.. bingung kak." Ucap Nana gugup

Cup

Aldo mencium pipi Nana, Nana mematung terkejut atas apa yang dilakukan Kak Aldo.

Gengerti, sumpah!


Nothing, Nana My EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang